Selasa, 7 Oktober 2025

Top Rank

10 Kota Paling Toleran di Indonesia, Daerahmu Termasuk?

Berikut 10 kota dengan tingkat toleransi paling tinggi di Indonesia. Urutan pertama ada Salatiga, disusul Singkawang, dan Semarang.

kemenparekraf
KOTA TOLERAN - Gapura di salah satu sudut Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Organisasi riset dan advokasi bidang HAM dan toleransi beragama SETARA Institute merilis tiga kota di Indonesia sebagai kota toleran 2024 dalam Indeks Kota Toleran (IKT), yakni Singkawang, Salatiga dan Semarang. Berikut 10 kota dengan tingkat toleransi paling tinggi di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut 10 kota dengan tingkat toleransi paling tinggi di Indonesia.

Berdasarkan data SETARA Institute, Salatiga, Jawa Tengah dinobatkan menjadi kota paling toleransi di Indonesia tahun 2024.

Peringkat kedua ditempati oleh kota asal Kalimantan Barat yakni Singkawang.

Sementara itu, Semarang menempati posisi ke-3, kota paling toleran di Indonesia.

Selanjutnya, SETARA Institute menobatkan Kota Magelang, sebagai kota dengan indeks toleransi tertinggi nomor empat.

Ranking lima kota dengan indeks toleransi tertinggi ditempati Pematang Siantar, Sumatra Utara.

Berikut 10 kota paling toleran di Indonesia:

1. Salatiga, Jawa Tengah

Skor toleransi: 6,544

2. Singkawang, Kalimantan Barat

Skor toleransi: 6,420

3. Semarang, Jawa Tengah

Skor toleransi: 6,356

4. Magelang, Jawa Tengah

Skor toleransi: 6,248

5. Pematang Siantar, Sumatra Utara

Skor toleransi: 6,115

6. Sukabumi, Jawa Barat

Skor toleransi: 5,968

7. Bekasi, Jawa Barat

Skor toleransi: 5,939

8. Kediri, Jawa Timur

Skor toleransi: 5,925

9. Manado, Sulawesi Utara

Skor toleransi: 5,912

10. Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Skor toleransi: 5,853

Baca juga: 10 Provinsi dengan Angka Pernikahan Tertinggi di Indonesia: Jawa Barat Tempati Urutan Pertama

Studi Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 ditetapkan berdasarkan empat variabal dengan delapan indikator sebagai alat ukur.

Mengutip Ebook Indeks Kota Toleran 2024 yang ditulis oleh Ikhsan Yosarie dan Halili Hasan, empat variabel itu yakni:

  1. Regulasi Pemerintah Kota
  2. Regulasi Sosial
  3. Tindakan Pemerintah
  4. Demografi Sosio-Keagamaan

Sementara 8 indikator sebagai alat ukurnya sebagai berikut:

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD): 10 persen
  • Kebijakan Pemerintah Kota: 20 persen
  • Peristiwa Intoleransi: 20 persen
  • Dinamika Masyarakat Sipil: 10 persen
  • Pernyataan Publik Pemerintah Kota: 10 persen
  • Tindakan Nyata Pemerintah Kota: 15 persen
  • Heterogenitas Agama: 5 persen
  • Inklusi Sosial Keagamaan: 10 persen

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved