Bagaimana Penjelasan Ilmiah Pada Tubuh Setelah Meninggal Dunia?
Secara alami, tubuh orang yang meninggal tersebut akan terurai menjadi bahan organik yang lebih sederhana melalui proses biologis maupun kimia.
TRIBUNNEWS.COM -- Setelah manusia meninggal dunia, secara fisik tubuhnya akan berubah dan mengalami pembusukan.
Secara alami, tubuh orang yang meninggal tersebut akan terurai menjadi bahan organik yang lebih sederhana melalui proses biologis maupun kimia.
Proses tersebut bisa berlangsung cukup lama hingga bertahun-tahun.
Meski demikian proses tersebut dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.
Lantas, apa yang terjadi pada tubuh setelah meninggal dunia? Dilansir dari BBC Science Focus, Kamis (7/4/2022) peningkatan suhu dapat mempercepat reaksi kimia dalam proses pembusukan tubuh usai meninggal dunia.
Baca juga: Mengapa FosilBisa Awet Selama Ribuan Tahun?
Sebaliknya, tubuh akan tetap awet lebih lama, ketika suhu di sekitarnya lebih dingin.
Selain itu, proses lamanya pembusukan juga dipengaruhi bagaimana tubuh dikuburkan di tanah.
Studi yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information tahun 2020, menunjukkan bahwa mayat dapat bergerak selama proses pembusukan.
Para peneliti menemukan gerakan terjadi di seluruh anggota badan setelah kematian, termasuk pada tahap dekomposisi lanjut.
Mereka mencatat, lengan bergerak dari posisi bawah ke posisi peregangan di kedua sisi.
Baca juga: Cerita pemburu fosil temukan kapak purba hingga kerangka mamut di Inggris
"Kami pikir gerakan itu berhubungan dengan proses pembusukan, saat tubuh menjadi mumi dan ligamen mengering," ujar penulis studi, Alyson Wilson.
Tahapan perubahan tubuh setelah meninggal dunia
1. Rigor mortis
Pada tahapan pertama ini, tubuh yang baru saja meninggal dunia masih "segar", yang dapat berlangsung selama sepekan.
Salah satu perubahan pertama yang terlihat adalah kemunculan pallor mortis. Kondisi tersebut terjadi ketika tubuh mulai pucat, lantaran kurangnya sirkulasi dan darah berhenti mengalir melalui kapiler.
Pallor Mortis biasanya dialami tubuh sekitar 15 menit setelah kematian.
Adapun tahapan rigor mortis terjadi sekitar dua hingga enam jam setelah seseorang meninggal dunia. Selama fase ini sel-sel rusak karena kekurangan oksigen.
Kemudian, tubuh menjadi lemas karena proses proteolisis yaitu penguraian protein dan menyebabkan hilangnya kekakuan.
Baca juga: Ilmuwan China Temukan Fosil Mengandung DNA, Terbuka Peluang Kloning Dinosaurus
Umumnya tahapan rigor mortis akan terjadi selama 36 jam, lalu dilanjutkan fase berikutnya yang dikenal sebagai kelemahan sekunder atau secondary flaccidity.
Ketika tubuh dikuburkan, 10 menit setelahnya serangga yang hidup di tanah akan mengerubunginya.
2. Kembung
Selanjutnya adalah tahapan di mana perut menjadi kembung, karena bakteri di usus tidak bisa lagi dikendalikan, mulai bereproduksi, dan memakan tubuh manusia.
Menurut studi yang dilakukan tim The Human Microbiome Project, dalam tahapan kedua setelah meninggal dunia, bakteri di usus membutuhkan waktu sekitar 58 jam untuk menyebar ke hati, limpa, jantung, hingga otak.
Sehingga menghasilkan gas yang menyebabkan perut kembung. Di wilayah beriklim sedang, perut kembung akan terjadi selama dua sampai tiga hari setelah meninggal dunia.
3. Kulit mengelupas
Setelah mengalami penumpukan gas dan menyebabkan kembung, tekanan di dalam tubuh turut meningkat setelah meninggal dunia. Akibatnya, cairan di antara lapisan kulit terdorong dan membuat lapisan kulit luar mengelupas.
4. Marbling
Tanpa asupan oksigen yang cukup untuk mengikat, hemoglobin dalam darah otomatis mengikat belerang sebagai gantinya.
Hal ini dilakukan untuk mengisi pembuluh darah arteri dan vena dengan zat tersebut. Pada akhirnya, daging yang melekat di tubuh manusia memasuki tahapan marbling.
Untuk diketahui, marbling adalah istilah untuk pola khusus dan halus dari jaringan lemak pada serabut otot. Disebut marbling karena guratan pada daging mirip dengan pola pada marmer.
5. Keluarnya organ dari dalam tubuh
Adanya peningkatan tekanan menyebabkan cairan tubuh maupun organ cair keluar, dari setiap lubang yang tersedia.
Misalnya, bola mata bisa lepas dari rongganya begitu pun pada organ lainnya.
6. Munculnya belatung
Ketika meninggal dunia dan tubuh disemayamkan, bahan kimia yang dikeluarkan oleh tubuh menarik perhatian serangga seperti lalat.
Hewan ini nantinya bertelur di tubuh maupun lubang-lubang yang ada.
Dengan demikian, belatung dari telur lalat akan menetas dan mulai memakan daging serta organ tubuh.
7. Berkumpulnya serangga
Tak hanya lalat, serangga lain termasuk kumbang juga berkumpul di sekitar tubuh mayat.
Bahkan, hewan-hewan kecil di tanah ikut memakan daging yang melekat di tulang.
8. Skeletonisasi
Tahapan perubahan tubuh setelah meninggal dunia terakhir adalah skeletonisasi, yang terjadi saat jaringan lunak hilang sepenuhnya.
Fase ini menyebabkan pemutihan dan pengelupasan tulang, yang dimulai sekitar sembilan bulan setelah terpapar berbagai hal.
Faktor lingkungan seperti angin, hujan, erosi dan abrasi akhirnya membuat tulang mengalami disartikulasi selama bulan-bulan, maupun beberapa tahun setelahnya. (Zintan Prihatini/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Terjadi pada Tubuh Setelah Meninggal Dunia? Sains Jelaskan"