Program Makan Bergizi Gratis
Update Kasus Keracunan MBG di Agam, Total 122 Korban Ditangani di 3 Faskes
Pemkab Agam mencatat, ada sebanyak 122 korban kasus keracunan menu program MBG yang ditangani layanan kesehatan di daerah tersebut
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam mencatat, ada sebanyak 122 korban kasus keracunan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditangani layanan kesehatan di daerah tersebut, Jumat (3/10/2025).
Berdasarkan informasi dari akun Instagram @diskominfo.agam, 122 korban tersebut menjalani perawatan di layanan kesehatan Puskesmas Manggopoh, RSIA Rizki Bunda, dan RSUD Lubuk Basung.
Puskesmas Manggopoh merawat sebanyak 70 pasien. Rinciannya, 66 orang pasien anak dan empat pasien dewasa.
Dari total 70 pasien tersebut, empat di antaranya dirujuk ke RSUD Lubuk Basung dan tiga lainnya ke Puskesmas Lubuk Basung.
Sementara itu, RSIA Rizki Bunda ada sebanyak tujuh pasien anak yang sempat menjalani perawatan.
Dari ketujuh pasien itu, tiga di antaranya masih menjalani perawatan, satu korban sudah dipulangkan, dan dua lainnya menjalani rawat jalan.
Terakhir di RSUD Lubuk Basung total ada 45 pasien yang terdata, terdiri dari 40 pasien anak dan lima orang dewasa.
Nasi Goreng Diduga Jadi Penyebab Keracunan
Sebelumnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Peduli Karakter Anak (YPKA) di Nagari Kampung Tengah, Lubuk Basung, Agam, belum bisa memastikan penyebab keracunan massal apakah akibat menu nasi goreng dari pihaknya.
Ketua SPPG Aulia Korimah mengatakan, penyebab keracunan massal akibat menyantap menu dari dapurnya itu masih bersifat dugaan.
“Untuk memastikan itu, tentu kami harus menunggu hasil pemeriksaan labor dulu,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, pemeriksaan itu sudah dilakukan di BPOM Padang melalui sampel makanan pada menu tersebut.
Baca juga: SPPG di Bandung Barat Cuci Tempat MBG di Air Kotor, Dapur Ditutup Sementara untuk Diperbaiki
Sambil menunggu hasil pemeriksaan tersebut, pihaknya akan tetap bertanggung jawab kepada seluruh korban hingga sembuh.
“Tapi untuk memastikan penyebab keracunannya akibat mengkonsumsi menu MBG kami tetap menunggu hasil labor,” ujarnya.
Kori menyatakan, menu yang diberikan pihaknya pada saat keracunan terjadi, yaitu Rabu (1/10/2025) adalah nasi goreng dengan telur dadar dan tahu goreng, serta lalapan berupa selada dan tomat.
Peristiwa keracunan ini salah satunya dialami oleh guru TK Aisyah Kampung Tangah bernama Weri Oktavia.
Dalam keadaan terbaring setelah menjalani pemeriksaan, Weri mengatakan bahwa menu makanan yang ia cicipi ketika itu adalah nasi goreng.
“Kalau secara rasa, bentuk dan bau tidak ada masalah. Saat saya cicipi semuanya tidak menandakan makanan kedaluwarsa dan memunculkan bau,” ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung, Kamis.
Oleh karena itu, pada sekitar pukul 09.00 WIB, dirinya memberikan makanan tersebut kepada para siswa karena merasa aman dan tidak bermasalah.
Namun, setelah menyantap makanan itu, pada malam harinya Weri merasakan pusing dan mual berkepanjangan.
Ia mengira gejala tersebut hanya dampak dari kondisi tubuhnya yang sedang menurun, tapi ternyata karena keracunan makanan.
“Makanya pagi tadi saya tetap ke sekolah dan mengajar seperti biasa. Lalu ada imbauan bagi yang mengalami gejala pusing dan mual disuruh periksa ke rumah sakit. Makanya saya beranikan diri dan memang benar kiranya gejalanya sama,” tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Guru di Agam Diduga Keracunan Makanan hingga Dirawat Usai Cicipi Nasi Goreng dari Menu MBG.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunPadang.com/Panji Rahmat)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.