Senin, 6 Oktober 2025

Gempa di Rusia

Air Laut di Gorontalo sempat Surut saat Waspada Tsunami, Warga: Masih Normal

Pantai di Gorontalo Utara surut di tengah waspada tsunami akibat gemba di Rusia. Warga sebut air laut memang biasanya surut saat siang hari

TRIBUNGORONTALO.COM/EFRIET MUKMIN
AIR LAUT SURUT - Air laut Suriut di Pesisir Pantai Desa Ilodulunga, Kecamata Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, Rabu (30/7/2025). Pemerintah Desa mengatakan surutnya air laut tersebut normal. 

Mengutip TribunGorontalo.com, Bambang menuturkan, hal tersebut merupakan rentang waktu yang dinilai rawan dan sebagai bagian dari upaya perlindungan warga.

Ombak yang semula tinggi, kini telah makin tenang.

Meski begitu, BPBD Gorontalo tetap waspada akan adanya tsunami.

"Prinsipnya sama yakni menjaga rentang waktu 1 jam sebelum dan 2 jam sesudah," katanya.

Sebagai upaya mitigasi, pihak BPBG telah menyiapkan ratusan tenda.

"Sekarang posisi tenda kurang lebih sekitar 400 tenda lengkap dengan alat-alat MCK dan segala macam," ungkapnya.

Bambang berharap, perkiraan tsunami tersebut tidak terjadi.

“Kita berharap dan berdoa mudah-mudahan perkiraan tersebut tidak terjadi,” katanya saat meninjau langsung lokasi pengungsian warga di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut Gorontalo.

Hasil Pemantauan BMKG di 9 Wilayah

Terkait pemantauan di wilayah lainnya, Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Daryono, juga telah melaporkan hasil pemantauan ketinggian tsunami akibat gempa bermagnitudo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025) pagi waktu setempat.

Tsunami, sebagai fenomena gelombang laut besar yang dipicu gempa bumi, letusan gunung berapi, atau hantaman meteor di laut, menjadi perhatian serius BMKG terhadap wilayah pesisir Indonesia.

Berdasarkan data terkini, BMKG memantau sembilan wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak tsunami.

Delapan wilayah mencatat ketinggian gelombang di bawah 1 meter, sementara satu wilayah tidak menunjukkan anomali permukaan laut.

“Hasil pemantauan menggunakan tsunami gauge dan tide gauge yang disediakan Badan Informasi Geospasial menunjukkan sembilan titik pengamatan berpotensi tsunami dengan ketinggian kurang dari setengah meter,” jelas Dr. Daryono dalam keterangan resmi yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia.

Berikut rincian ketinggian tsunami di sembilan wilayah tersebut:

  • Jayapura DOK II, Papua, mencapai 0,2 meter pada pukul 14.14 WIB.
  • Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah, tercatat 0,06 meter pada pukul 14.15 WIB.
  • Sarmi, Papua, 0,2 meter pada pukul 14.20 WIB.
  • Sorong, Papua Barat, 0,2 meter pada pukul 14.35 WIB.
  • Depapre Jayapura, Papua, 0,2 meter pada pukul 14.45 WIB.
  • Sausapor, Papua Barat, 0,2 meter pada pukul 15.04 WIB.
  • Pelabuhan Beo Talaud, Sulawesi Utara, 0,05 meter pada pukul 15.14 WIB.
  • Pelabuhan Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara, 0,08 meter pada pukul 15.17 WIB.
  • Wilayah Gorontalo tidak menunjukkan anomali permukaan laut berdasarkan data tsunami gauge.

Dr. Daryono menegaskan bahwa ketinggian gelombang tsunami yang terpantau tidak berpotensi menimbulkan kerusakan signifikan.

“Dampak gelombang kecil telah berlalu, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang namun waspada terhadap informasi resmi dari BMKG,” ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Air Laut Surut di Pantai Ilodulung Gorontalo Utara saat Peringatan Tsunami, Pemdes Sebut Normal

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunGorontalo.com, Efriet Mukmin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved