Selasa, 7 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Cerita Sejumlah Guru di Daerah soal Penggunaan Chromebook di Sekolah

Sejumlah guru buka suara mengenai penggunaan Chromebook dari Kemendikbudristek yang tengah menjadi sorotan karena adanya dugaan kasus korupsi.

TribunJogja.com/Azka Ramadhan
LAPTOP CHROMEBOOK - Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 1 Yogyakarta, Istiardi, menunjukkan dua unit Chromebook yang dialokasikan oleh Kemendikbud pada kisaran 2021 lalu, Kamis (17/7/2025). Sejumlah guru di daerah telah buka suara terkait kasus yang diduga merugikan negara sebesar 1,9 triliun ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Dugaan kasus korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook di Kemendikbudristek tahun 2019-2022 saat ini tengah menjadi sorotan.

Di mana sebanyak empat orang telah ditetapkan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai tersangka.

Mereka adalah mantan staf khusus Mendikbudristek Jurist Tan (JT), eks konsultan teknologi Kemendikbudristek Ibrahim Arief (IBAM), Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen pada 2020–2021 Mulyatsyah (MUL), serta mantan Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih (SW).

Keempat orang itu terlibat mengatur proses pengadaan laptop Chromebook yang saat itu menjadi program eks Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Lantas, seperti apakah kondisi chromebook yang anggaran pengadaannya mencapai Rp9,3 triliun itu? 

Sejumlah guru di daerah telah buka suara terkait kasus yang diduga merugikan negara sebesar 1,9 triliun ini, sebagai berikut.

1. Guru di Yogyakarta

Di wilayah Kota Yogyakarta, terdapat beberapa sekolah yang menerima alokasi Kemendikbud tersebut, mulai dari jenjang TK, SD, hingga SMP.  Salah satunya ialah SMP Negeri 1 Yogyakarta.

Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana sekaligus guru Informatika SMPN 1 Yogyakarta, Istiardi mengatakan, sekolahnya menerima sebanyak 48 unit Chromebook pada sekitar tahun 2021 lalu.

"Alhamdulillah, untuk Chromebook kita terima di 2021 sebanyak 48 unit, 45 dengan merek Dell dan yang tiga Zyrex," ungkapnya saat ditemui TribunJogja.com, Kamis (17/7/2025).

Ia menyebut, Chromebook yang diterimanya belum membawa teknologi layar sentuh atau touchscreen, layaknya unit-unit yang diterima sekolah lain setelahnya. 

Menurut Istiardi, setelah dilakukan aktivasi akun, Chromebook langsung digunakan untuk pembelajaran informatika, di mana setiap siswa mendapatkan akun belajar dan wajib log-in supaya bisa menggunakan perangkat tersebut.

Baca juga: Kondisi Laptop Chromebook di Riau: 4 Tahun Tak Terjamah, Dinilai Tak Efektif buat Pembelajaran

Kini, dalam kisaran dua tahun terakhir, Chromebook yang dialokasikan untuk SMPN 1 Yogyakarta tersebut ditempatkan di perpustakaan. 

Langkah itu menjadi upaya optimalisasi, mengingat ada beberapa kasus di sekolah lain, yang pada akhirnya Chromebook dibiarkan mangkrak begitu saja karena penggunanya kurang familiar

"Sudah dua tahun ini, Chromebook kita tempatkan di perpustakaan. Jadi, anak-anak mau pinjam, mungkin bapak ibu guru yang mau memakai juga diperkenankan," jelasnya.

Minat siswa, terutama tampak saat mereka memakai Chromebook untuk kerja kelompok atau presentasi dengan aplikasi Canva yang dinilai lebih nyaman diakses lewat perangkat ini.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved