Respons Wapres Gibran Dengar Curhatan Petani Kopi di Bondowoso yang Mengeluh soal Harga hingga Pupuk
Kunjungi kebun kopi di Bondowoso, Jawa Timur, begini jawaban Wapres Gibran Rakabuming Raka saat dicurhati petani kopi, Selasa (24/6/2025) pagi.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Kebun Kopi Kalisat Jampit, Kecamatan Ijen, Bondowoso, Jawa Timur (Jatim), Selasa (24/6/2025) pagi.
Gibran dan rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 09.29 WIB.
Mengenakan baju cokelat krem, celana hitam, dan sepatu bot kuning, Gibran ikut serta memetik kopi.
Gibran juga mendapatkan penjelasan tentang program PMO- Project Management Office Kopi Nusantara dari Dirut PTPN IV PalmCo, Jatmiko K Santosa.
Dari penjelasan yang disampaikan, PTPN diketahui sudah 3 tahun membentuk PMO kopi nusantara.

Tujuannya yakni untuk mengembalikan legenda kopi Jawa dan mensejahterakan petani kopi.
Selesai menyimak penjelasan, Gibran melihat para pemetik melakukan sortir kopi dalam bentuk cherry.
Tampak mendampingi Gibran, antara lain Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Maruf; Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa; dan Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak.
Setelah itu, Gibran melakukan dialog bersama 10 orang petani kopi.
Dalam kesempatan itu, Gibran mendengarkan keluhan petani kopi, baik petani kopi dari Perhutani maupun pekerja PTPN.
Febri Haji, Petani Kopi asal Kluncing, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Bondowoso, berharap banyak atas dukungan dari pemerintah dalam upaya peningkatan petani kopi.
Baca juga: Wapres Gibran Minta Produksi UMKM Buatan Ibu-ibu di Banyuwangi Ditingkatkan: Semangatnya Luar Biasa
Di antaranya yaitu peningkatan harga kopi, akses pasar, permodalan, dan dukungan peralatan pengolahan pasca panen.
"Kami bersemangat untuk pembentukan koperasi merah putih," kata Febri, dilansir TribunJatim.com.
Agus Suprapto, Petani Kopi binaan Perhutani yang menjalankan PMO kopi di Bondowoso, juga berharap adanya kebijakan dari pemerintah dalam upaya menekan harga pupuk non subsidi.
Sebab, menurut Agus, kopi akan bagus jika didukung dengan pupuk yang baik.
"Untuk pupuk itu, minta tolong ke Bapak, supaya harganya lebih diturunkan lagi, Pak," ujar Agus.
Agus mengungkapkan, selama ini, petani kopi membeli pupuk non subsidi yang harganya Rp 500 ribu.
"Harganya yang cocok dengan kopi kami, Rp 500 ribu, kalau bisa diturunkan lagi, Pak," sebut Agus.
Respons Gibran

Mendengar hal itu, Gibran mengatakan masalah pupuk, bibit, pengairan, dan lainnya nanti akan segera ditindaklanjuti.
Gibran menilai, permasalahan ini sama dengan permasalahan tebu yang disampaikan petani padanya saat berkunjung ke Banyuwangi, Jatim.
"Akan segera kita tindak lanjuti, Bapak, Ibu, ya," ucap Gibran.
Gibran pun mengimbau agar petani meningkatkan produktivitas dan kualitas.
Dari program PMO inilah Gibran berharap semua mengikuti rencana yang telah dibuat.
"Kalau kita mengikuti roadmap yang sudah ada, visi misi, program unggulan Pak Presiden. InsyAllah para petani bisa menikmati juga," tuturnya.
Gibran juga menekankan pada pihak terkait agar mendukung petani kopi ini dengan peralatan yang modern.
"Saya titip ya, Pak, tolong didukung dengan peralatan yang modern. Titip ibu-ibu yang tadi. Titip karena mereka sudah puluhan tahun disini," terangnya.
Sementara itu, Khofifah mengaku pihaknya memiliki komunal branding kopi di berbagai kabupaten.
Lantaran brand-nya sudah sama, maka relatif ekspor.
Apabila ada masalah dengan pasar, pihaknya akan membantu.
"Di kabupaten Bondowoso kita punya cukup banyak pilot project untuk processing. Sehingga kalau Bapak, Ibu, melakukan processing sendiri, insyAllah Pemprov siap memfasilitasi," tandasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kunjungi Bondowoso, Wapres Gibran Ikut Petik Kopi hingga Berdialog dengan Petani
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Sinca Ari Pangistu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.