Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Omicron Akhirnya Makan Korban, Berikut Peringatan Keras Epidemiolog

Pejabat kesehatan juga tidak menginformasikan detail kondisi seperti apakah pasien sudah divaksinasi Covid-19 atau memiliki penyakit penyerta.

Editor: Hendra Gunawan
Frederic J. BROWN / AFP
Ilustrasi: Awak pesawat dari Air China tiba dengan pakaian hazmat di terminal internasional di Bandara Internasional Los Angeles pada 3 Desember 2021, saat Los Angeles County melaporkan kasus pertama varian Covid-19 baru, omicron. 

"Di sisi lain, kita harus melihat seberapa banyak populasi rawan di satu wilayah negara. Semakin banyak, maka dampaknya juga akan semakin besar.

Meskipun tidak menyebabkan keparahan dan kematian yang lebih tinggi tapi kalau lebih cepat menular, sekali lagi akan menimbulkan banyak kematian dan banyak pasien yang dirawat di rumah sakit," tegasnya.

Baca juga: Dokter Afrika Selatan Melihat Covid-19 Varian Omicron Memiliki Gejala Lebih Ringan daripada Delta

Kemudian, Dicky menyebutkan bahwa meski mayoritas kasus ringan karena pasien berusia muda maupun telah mendapatkan vaksinasi, potensi kerawanan parah dapat terjadi pada lansia dan pasien dengan penyakit penyerta yang belum divaksinasi lengkap atau mendapatkan vaksin booster.

"Kita akan bisa melihat ke depan proyeksinya akan lebih banyak kematian karena dengan kecepatan (varian virus) yang menular ini dan ditambah populasi usia tua di negara maju seperti Inggris yang tinggi," imbuh Dicky.

Menurut dia, adanya penurunan proteksi imunitas dari vaksin Covid-19 setelah sekitar lima bulan untuk lansia menjadikan vaksin dosis ketiga sangat penting bagi negara-negara dengan populasi lansia yang tinggi.

Penyebaran varian Omicron di Inggris

Sejak kasus varian Omicron pertama diidentifikasi pada 27 November lalu di Inggris, PM Johnson telah memberlakukan pengetatan atau pembatasan di negaranya.

Selain itu, dia telah memperingatkan bahwa varian Omicron dapat menurunkan kekebalan dari vaksinasi lengkap.

Sejauh ini, kematian yang disebabkan varian Omicron mungkin telah terjadi di negara lain, akan tetapi belum ada laporan yang mengungkapkannya secara luas seperti Inggris.

Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan Afrika Selatan mengatakan pihaknya tidak dapat mengungkapkan secara pasti apakah ada kematian akibat varian Omicron karena kasus kematian di sana tidak dikategorikan berdasarkan varian virus.

Di sisi lain, Sekretaris Kesehatan Inggris, Sajid Javid menyatakan varian Omicron telah berkontribusi sebanyak 44 persen dari infeksi virus corona di London.

Lebih lanjut, dia berkata bahwa varian virus baru ini diprediksi akan menjadi jenis virus yang mendominasi dalam waktu 48 jam.

"Infeksi (varian) Omicron diperkirakan mencapai 200.000 (kasus) per hari," papar Javid.

Sementara itu, sebelum adanya laporan kasus kematian pertama akibat varian Omicron, Inggris menyebutkan 10 orang telah dirawat di rumah sakit dengan varian ini.

Usia mereka berkisar antara 18 hingga 85 tahun, dan sebagian besar telah menerima vaksin dosis kedua.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan