Kamis, 2 Oktober 2025

Siswa SMA di Bitung Diduga Dianiaya Saat Ospek Pecinta Alam, Korban Berlutut lalu Dihajar Bergilir

Viral siswa SMA Bitung dianiaya saat Ospek Pecinta Alam. Polisi selidiki dugaan kekerasan fisik dalam kegiatan orientasi.

Editor: Glery Lazuardi
IG/FAKTA.INDO
Siswa SMA di Bitung diduga dianiaya saat Ospek Pecinta Alam. Wajah lebam dan tubuh memar jadi bukti kekerasan yang terekam kamera. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMA di Bitung, Sulawesi Utara, diduga dianiaya saat Ospek Pecinta Alam. 

Ospek Pecinta Alam adalah bentuk kegiatan orientasi atau pengenalan bagi anggota baru komunitas pecinta alam, yang biasanya dilakukan oleh kelompok atau organisasi di sekolah maupun luar sekolah. 

Tujuannya adalah memperkenalkan nilai-nilai, keterampilan, dan budaya organisasi kepada peserta baru.

Tujuan idealnya untuk mengenalkan dasar-dasar kegiatan alam bebas, seperti navigasi, survival, etika lingkungan. Membangun solidaritas dan kerja tim antar anggota. 

Menanamkan nilai tanggung jawab, disiplin, dan keberanian.

Namun, dalam praktiknya, istilah “ospek” sering kali dikaitkan dengan tradisi perploncoan atau pelatihan fisik ekstrem, yang bisa berujung pada kekerasan jika tidak diawasi dengan baik.

Hal ini, karena terjadi penyimpangan di mana kegiatan yang seharusnya edukatif berubah menjadi ajang kekerasan fisik atau mental. Beberapa kelompok menerapkan “ujian fisik” atau “ritual” yang tidak manusiawi.

Salah satu di antaranya yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara.

Viral di media sosial sebuah video memperlihatkan diduga sejumlah siswa dari komunitas pecinta alam Kota Bitung, Sulawesi Utara melakukan kekerasan terhadap anggota barunya.

Video ini diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo pada Rabu (1/10/2025) siang.

Video berdurasi 15 detik itu, korban tampak hanya mengenakan topi dan slayer biru duduk berlutut mendapatkan kekerasan fisik secara bergilir.

Kejadian itu berlangsung diduga selama kegiatan orientasi anggota baru komunitas pecinta alam Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Tampak seorang wanita diduga senior menarik hingga memukul wajah para anggota baru berulang kali.

Tak sampai situ, tendangan pun mendarat ke arah dada juga diterima oleh para anggota baru itu, hingga tubuh mereka penuh luka dan memar.

Pada narasi video dijelaskan, baju korban turut dilucuti kemudian dipaksa berlutut.

Kemudian, ada pula seorang wanita anggota baru turut menjadi korban dipukul senior laki-laki.

Sedikit Informasi, Ospek merupakan kependekan dari Orientasi Studi dan Pengenalan sekolah atau komunitas, adalah kegiatan pengenalan lingkungan dan sistem perguruan tinggi bagi anggota baru.

Tujuannya adalah membantu maba beradaptasi, memahami budaya kampus atau kampus, serta membentuk tim dan solidaritas. 

Saat ini, istilah ospek telah diganti menjadi Pengenalan Kehidupan sekolah bagi siswa Baru (PKKMB) dan lebih menekankan kegiatan edukatif seperti seminar dan pelatihan, berbeda dari praktik perploncoan yang dulu sering terjadi. 

Dilaporkan Orang Tua Korban

Dari informasi yang dihimpun, salah satu orang tua korban, telah melaporkan kejadian ini ke polisi setelah putranya, AA, pulang dengan wajah penuh lebam, dan bibir pecah. 

Awalnya, korban meminta izin kepada orang tuanya untuk mengikuti kegiatan pendakian gunung.

AA awalnya berdalih cedera akibat gigitan tawon, hingga Nurdiana mengetahui kebenaran setelah melihat video yang direkam anaknya sendiri.

Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai mengkonfirmasi terkait viralnya aksi kekerasan dalam komunitas pecinta alam Bitung.

Albert mengungkapkan kegiatan itu diikutsertakan oleh enam anggota baru.

Adapun kegiatan orientasi ini dilakukan oleh komunikasi salah satu SMA di Kota Bitung.

"Ada enam orang dalam kegiatan pendidikan dasar tersebut, namun sampai saat ini baru satu orang tua yang melaporkan kepada kita di Polres Bitung pada tanggal 1 Oktober kemarin," kata Albert, dilansir dari tayangan tvOneNews, Kamis, (2/10/2025).

Pihaknya akan memeriksa lima anggota baru yang turut menjadi korban dalam aksi kekerasan tersebut.

"Kita akan tetap melakukan pemeriksaan terhadap lima orang pelajar lainnya yang ada di SMA selevel yang ada di Kota Bitung," terangnya.

Kegiatan orientasi itu terjadi pada 26-28 September 2025, dalam rangka pendidikan dasar.

Ketika selesai melaksanakan pengenalan pendidikan dasar dan pelatihan, diduga senior melakukan kegiatan "tradisi" melatih fisik.

"Jadi mereka merekrut pelajar baru dengan tujuan memberikan pelatihan dasar baik itu peta kompas, berpifak, dan bertahan di alam bebas, pada kegiatan ini ada semacam tradisi yaitu pemberian syal ketika pelatihan itu selesai dilatih," ungkap Albert.

Hingga orang tua menemukan kondisi tubuh sang anak mengalami luka bengkak dan lebam akibat kegiatan tersebut.

"Hanya saja ketika saat pengakhiran dari kegiatan pelatihan ini, ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya kekerasan baik itu menampar wajah, kemudian ada yang menendang tubuh, dan ini yang menjadi masalah ketika pelajar ini pulang ada temuan bagi orang tuanya," sambungnya.

Albert menyebut kegiatan kekerasan itu disebut sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak lama.

"Dari hasil investigasi kita rupanya kegiatan ini sudah berlangsung dari tahun 2018, jadi sudah ada 5 angkatan yang direkrut, namun tidak semua melakukan pemukulan, ada yang hanya menyalam, tapi ada juga beberapa yang melakukan penamparan," katanya.

Kegiatan itu juga merupakan kegiatan dari luar sekolah.

"Kita tidak minta keterangan (sekolah), karena ini kegiatan di luar sekolah, ini murni hanya kegiatan himpunan kelompok saja, jadi tidak ada kaitannya dengan sekolah," ujar Albert.

Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku yang terlibat dalam video tersebut.

"Ini kita akan proses dan akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan perbuatan mereka dan posisi mereka menjadi terlapor atau tersangka nantinya," 

"Kita akan terapkan Undang-undang perlindungan anak undang-undang nomor 23 tahun 2002, kemungkinan akan diterapkan pasal 80 ayat 1 yaitu pasal penganiayaan," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved