Minggu, 5 Oktober 2025

Bangkai Pesawat PD II Ditemukan di Perairan Holltekamp Jayapura, Bakal Jadi Destinasi Wisata Selam?

Saat dilakukan pemeriksaan lebih dekat, kondisi pesawat tampak sudah tidak utuh yakni bagian badan dan sayapnya tinggal separuh

|
Editor: Eko Sutriyanto
Dok. Absentinus Sembiring
BANGKAI PESAWAT PERANG DUNIA II - Tangkapan layar video bangkai pesawat peninggalan Perang Dunia II yang ditemukan di perairan Holltekamp, Kota Jayapura. 

Laporan Wartawan Tribun Papua Putri Nurjannah Kurita 

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Markus Hababuk, seorang nelayan warga Kampung Enggros, Kota Jayapura menemukan bangkai pesawat peninggalan Perang Dunia II di perairan Holltekamp.

Bangkai pesawat ditemukan di kedalaman sekitar lima meter.

Penemuan ini segera ditindaklanjuti oleh tim penyelam lokal.

Saat dilakukan pemeriksaan lebih dekat, kondisi pesawat tampak sudah tidak utuh yakni bagian badan dan sayapnya tinggal separuh sementara baling-baling serta ekor masih terlihat menempel.

“Pesawat ini tampaknya berkapasitas dua orang dengan baling-baling tunggal. Bentuknya mirip dengan bangkai pesawat yang pernah ditemukan di Danau Sentani dan perairan Depapre,” jelas Absentinus Sembiring dari komunitas Cycloop Diving, Sabtu (23/8/2025).

Baca juga: Penampakan Bangkai Pesawat Latih Jatuh di Ciampea Bogor, Bagian Baling-baling Sudah Hancur

Sembiring menegaskan pentingnya menjaga situs sejarah tersebut. 

Ia berharap masyarakat sekitar tidak menggunakan bom ikan yang bisa merusak bangkai pesawat.

“Di Depapre, bangkai pesawat serupa ditemukan di kedalaman 27 meter. Sekarang lokasinya dikelola warga sebagai destinasi wisata selam dan terbukti memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kami ingin hal yang sama juga terjadi di Holltekamp,” tambahnya.

Lokasi penyelaman di Depapre saat ini menjadi salah satu spot favorit wisatawan domestik maupun mancanegara yang tertarik dengan wisata sejarah bawah laut.

Keberhasilan itu diharapkan bisa direplikasi di Jayapura.

Dari Nelayan ke Penyelam

Kisah penemuan bangkai pesawat ini berawal ketika Markus tengah mencari ikan dan cumi-cumi di sekitar Holltekamp.

Saat menyelam, ia melihat rangka logam besar yang tak lazim.

Temuan itu kemudian ia laporkan kepada Imron, seorang penyelam sekaligus Bhabinkamtibmas di Kampung Enggros.

“Setelah Markus cerita, kami turun langsung bersama Pak Sembiring untuk mengecek kondisi pesawat. Dari hasil penyelaman terlihat jelas badan dan sayapnya, lalu kami dokumentasikan,” ungkap Imron.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved