Sabtu, 4 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Jadi SOP Baru, Pemkot Semarang Benarkan Guru Wajib Cicip Menu MBG, PGRI Menolak: Nyawa Kok Coba-coba

Pemkot Semarang benarkan guru wajib mencicipi menu MBG sebelum dibagi ke siswa sesuai SOP baru meski tuai penolakan PGRI, Kamis (2/10/2025).

TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
GURU CICIPI MBG - Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramushinto saat diwawancarai awak media di halaman Balaikota Semarang, Kamis (2/10/2025). Pemkot Semarang benarkan guru wajib mencicipi menu MBG sebelum dibagi ke siswa sesuai SOP baru meski tuai penolakan PGRI. 

TRIBUNNEWS.COM - Wacana kebijakan yang mewajibkan guru sebagai tester atau pencicip menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah mendapat sorotan publik.

Kebijakan tersebut dinilai terlalu membebani guru yang dituntut berbagai tugas tambahan dengan adanya program nasional tersebut.

Meski menuai penolakan di wilayah lain, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) mengonfirmasi kebenaran wacana guru wajib mencicipi menu MBG sebelum dibagikan kepada murid.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramushinto menjelaskan, langkah tersebut merupakan bagian dari prosedur pengawasan MBG yang didistribusikan ke sekolah-sekolah.

Menurutnya, pemeriksaan dilakukan secara berlapis mulai dari dapur oleh petugas ahli, hingga pengecekan ulang di sekolah oleh guru yang ditunjuk sebagai penanggung jawab atau dikenal dengan istilah PIC (Personal in Charge).

Bambang menyebut, tugas penanggung jawab ini hanya sekadar mengecek kembali penyaluran MBG di sekolah.

"Kalau yang mengetes kesehatan makanannya, itu sudah petugas khusus di SPPG, ada ahli gizi," jelasnya kepada jurnalis Tribun Jateng, Idayatul Rohmah pada Kamis (2/10/2025).

Adapun Bambang menyebutkan, penunjukan bukan dilakukan oleh Disdik, melainkan dari pihak sekolah yang berkoordinasi dengan SPPG.

Dia melanjutkan, akan ada satu orang PIC di setiap sekolah.

Namun, Bambang memastikan tugas guru sebagai PIC hanya sebatas melakukan tinjauan ulang terkait jumlah, pengembalian ompreng, hingga menguji kelayakan menu.

"Tapi ketika sudah distribusikan sampai ke sekolah kan ada PIC, dia koordinasi dengan koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). PIC ini sifatnya hanya check and recheck," lanjutnya. 

Baca juga: PGRI Semarang Tolak Wacana Guru Cicipi MBG, Tak Mau Guru Jadi Kelinci Percobaan

Jadi SOP baru

Langkah pengawasan ini menurut Bambang, merupakan tindak lanjut dari kebijakan dan prosedur operasional standar (SOP) baru, menyusul sejumlah kasus keracunan makanan di beberapa daerah.

Ia menyebut meski Semarang tidak terjadi kasus serupa, pihaknya tetap melakukan langkah antisipatif.

"Kan ini kebijakan baru ya, SOP baru untuk menyikapi banyaknya keracunan di sejumlah daerah," terangnya.

PGRI Semarang kompak menolak

Sebelumnya, sejumlah guru di Kota Semarang kompak menolak wacana agar guru menjadi tester atau pencicip MBG sebelum dibagikan ke siswa.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Semarang, Prof. Nur Khoiri menilai, usulan itu justru berisiko pada keselamatan tenaga pendidik apalagi di tengah maraknya isu ribuan siswa di Indonesia diduga keracunan dari pogram MBG.

Program tersebut yang digelontorkan pemerintah sejatinya dirancang untuk menjaga kesehatan anak didik. 

Namun wacana terbaru agar guru menjadi pencicip sebelum makanan itu masuk ke perut siswa, justru memunculkan pertanyaan besar siapa yang menjamin nyawa para guru?

“Namanya manusia, nyawa kan tidak bisa coba-coba. Kalau ternyata makanannya tidak sehat, itu bisa membahayakan bapak-ibu guru,” ujar Khoiri saat dihubungi pewarta Tribun Jateng, Rezanda Akbar pada Kamis (2/10/2025).

Ia menyayangkan jika tanggung jawab pengawasan makanan akhirnya ditumpukan kepada guru.

Menurutnya, profesi guru sudah cukup terbebani dengan tugas mendidik, mengajar, hingga membimbing siswa. 

Apalagi menambahkan peran baru sebagai 'tester makanan' hanya akan membuka risiko baru yang semestinya tidak perlu.

“Guru itu kasihan. Mereka harus turut serta menyukseskan program, tapi kalau ada permasalahan, misalnya kasus keracunan, masyarakat tahunya ke sekolah. Guru yang akan ditarik-tarik tanggung jawabnya,” kata Khoiri.

Baca juga: Guru Tolak Perintah Pemkab Cicipi MBG Sebelum Dibagi imbas Keracunan Massal, Sekda Sleman Minta Maaf

Ketimbang guru mencicipi langsung makanan MBG, Khoiri mengusulkan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) sederhana untuk memastikan kualitas hidangan sebelum didistribusikan.

“Makanan bisa diperiksa tanpa harus dimakan. Bisa dilihat, dicermati, bahkan diraba. Kalau ada lendir, bau, atau tekstur yang aneh, itu sudah jadi tanda,” jelasnya.

Bagi Khoiri, langkah-langkah sederhana semacam itu jauh lebih masuk akal ketimbang menjadikan guru sebagai 'kelinci percobaan'.

Apalagi, dalam kasus keracunan yang pernah terjadi di beberapa daerah, faktor utamanya bukan soal rasa, melainkan proses pengolahan dan distribusi yang terburu-buru.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sekolah di Semarang Wajibkan Guru Cicipi MBG Sebelum Dibagi ke Siswa, Ini Kata Kadisdik dan PGRI Kota Semarang Tolak Guru Jadi Pencicip MBG: Nyawa Kok Dicoba-coba!

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJateng.com/Idayatul Rohmah, Rezanda Akbar D)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved