Minggu, 5 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Ratusan Siswa SMP di Kupang Diduga Keracunan MBG, Murid Ngaku Ada Aroma Tak Sedap

Ratusan siswa SMPN 8 Kota Kupang diduga keracunan MBG. Belasan siswa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan

POS-KUPANG.COM/YUAN LULANG
SELIDIKI KERACUNAN MASSAL - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si., sedang mengecek Makanan Bergizi Gratis di SMP Negeri 8 Kupang, Selasa (22/7/2025). Ratusan siswa SMPN 8 Kota Kupang diduga keracunan MBG. Belasan siswa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. 

Kini, JD bersama 17 siswa lainnya harus mendapatkan perawatan di rumah setelah diduga keracunan.

Kepala Sekolah Angkat Bicara

Terpisah, kepala SMP Negeri 8, Maria Th. Roslin S. Lana, mengungkapkan kejadian keracunan massal ini terjadi pada Selasa pukul07.40 WITA.

"Kejadian bermula sekitar pukul 07.40 WITA, saat sejumlah siswa mulai meminta izin kepada guru untuk ke kamar mandi karena sakit perut,"

"Awalnya hanya sekitar 18 siswa yang datang ke UKS, dan kami mengira hanya mereka yang terdampak," ujar Maria.

Siswa yang mengeluh sakit pun bertambah hingga ruang UKS tak mampu menampung.

"Ada yang muntah, ada yang bolak-balik ke kamar mandi, dan ada juga yang hanya mengeluh perutnya sangat sakit. Jumlahnya terus bertambah hingga ratusan," lanjutnya.

Kepada Pos-Kupang.com, ia mengatakan pihak sekolah pun membawa sejumlah siswa ke rumah sakit.

"Karena kami adalah mitra Puskesmas Oesapa, kami berkonsultasi dan diarahkan agar segera merujuk ke rumah sakit."

"Maka anak-anak kami antar ke RSUD SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami," katanya.

Baca juga: 9 Bulan Pemerintahan Prabowo, Ini Capaian Program MBG, Sekolah Rakyat, dan Kopdes Merah Putih

Sementara itu, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi NTT, Darius Beda Daton, mengatakan pihaknya telah menerima laporan terkait keracunan massal ini.

"Nanti akan disurvei, apakah ini sudah memenuhi syarat untuk KLB keracunan pangan atau tidak."

"Bila memenuhi syarat, akan segera ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan yang berlaku," jelas Darius Beda Daton, dikutip dari Pos-Kupang.com.

Ia berujar, pengawasan terhadap penyedia makanan harus diperketat dan diawasi oleh instansi terkait.

"Yang paling penting adalah pengawasan terhadap penyedia makanan,"

"Tempat pengolahan pangannya harus diawasi ketat oleh instansi terkait agar makanan yang disalurkan benar-benar aman untuk dikonsumsi anak-anak," pungkas Darius Beda Daton. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved