Sabtu, 4 Oktober 2025

Fenomena Astronomis Desember 2021 Pekan Ketiga: Konjungsi Bulan-Pleiades hingga Pollux

Berikut fenomena astronomis pekan ketiga Desember 2021 yang dirilis oleh LAPAN, mulai dari Konjungsi Bulan Pleiades hingga Konjungsi Bulan Pollux.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Instagram LAPAN
Berikut fenomena astronomis pekan ketiga Desember 2021 yang dirilis oleh LAPAN, mulai dari Konjungsi Bulan Pleiades hingga Konjungsi Bulan Pollux. 

Selama retrograd, Venus masih bisa diamati hingga 3 Januari 2022.

Keesokan harinya (4 Januari), Merkurius tidak dapat diamati selama 10 hari dikarenakan sudut pisah yang cukup kecil dengan Matahari.

Venus baru dapat diamati kembali pada tanggal 14 Januari 2022 ketika fajar, sehari sebelum retrograd berakhir.

5. Puncak Hujan Meteor Leonis Minorid Desember: 20-21 Desember

titin 17 des 7
Puncak Hujan Meteor Leonis Minorid (Edukasi Sains Lapan)

Leonis Minorid Desember adalah hujan meteor minor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat konstelasi Leo Minor.

Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu komet hiperbolik C/1739 K1 (Zanotti).

Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak awal senja astronomis (50 menit setelah terbenam Matahari) wkatu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari dari arah Timur Laut hingga Utara.

Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia mencapai 3,8-4,6 meteor/jam.

Pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya di sekitar medan pandang.

Hal ini dikarenakan intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle (skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul).

Intensitas hujan meteor ini juga akan sedikit berkurang dikarenakan Bulan berada di ketinggian 45 derajat dekat konstelasi Gemini saat titik radian sedang terbit.

6. Solstis Desember: 21 Desember 2021

Solstis
Solstis Desember (Edukasi Sains LAPAN)

Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari adalah posisi ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi.

Sedangkan, jika diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan Bumi bagian Selatan akan terlihat "mendekat" ke arah Matahari.

Oleh karenanya, pengamat yang berada di Garis Balik Selatan akan melihat Matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved