Festival Pacu Jalur
Festival Pacu Jalur 2025 Siap Digelar: Cek Rute, Parkir, dan Jadwal untuk Nikmati Momen Seru
Festival Pacu Jalur 2025 di Kuansing siap digelar. Cek jadwal, rute, dan parkir agar pengalaman nonton lebih nyaman dan seru
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Riau kembali bersiap menyambut ribuan pengunjung dalam Festival Pacu Jalur 2025, ajang budaya paling meriah di Sungai Kuantan.
Tahun ini, panitia menyiapkan rute pacu yang lebih panjang, kantong parkir tambahan, hingga jadwal acara yang padat demi memastikan penonton bisa menikmati setiap momen seru tanpa hambatan.
Festival Pacu Jalur 2025 diprediksi akan menyedot ribuan pengunjung ke Tepian Narosa, Kuantan Singingi, Riau.
Untuk menjaga kelancaran dan kenyamanan selama event berlangsung, pihak kepolisian bersama Pemkab Kuansing telah menyiapkan rekayasa lalu lintas dan kantong parkir di sejumlah titik strategis.
Mulai dari pengalihan arus di Simpang Empat Sawah hingga penutupan total Jalan Tuanku Imam Bonjol, pengunjung diimbau mencermati rute dan lokasi parkir agar tidak terjebak kemacetan.
Apa Itu Pacu Jalur?
Pacu Jalur adalah festival perlombaan perahu tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Perahu yang digunakan disebut jalur, terbuat dari kayu utuh dan bisa memuat hingga 60 pendayung.
Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-17, awalnya sebagai moda transportasi sungai dan kemudian berkembang menjadi ajang perlombaan yang sarat nilai budaya, spiritual, dan gotong royong.
Bagi masyarakat setempat, tradisi ini bukan sekadar perlombaan perahu, melainkan warisan budaya yang sarat makna, dengan jejak sejarah panjang sejak abad ke-17.
Sebelum jalan darat berkembang, Sungai Kuantan adalah urat nadi kehidupan masyarakat.
Pada masa itu, jalur, yakni perahu besar dari batang kayu utuh tanpa sambungan, menjadi moda transportasi utama.
Jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang, tebu, serta kebutuhan sehari-hari.
Ukurannya mampu menampung hingga 40–60 orang, menjadikannya kendaraan vital bagi warga di sepanjang aliran sungai, dari Hulu Kuantan hingga Cerenti.
Lambat laun, jalur tak hanya difungsikan sebagai alat angkut, tetapi juga diberi sentuhan estetika.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.