Selasa, 7 Oktober 2025

Beda Versi TNI AL dan Nelayan terkait Kronologis dan Penyebab Penembakan di Banyuasin Sumsel

Terkait kronologis dan penyebab penembakan antara TNI AL maupun dari nelayan punya versi berbeda.

Penulis: Dewi Agustina
Kolase Tribunsumsel.com/ Rachmad Kurniawan
NELAYAN DITEMBAKI - (Kiri) Rusdianto (53) Kapten kapal nelayan dan (Kanan) Tangkap layar video viral yang memperlihatkan diduga kapal TNI AL menembaki kapal nelayan di perairan laut Birik, sekitar Sungai Sembilang, Kecamatan Banyuasin III, Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. TNI AL dan korban beda versi terkait kronologis dan penyebab penembakan. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Yogi, nelayan warga Sungai Benar RT 1 RW 1 Sungsang 1 Kecamatan Banyuasin II, mengalami luka di bagian leher akibat penembakan yang dilakukan oleh TNI AL di perairan Laut Birik, Banyuasin, Sumsel, Sabtu (12/7/2025) lalu.

TNI AL mengakui penembakan tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Kapal TNI AL Diduga Tembaki Nelayan di Banyuasin: 1 Orang Jadi Korban hingga Kata Lanal

Namun mengenai kronologis dan penyebab penembakan ada dua versi berbeda dari TNI AL maupun dari nelayan yang menjadi korban penembakan.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul mengatakan, penembakan dilakukan karena kecurigaan aparat terhadap dugaan adanya aktivitas ilegal yang dilakukan para nelayan tersebut.

Sementara itu para korban mengatakan kapal milik TNI AL tiba-tiba saja menembak ke arah mereka tanpa sebab.

Berikut kronologis dan penyebab penembakan nelayan versi kedua belah pihak.

Versi TNI AL

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul mengakui anggotanya melakukan penembakan terhadap nelayan asal Sungsang, Banyuasin saat melaut di perairan Laut Birik dengan peluru karet.

Baca juga: Sosok Pelaku Penembakan Staf Desa di Gowa, Ternyata Kakak Ipar Korban, Didorong Dendam Warisan

Tunggul menjelaskan peristiwa berawal pada 12 Juli 2025 sekitar pukul 12.45 WIB.

Saat itu KRI Sutedi Senoputra-378 (KRI SSA-378) melaksanakan Patroli di sekitar Perairan Tenggara Tanjung Jabung. 

Anggota melihat kontak di radar dan AIS dengan nama TB Karya Pasific 2229 yang membawa kapal tongkang TK Pasific Star 8615 dengan muatan batubara.

KAPAL NELAYAN DITEMBAKI - Tangkapan layar video amatir saat peristiwa penembakan kapal nelayan Sungsang oleh diduga kapal TNI AL, saat dikonfirmasi Kepala Penerangan (Kapen) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Palembang sedang selidiki peristiwa tersebut, Minggu (13/7/2025). Di sisi lain, akibat insiden ini, ada satu nelayan mengalami luka di leher setelah terkena tembakan. Kini, dia dirawat di RS Islam Ar-rasyid, Palembang.
KAPAL NELAYAN DITEMBAKI - Tangkapan layar video amatir saat peristiwa penembakan kapal nelayan Sungsang oleh diduga kapal TNI AL, saat dikonfirmasi Kepala Penerangan (Kapen) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Palembang sedang selidiki peristiwa tersebut, Minggu (13/7/2025). Di sisi lain, akibat insiden ini, ada satu nelayan mengalami luka di leher setelah terkena tembakan. Kini, dia dirawat di RS Islam Ar-rasyid, Palembang. (Istimewa via Tribun Sumsel)

Terlihat pula tiga kapal nelayan kecil sedang menambatkan tali di buritan Tongkang, sehingga diduga adanya tindak ilegal.

Selanjutnya KRI SSA-378 melakukan pengejaran terhadap 2 kapal nelayan yang tidak kooperatif dan berupaya melarikan diri, yaitu KM Aqshal dan KM Aqshal 2. 

Tim patroli kemudian memerintahkan keduanya untuk merapat ke KRI dengan menggunakan pengeras suara.

Namun KM Aqshal menambah kecepatan dan mengarahkan haluannya untuk menabrak KRI. 

"Selanjutnya KRI SSA-378 melepaskan tembakan peringatan pertama menggunakan peluru hampa, namun KM Aqshal tidak mengindahkan instruksi tersebut, sementara di saat bersamaan KM Aqshal 2 terus melarikan diri menuju daratan," kata Tunggul.

KRI SSA-378 kemudian menerjunkan tim Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) 1 untuk Pengejaran Penangkapan dan Penyelidikan (Jarkaplid) ke KM Aqshal 2 dengan melepaskan tembakan peringatan.

Namun disebut KM Aqshal 2 mencoba untuk menabrakkan kapalnya.

Tim VBSS 1 melepaskan tembakan dengan peluru karet 5 butir ke arah KM Aqshal 2.

Namun KM Aqshal 2 yang berawak 5 ABK tetap menambah kecepatan ke arah daratan dengan kondisi satu orang terkena peluru karet. 

"Kemudian, tim VBSS 2 melaksanakan Jarkaplid terhadap kapal terdekat yaitu KM Aqshal dengan melepaskan 15 butir peluru karet," ungkap dia.

KM Aqshal, kata Tunggul, berhasil diamankan dan dikawal merapat ke lambung kanan KRI, dengan kondisi ABK 4 personel di mana 3 ABK terkena peluru karet dan mengalami luka ringan. 

"Saat dilaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap KM Aqshal, ditemukan bekas obat-obatan yang telah terpakai (diduga obat-obatan psikotropika). Selanjutnya, KM Aqshal dikawal menuju Lanal Bangka Belitung untuk proses hukum lebih lanjut," ungkapnya.

