Potret Cuaca Ekstrem Hasil Tangkapan Satelit NASA Selama 2020, dari Kebakaran Hutan hingga Badai
Berikut potret cuaca ekstrem hasil tangkapan satelit NASA selama 2020, dari kebakaran hutan hingga badai.
Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi di tengah pandemi virus corona, akibat kebakaran itu.
Baca juga: 28 Desa di Kabupaten Bogor Dilanda Kekeringan

Sensor Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) dan Ozone Mapping and Profiler Suite (OMPS), yang ditemukan di satelit NOAA-NASA Suomi NPP, mengumpulkan gambar harian dari gumpalan tebal partikel aerosol yang bertiup di seluruh AS Barat.
Salah satunya adalah gambar di atas, yang diambil pada 9 September 2020.
Asap tebal terlihat di sepanjang West Coast.
NASA mengatakan, ilmuwan iklim dan kebakaran telah lama mengantisipasi bahwa kebakaran di AS Barat akan membesar, lebih intens, dan lebih berbahaya.
"Bahkan yang paling berpengalaman di antara mereka telah kehilangan kata-kata dalam menggambarkan ruang lingkup dan intensitas kebakaran yang terjadi di West Coast selama September 2020," ujar NASA.
Beberapa kebakaran tahun ini dipicu oleh petir.
Namun, kondisi ekstrem termasuk suhu terpanas, udara kering, angin kencang, dan kekeringan menyebabkan kebakaran merusak hutan hingga rumah.
Baca juga: Indonesia Terancam Alami Kekeringan, Berikut Daerah yang Masuk Status Awas dan Waspada
2. Kekeringan

Meskipun potret di atas tampak seperti oasis yang subur dan hijau, gambar yang diambil oleh Landsat NASA itu sebenarnya merupakan cekungan sungai Parana di Argentina yang kering.
Cuaca hangat dan kekeringan yang tidak biasa di Brasil selatan, Paraguay, dan Argentina Utara dalam waktu yang lama menyebabkan sungai itu turun ke level terendah dalam beberapa dekade.
Kekeringan tidak hanya berkontribusi pada peningkatan aktivitas kebakaran di sekitar delta dan daerah dataran banjir, tetapi juga mempengaruhi bisnis dan penduduk lokal.
Kapal-kapal yang karam dan permukaan air yang rendah menelan biaya jutaan dolar di industri biji-bijian.
Aktivitas manusia telah dikaitkan dengan risiko kekeringan dunia sejak awal abad ke-20.
Gas rumah kaca yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, pertanian, mobil, kereta api, dan aktivitas manusia secara umum telah memengaruhi risiko kekeringan.