Sosok Bos Judi Online di Pekanbaru Raup Rp3,6 M dari Higgs Domino, Total 12 Orang Diciduk Polisi

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Sosok bos besar dalam jaringan judi online di Pekanbaru akhirnya terungkap. 

Beromzet Rp3,6 miliar dalam enam bulan, bisnis ilegal berbasis permainan Higgs Domino ini dijalankan dari dua lokasi berbeda dan melibatkan 12 orang tersangka yang kini diamankan Polda Riau.

Baca juga: Judi Online jadi Ancaman Nyata UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi

Dua Markas Judi, Omzet Miliaran dari Chip Virtual

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Pol Ade Kuncoro Ridwan, mengungkap sindikat judi online yang dikelola di dua titik:

Sebuah ruko di Jalan Harapan Raya dan rumah di Perumahan Pondok Mutiara, Jalan Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.

Di ruko, pelaku membuat ribuan ID untuk bermain Higgs Domino guna meraih jackpot chip besar. Chip yang didapat kemudian dikirim ke rumah tempat pengolahan dan peningkatan level chip dilakukan.

Setelah chip mencapai nilai 1B, chip dijual seharga Rp25 ribu per unit.

“Rata-rata mereka bisa menjual hingga 1 triliun chip per hari dengan keuntungan Rp25 juta,” ungkap Kombes Ade saat ekspos, Rabu (25/6/2025).

Baca juga: Dukung Pemerintah Berantas Judi Online, Masyarakat Diajak Investasi di Kripto

Sosok JJ alias Ko J, Dalang Bisnis Chip Higgs Domino

JJ alias Ko J ditetapkan sebagai otak bisnis ini.

Ia diketahui sebagai penyedia dana dan pemilik perangkat utama. JJ diringkus saat baru tiba dari Malaysia di Bandara Sultan Syarif Kasim II.

Tak sendiri, JJ bekerja bersama MAA selaku pemimpin tim di ruko Harapan Raya.

Di sana, empat operator lainnya (FS, RF, RA, dan BS) bekerja dalam dua shift mengelola ribuan akun permainan.

Sementara itu, di lokasi rumah, tersangka AF memimpin lima operator lainnya dalam proses pengumpulan dan top-up chip hingga terkumpul 51B chip untuk dijual kembali.

“Chip dikumpulkan, di-top-up hingga level tinggi, lalu dijual kembali dalam jumlah besar,” lanjut Kombes Ade.

Penangkapan 12 Orang, Bisnis Sudah Berjalan 6 Bulan

Dalam penggerebekan Subdit V Siber Reskrimsus Polda Riau, polisi menangkap 12 orang yang memiliki peran berbeda. Mulai dari operator sistem hingga pemimpin tim, termasuk JJ sebagai penyandang dana.

Bisnis ini berjalan lancar selama 6 bulan, hingga akhirnya terendus aparat.