Sabtu, 4 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Kisah Korban Selamat Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, Tak Henti Berdoa, Petugas Merayap 3 Jam

Di atas wajah Taufan ada seng yang hanya berjarak tiga jari dan kondisinya gelap gulita, yang mana ruang gerak menjadi sempit. 

|
Yusron Naufal Putra/TribunJatim/Sar Surabaya
MUSALAH PONPES AMBRUK - Kolase foto korban Taufan Saputra Dewa selamat dari ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur. Foto kedua, proses pencarian korban oleh Tim Sar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan santri menjadi korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025) lalu.

Data sementara hingga Kamis (2/10/2025) sore, total korban ditemukan mencapai 108 orang.

Dari data tersebut, 103 orang berhasil diselamatkan dan lima orang dinyatakan meninggal dunia.

Kemudian, 59 santri diketahui masih belum ditemukan, sehingga masih dalam proses pencarian.

Baca juga: Cak Imin Angkat Korban Selamat Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Jadi Anak Asuh

Salah satu korban selamat dan kini menjalani perawatan di rumah sakit yakni Taufan Saputra Dewa.

Taufan yang berusia 13 tahun menceritakan dirinya bisa bertahan hidup dengan tubuh terhimpit reruntuhan bangunan.

Ia mengaku tidak berhenti berdoa agar diberikan keselamatan.

"Saya yakin saya bisa hidup," kata Taufan dikutip dari TribunJatim, Jumat (3/10/2025).

GEDUNG PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Petugas SAR Gabungan mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).
GEDUNG PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Petugas SAR Gabungan mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). (SAR Surabaya via KOMPAS.com)

Saat ini, Taufan dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo sejak Rabu sore pasca ia dievakuasi.

Taufan yang merupakan warga Dupak Surabaya itu masih mengingat betul bagaimana ambruknya bangunan musala tersebut.

Saat itu, para santri tengah salat jamaah ashar.

Taufan sebenarnya telat ikut jamaah, dan baru ikut di rakaat kedua. 

Namun tak lama setelah itu, ia mendengar suara gemuruh dan sejurus kemudian bangunan rubuh.

Sedapat mungkin, Taufan berusaha untuk keluar gedung. 

Hanya saja ia tertimpa puing dan akhirnya terjebak. Posisinya telentang disela puing.

Di atas wajahnya ada seng yang hanya berjarak tiga jari. Kondisinya gelap gulita dan ruang gerak menjadi sempit. 

Kaki kirinya, kini dilakukan perawatan karena efek terjepit puing bangunan. 

Selama bertahan tiga hari dibawah puing reruntuhan, Taufan bercerita mendapatkan suplai air minum dan makanan dari petugas yang tengah berupaya untuk menyelamatkannya keluar.

"Saya tidak pingsan, sadar terus. Kondisi saya sekarang lumayan baik," ucap Taufan yang ditemani keluarganya dirawat di RSUD Notopuro. 

Petugas Merayap 3 Jam

Dalam proses pencarian para korban, Tim SAR harus melewati galian sempit dengan diameter sekitar 60 centimeter (cm) dan harus dilakukan dengan kehati-hatian.

Perjuangan personel tim SAR evakuasi korban ini diungkap oleh Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo.

Yudhi menjelaskan, metode penyelamatan terpaksa dilakukan dengan membuat galian sempit di bawah beton.

Mengingat saat itu belum bisa digunakannya alat berat untuk proses evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.

PENGAMBILAN DNA - Petugas dari Biddokkes Polda Jatim mengambil sampel DNA keluarga korban bangunan yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Tim melakukan pengambilan sampel buccal swab dari 63 keluarga yang melaporkan anggota keluarganya belum ditemukan. Sampel tersebut nantinya dijadikan data pembanding dalam proses identifikasi. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PENGAMBILAN DNA - Petugas dari Biddokkes Polda Jatim mengambil sampel DNA keluarga korban bangunan yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Tim melakukan pengambilan sampel buccal swab dari 63 keluarga yang melaporkan anggota keluarganya belum ditemukan. Sampel tersebut nantinya dijadikan data pembanding dalam proses identifikasi. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

“Galian dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi diameter galian hanya 60 cm dengan kedalaman 80 cm," ungkap Yudhi.

Atas kondisi tersebut, untuk menjangkau lokasi korban, evakuasi dilakukan tim SAR dengan merayap selama tiga jam.

"Personel harus merayap dalam posisi tengkurap tiga jam setiap shift agar bisa mencapai lokasi korban,” jelasnya.

“Setiap getaran berisiko memicu runtuhan tambahan. Karena itu kami mengutamakan kehati-hatian agar korban maupun petugas tetap selamat,” bebernya.

Mulai Gunakan Alat Berat

Tim SAR gabungan mulai mengerahkan alat berat berupa crane pada hari keempat, Kamis (2/10/2025), untuk memindahkan material reruntuhan dari bagian atas reruntuhan bangunan.

SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan, penggunaan crane dilakukan setelah tim rescue BASARNAS melaksanakan rangkaian assessment sebanyak tiga fase, pada Rabu (1/10/2025) malam.

Pada fase pertama, tim melakukan pengecekan tanda-tanda kehidupan di Site A1, A2, dan A3 dengan cara memanggil korban secara bergantian. Namun hasilnya nihil.

Fase kedua dilanjutkan dengan penggunaan search camera yang menjangkau celah hingga kedalaman lima meter. Hasilnya, juga tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.

Kemudian, fase ketiga dilakukan dengan wall scan suffer 400 untuk mendeteksi keberadaan orang di balik reruntuhan dinding beton. Hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya tanda napas maupun denyut nadi.

Tak berhenti di situ, tim rescue BASARNAS beralih menggunakan multi search seismic scanner. 

Peralatan ini berfungsi menangkap getaran dan suara kecil dari dalam reruntuhan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya korban hidup.

"Selama proses assessment dan reassessment, area lokasi reruntuhan disterilisasi agar tidak ada suara tambahan yang memengaruhi hasil deteksi," kata Bramantyo melalui keterangan tertulis, Kamis (2/10/2025).

PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi.
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi. (Tribun Jatim Network/M Taufik)

Secara paralel, tim BNPB juga mengerahkan drone thermal untuk memperluas pencarian tanda-tanda kehidupan dari udara.

Setelah seluruh tahapan memastikan tidak ada respons korban dari balik reruntuhan, tim SAR gabungan bersama pihak keluarga sepakat untuk memulai proses pemindahan material dengan crane. 

"Upaya ini dilakukan secara bertahap agar tetap menjaga keselamatan tim di lapangan," katanya.

Selain membersihkan material di bagian atas, tim SAR gabungan bersama pihak terkait juga memasang shoring atau penyangga di titik rawan. 

Shoring ini digunakan untuk menjaga kestabilan reruntuhan saat proses pembersihan dilakukan.

 

(Tribunnews/TribunJatim)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved