BMKG Catat 3 Gempa Pagi Ini di Pasaman, Balikpapan dan Lumajang, Kenali Skala MMI dan Tips Aman
BMKG catat 3 gempa pagi ini di Pasaman, Balikpapan, dan Lumajang. Kenali skala MMI dan langkah aman saat gempa.
TRIBUNNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mencatat aktivitas seismik di tiga wilayah Indonesia pada Jumat pagi, 18 Juli 2025.
Gempa bumi mengguncang Pasaman Barat (Sumatera Barat), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Lumajang (Jawa Timur) dalam waktu berdekatan.
Masyarakat diminta tetap waspada karena gempa bisa terjadi tanpa peringatan, meski tidak selalu menimbulkan kerusakan besar.
Baca juga: Air Laut di Rasberry Island Alaska Mendadak Surut Usai Gempa 7,3, Peringatan Tsunami Muncul
Gempa Pasaman Barat: 5,3 Magnitudo di Laut
Gempa pertama terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada pukul 02.02 WIB dengan kekuatan 5,3 magnitudo.
Pusat gempa berada di laut, sekitar 95 kilometer barat daya Pasaman Barat, dengan koordinat 0.27 LS dan 99.06 BT.
BMKG melaporkan getaran terasa dengan intensitas:
Skala II–III MMI di Pasaman dan Pariaman
Skala I–II MMI di Padang
Getaran tersebut dirasakan ringan oleh sebagian orang dan tidak menimbulkan kerusakan.
Namun, gempa ini menegaskan pentingnya mengenali tanda dan dampak gempa berdasarkan Skala MMI.
Balikpapan Diguncang Gempa 4,9 Magnitudo
Sekitar pukul 06.59 WIB, gempa dengan kekuatan 4,9 magnitudo terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Episentrum berada pada kedalaman 10 km, tepatnya 103 km tenggara Balikpapan di koordinat 1.94 LS dan 117.47 BT.
Meskipun tidak dilaporkan kerusakan atau korban jiwa, gempa ini tetap dirasakan dan menjadi pengingat bahwa wilayah Kalimantan Timur pun tidak bebas dari potensi gempa.
Gempa Kecil 2,7 Magnitudo di Lumajang
Gempa ketiga tercatat di Lumajang, Jawa Timur, pada pukul 06.31 WIB dengan kekuatan 2,7 magnitudo.
Pusat gempa berada di 15 km timur laut Lumajang, pada kedalaman 10 km, di koordinat 8.00 LS dan 113.27 BT.
Walau tergolong lemah, gempa seperti ini tetap penting dicatat karena bisa menandakan aktivitas seismik di zona tektonik sekitar Jawa Timur.

Mengenal Skala MMI dan Dampak Gempa
BMKG menggunakan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) untuk mengukur dampak gempa berdasarkan seberapa kuat getarannya dirasakan oleh manusia, bukan hanya berdasarkan magnitudo.
Beberapa tingkatan penting:
I MMI: Getaran sangat lemah, hanya dirasakan dalam kondisi luar biasa
III MMI: Terasa seperti naik kendaraan berat, getaran nyata di dalam rumah
V MMI: Orang-orang mulai panik, benda-benda berjatuhan
VII MMI: Rumah bisa retak atau roboh, terutama yang tidak tahan gempa
X MMI ke atas: Kerusakan berat, tanah bisa terbelah, rel bengkok, tsunami bisa terjadi
Baca juga: Gempa Dangkal 2,6 Magnitudo Guncang Bekasi, Warga Rasakan Dua Kali
Tips Aman Sebelum, Saat, dan Setelah Gempa
Sebelum Gempa:
Periksa struktur rumah Anda, hindari membangun di area rawan longsor atau likuefaksi
Simpan benda berat di tempat rendah, dan amankan benda tergantung
Siapkan tas darurat berisi P3K, senter, radio, makanan kering dan air
Saat Gempa:
Di dalam rumah: Berlindung di bawah meja, jauhi jendela
Di luar: Jauhi bangunan tinggi, tiang listrik, dan pohon
Di mobil: Menepi dengan aman, keluar jika perlu
Di pantai: Segera menjauh untuk menghindari potensi tsunami
Setelah Gempa:
Jangan masuk ke bangunan rusak
Cek kebocoran gas, aliran listrik dan air
Dengarkan info resmi dari BMKG atau pemerintah daerah
Jangan mudah percaya hoaks atau informasi tak jelas sumbernya
Tetap waspada terhadap gempa susulan
Waspada Tanpa Panik
Indonesia berada di wilayah cincin api (Ring of Fire), sehingga gempa adalah fenomena yang wajar terjadi.
Yang terpenting adalah kesiapsiagaan masyarakat terhadap gempa, bukan hanya menunggu peringatan.
Selalu pastikan informasi yang Anda terima berasal dari BMKG atau sumber resmi lainnya, dan terapkan protokol keselamatan gempa bumi dengan benar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.