Minggu, 5 Oktober 2025

Ketika Balapan Dunia di Danau Toba Kalah Euforia dari Pacu Jalur Kuansing

Ajang jetski dunia UIM-ABP Aquabike di Danau Toba sepi penonton, kontras dengan meriahnya tradisi Pacu Jalur Kuantan Singingi.

|
Editor: Glery Lazuardi
kolase tribunnews
Deru mesin jetski dunia di Danau Toba tak mampu menyedot massa. Ajang UIM-ABP Aquabike Grand Prix of Indonesia justru sepi penonton. 

TRIBUNNEWS.COM - Sabtu (16/8/2025) deru mesin jetski internasional menggema di perairan Danau Toba dalam ajang bergengsi UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia. 

Sebanyak 19 pembalap kelas dunia dari Swedia, Prancis, Uni Emirat Arab, hingga Amerika Serikat berlaga di kelas Runabout GP1. 

Namun, atmosfer di tepian danau tak sepadan dengan gegap gempita yang dijanjikan.

Kursi penonton tampak kosong. Hanya segelintir warga lokal dan rombongan kecil yang menyaksikan. 

“Seperti latihan tertutup,” ujar Marpaung, warga Toba yang membandingkan langsung dengan Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau. “Di Kuansing, ribuan orang tumplek blek di tepi sungai bahkan sejak penyisihan. Di sini, malah sepi.”

Padahal, nama-nama besar seperti Samuel Johansson (Swedia), Francois Medori (Prancis), dan Jeremy Perez (Prancis) sudah siap mempertontonkan aksi. 

Bahkan rider Indonesia, Boanerges Ratag, baru saja mencetak sejarah dengan menjuarai Endurance World Championship sehari sebelumnya.

Ketua panitia Troy Warokka menyebut UMKM lokal mulai kebanjiran rezeki.

Namun, kondisi lapangan menunjukkan sebaliknya. Area pameran sepi, pengunjung mondar-mandir tanpa kerumunan berarti. “Ramai” yang diklaim panitia lebih terdengar seperti penghiburan diri.

Kontras dengan Pacu Jalur Kuansing yang tanpa label internasional, namun mampu menyedot ribuan penonton, menggerakkan ekonomi rakyat, dan menciptakan euforia budaya.

Di Toba, event berkelas dunia justru berjalan hambar—ramai di spanduk, lengang di arena.

Pertanyaan pun mengemuka Apakah label internasional cukup untuk menggerakkan publik? Ataukah justru tradisi lokal yang lebih mampu membangkitkan semangat kolektif dan kebanggaan budaya?

Ajang UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia adalah salah satu seri balap jetski paling bergengsi di dunia yang digelar di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.

UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia berlokasi di Balige, Danau Toba, Sumatera Utara pada 15–17 Agustus 2025.

Acara diselenggarakan oleh InJourney dan ITDC (InJourney Tourism Development Corporation), bekerja sama dengan Aquabike Promotion Ltd dan Ikatan Motor Indonesia (IMI). Acara ini dinaungi secara Internasional oleh Union Internationale Motonautique (UIM), badan olahraga perahu bermotor berbasis di Monako

Kategori Balapan yang Dipertandingkan

Runabout GP1: Kelas utama dengan mesin besar dan kecepatan tinggi

Ski GP1: Jetski berdiri dengan manuver ekstrem

Ski Ladies GP1: Kategori khusus pembalap wanita

Freestyle: Aksi akrobatik seperti backflip dan barrel roll di atas air

Event olahraga ini diikuti oleh pembalap dari lebih dari 25 negara. 

Nama-nama besar seperti Francois Medori (Prancis), Samuel Johansson (Swedia), dan Roberto Mariani (Italia) turut berlaga. Ajang ini merupakan bagian dari kejuaraan dunia Aquabike yang telah disahkan sejak 1995 oleh UIM

UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia berupaya meningkatkan citra Danau Toba sebagai destinasi wisata olahraga air kelas dunia.

Ini terlihat dari upaya melibatkan SDM lokal dalam logistik, hospitality, dan operasional. serta memberi ruang bagi pelaku usaha lokal untuk tampil dan menjual produk mereka.

Ketua Panitia Penyelenggara The Lake Toba GP sekaligus Direktur Operasi ITDC, Troy Warokka, mengatakan event ini bukan hanya menunjukkan level kompetisi kelas dunia, tapi juga memperkuat citra Danau Toba sebagai destinasi sport tourism.

“Event ini menghibur sekaligus membanggakan. Kami ingin menjadikan momen ini sebagai tonggak baru sejarah olahraga air di Indonesia,” ujarnya.

Ajang UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia yang digelar di Danau Toba memang menghadirkan deretan pembalap jetski kelas dunia.

Namun, meski berlabel internasional dan didukung oleh promosi besar-besaran, acara ini justru sepi penonton.  Acara yang sudah digelar sejak 1995 itu sepi penonton.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa event global ini kalah euforia dibandingkan dengan tradisi lokal seperti Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau?

Hal ini, karena tidak ada satu pun pembalap Indonesia di kelas utama Runabout GP1. Sehingga, penonton lokal sulit merasa terhubung secara emosional dengan peserta asing.

Hanya Boanerges Ratag yang tampil di ajang endurance sehari sebelumnya, namun tidak cukup mengangkat antusiasme.

Selain itu, balapan jetski adalah olahraga modern yang belum berakar dalam budaya lokal.

Tidak ada ritual, musik tradisional, atau simbol budaya yang menyatu dengan masyarakat sekitar.

Faktor lainnya adalah upaya promosi tidak menjangkau warga lokal.

 Banyak warga sekitar mengaku tidak tahu detail acara atau merasa tidak diundang. Kursi penonton kosong, area UMKM sepi, dan suasana lebih mirip latihan tertutup.

Lantas mengapa Pacu Jalur Lebih Meriah?

Pacu Jalur telah berlangsung sejak tahun 1900 dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Kuansing.

Setiap desa memiliki jalur (perahu panjang) yang dibuat bersama dan dilombakan sebagai bentuk kebanggaan kolektif.

Ratusan pendayung, penari anak-anak (Anak Coki), dan musisi tradisional ikut serta. Warga turun tangan sebagai peserta, penonton, panitia, hingga pedagang.

Setiap gerakan dalam Pacu Jalur memiliki makna spiritual dan simbolik. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi, syukur atas panen, dan penghormatan terhadap alam.

Aksi penari cilik viral di media sosial lewat tren “Aura Farming”. Festival ini menarik wisatawan nasional dan internasional tanpa perlu embel-embel “kelas dunia”.

Dikutip dari wonderfulimages.kemenparekraf.go.id, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat (saat itu), menjelaskan mengenai tiga orang yang terlihat menari saat jalur melaju kencang.

Yakni ada Tukang Tari atau Anak Coki yang menari di posisi paling depan, kemudian ada Timbo Ruang berada di tengah jalur yang bertugas sebagai pemberi komando bagi para anak pacu atau atlet.

Ketiga, ada Tukang Onjai yang berada posisinya paling belakang, fungsinya untuk mengarahkan jalur. Ketiganya memiliki peran masing-masing. 

"Biasanya bocah penari ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Kalau masih berimbang biasanya hanya berayun-ayun saja. Setelah finish dia sujud syukur di ujung perahu," kata Roni.

Lantas, mengapa ada seorang bocah berdiri di ujung sampan? 

Hal itu, lantaran berat badan anak-anak tergolong ringan. Sehingga posisinya berada di depan jalur.

"Anak-anak kan badannya ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa sedikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur namanya onjai," jelas Roni.

Roni mengatakan, keterlibatan bocah sebagai penari sempat hilang saat event digelar beberapa kali terakhir. 

Namun, tahun ini (tahun 2023, saat dikabarkan situs Wonderful Indonesia Kemenparekraf), semua jalur wajib memiliki tiga elemen seperti penari, timbo ruang, dan onjai.

"Sempat dihilangkan untuk penari dan onjai. Tapi mulai tahun ini itu wajib semua jalur ada, kita mau angkat ini sebagai event budaya yang bukan hanya fokus pada juara. Kita bangga karena para penari ini dikenal dunia," lanjut Roni.

Label internasional tidak otomatis menjamin euforia publik.

UIM-ABP Aquabike menawarkan kecepatan dan gengsi, tapi Pacu Jalur menghadirkan jiwa, tradisi, dan keterlibatan sosial yang jauh lebih kuat. 

Untuk membangkitkan sport tourism yang berkelanjutan, Indonesia perlu merancang event yang tidak hanya megah secara teknis, tapi juga menyatu dengan budaya dan emosi masyarakat lokal.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah dan Keunikan Pacu Jalur Riau yang Kini Go Internasional", Klik untuk baca: 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Apa Itu Pacu Jalur Kuansing Riau, Gerakannya Jadi Tren 'Aura Farming' Viral di TikTok, 


Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dua Event Balapan Air Internasional Siap Digelar di Danau Toba, 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved