Penanganan Covid
Menristek: Inovasi GeNose C19, Jadi Implementasi Triple Helix
inovasi alat screening virus corona (Covid-19) 'GeNose C19' merupakan pengimplementasian konsep triple helix yang dinilai cukup baik
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan inovasi alat screening virus corona (Covid-19) 'GeNose C19' merupakan pengimplementasian konsep triple helix yang dinilai cukup baik.
Konsep triple helix melibatkan sinergi antara pemerintah dengan akademisi dan pebisnis.
GeNose C19 ini lahir dari pengembangan yang dilakukan tim pengembang dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Konsorsium Inovasi Covid-19 yang berada di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN.
Baca juga: Menristek: GeNose C19 Kurangi Ketergantungan Kita Pada Impor Alat Screening Luar Negeri
Baca juga: Menristek Ungkap Ekosistem Inovasi Sulit Dibangun Sebelum Pandemi Covid-19
Inovasi ini pun akan diproduksi massal melalui beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dengan UGM.
"Inovasi ini kami sambut baik, karena selain bagian dari Konsorsium Inovasi Covid-19, juga merupakan implementasi dari triple helix yang berjalan cukup mulus," ujar Bambang, dalam Webinar GeNose C19 bertajuk 'Inovasi Teknologi Kemandirian Alat Kesehatan Anak Bangsa', Jumat (15/1/2021) sore.
Dalam konsep triple helix, pemerintah mengambil peranan tidak hanya melalui Kemenristek/BRIN, namun juga Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Hal itu karena Kemenkes yang memberikan izin edar bagi inovasi tersebut pada 24 Desember 2020.
"Pemerintah yang terlibat ini tentunya selain kami Kemenristek/BRIN yang memberikan dukungan penganggaran kepada tim, juga berasal dari Kementerian Kesehatan yang tanggal 24 Desember (2020) kemarin memberikan izin edar kepada GeNose," jelas Bambang.
Menurut Bambang, sebelum mengeluarkan izin edar, ada sejumlah prosedur yang telah dilakukan.
Dua diantaranya pengujian pada 1.000 sampel dan review yang dilakukan oleh para ahli.
"Dan izin edar itu sepengetahuan saya sudah melalui tahapan yang sangat detail, misalkan dengan uji sampel yang sampai 1.000 sampel. Demikian juga panel ahli yang melakukan review terhadap GeNose tersebut," kata Bambang.
Sebelumnya, Bambang menyebut ada 5 perusahaan yang akan memproduksi massal alat screening virus corona (Covid-19) yang disebut GeNose.
GeNose merupakan alat screening Covid-19 yang dikembangkan oleh pars peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan telah memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020.
"GeNose ini sudah mendapat izin edar 24 Desember kemarin, dan rencananya dengan konsorsium yang terdiri dari 5 perusahaan, mereka akan melakukan produksi massal," ujar Bambang, dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1/2021) siang.