Versi Nelayan

Sementara itu Rusdianto, kapten kapal pompong yang mengaku kapalnya ditembaki, mengatakan peristiwa tersebut terjadi Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

Kejadian berawal ketika Rusdianto bersama delapan orang lainnya menjaring ikan di perairan laut Birik.

Saat itu, Rusdianto satu kapal bersama korban bernama Yogi. 

Selain itu, ada juga tiga orang lainnya bernama Adi (28), Iyan (20), dan Bayu (20).

Sedangkan di kapal satu lagi terdapat empat orang yakni kapten kapal Ishak, beserta tiga ABK yakni Ipin, Ipal, dan Kandar.

Kemudian, lanjut dia, sebuah kapal melintas berpapasan dan balik arah.

"Kami berangkat dua kapal, satu kapal saya isi lima orang satunya lagi berisi empat orang awak. Pas kami lagi jaring ikan arah mau pulang ada kapal perang lewat berpapasan dari arah Bangka, ternyata dia putar balik," kata Rusdianto saat dijumpai di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid, Minggu (13/7/2025).

Karena kapal tersebut terlihat putar arah, ia mengingatkan anak buahnya untuk berhati-hati.

"Saya bilang hati-hati ke anak buah saya, ada kapal patrol. Posisi kami di perairan laut Tanjung Birik tapi agak maju lagi," kata dia.

Melihat kapal tersebut mendekat, Rusdianto bersama anak buahnya kemudian menjauh dari kapal tersebut.

Namun kapal tersebut tetap mengejar dan akhirnya menurunkan sebuah perahu karet berisi sekitar delapan orang berpakaian loreng.

"Tiba-tiba kapal besar itu menurunkan speedboat karet, isinya delapan orang pakai baju seragam loreng. Pas sudah dekat, dari perahu karet itu menembak ke arah kami," ujar dia.

Karena ombak besar, Rusdianto kemudian membawa kapalnya menjauh.

Akan tetapi, perahu karet itu tetap mengejar sedangkan satu kapal lagi miliknya tertinggal di belakang.

"Saya mau nunggu anak buah yang di kapal satunya selesai tapi ada ombak besar jadi saya menjauh duluan, tapi perahu karet itu tetap mengejar kami," katanya.

Yogi yang saat itu sedang memindahkan ikan dari jaring ke tempat penyimpanan, kata dia, terkena tembakan di bagian leher tepatnya di bawah jakun.

"Yogi ngasih tahu kalau dia kena tembak. Saya teriak ke arah perahu itu 'ini anak buah saya ada yang kena tembak' sambil menunjukkan orang dan lukanya. Tidak lama, perahu karet itu pergi tapi malah mendekat ke arah kapal saya yang satunya," ungkap dia.

Setelah kejadian itu, Rusdianto mengatakan kapalnya terus menjauh dan menuju daratan untuk mencari bala bantuan dengan menghubungi rekannya yang memiliki speedboat.

"Karena susah dapat sinyal, setelah berhasil menghubungi teman, sekitar jam 5 sore kami dijemput speedboat terus menuju ke Sungsang. Setelah diperiksa dokter di sana baru dirujuk ke RS Islam Ar-Rasyid, tadi malam sampainya, " tandasnya.

Keluarga Korban Datangi Denpomal

Keluarga Yogi mendatangi Detasemen Polisi Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Lanal Palembang, Senin (14/7/2025).

Pengacara Yogi, Yudi Wahyudi SH mengatakan mereka ingin menjalin komunikasi dengan Denpomal dan juga menyerahkan proyektil yang melukai leher Yogi akibat tembakan peluru.

"Denpomal meminta proyektil pelurunya dan kita serahkan, ada tanda serah terimanya dan juga kedatangan ke sini ingin membangun komunikasi dan kesepakatan-kesepakatan yang lebih baik," kata Wahyudi.

Yudi mengatakan keluarga juga minta perhatian dan tanggung jawab dari pihak Denpomal karena hingga kini Yogi masih dirawat di rumah sakit.

Selain itu, mendesak pembebasan empat nelayan lainnya dan satu kapal yang masih diamankan di Belinyu Bangka.

Dia meminta agar kondisi nelayan dan kapal juga dibebaskan dengan keadaan yang sama saat diamankan yakni kondisi kapal bagus dan nelayan juga sehat.

Menurut Yudi, dalam pertemuan tersebut keluarga korban menegaskan bahwa insiden ini terjadi akibat miskomunikasi antara aparat dan nelayan.

"Alhamdulillah, pihak Denpomal menyatakan siap menindaklanjuti semua tuntutan tersebut," ujar Yudi.

Kondisi Korban

Kondisi korban Yogi kini telah membaik.

Yogi dirawat di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang untuk mendapatkan penanganan usai terkena tembakan di bagian lehernya.

Menurut ayah Yogi, Darmawan (47), anaknya sudah mulai sadar tapi belum bisa diajak komunikasi.

"Sadar keadaannya, Alhamdulillah. Tapi diajak ngomong belum bisa," ujar Darmawan saat dijumpai di Rumah Sakit, Minggu (13/7/2025). 

Ia mengatakan peluru yang bersarang di leher Yogi sudah dikeluarkan lewat operasi yang dilakukan pihak rumah sakit.

Tindakan tersebut berhasil dilakukan untuk menyelamatkan nyawa korban.

"Pelurunya sudah dikeluarkan, semalam dioperasi jam setengah 12," katanya.

Penulis: Hartati/Ardiansyah

Sebagian artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Alasan TNI AL Tembaki Nelayan Asal Banyuasin Saat Melaut di Perairan Birik, Sudah Diberi Peringatan

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved