Kepsek, Guru, dan Siswa SMA hingga SMK di Sulsel Wajib Hafal Alquran, Jadi Bahan Penilaian
Kepsek, guru, hingga siswa SMA hingga SMK di Sulawesi Selatan wajib hafal Alquran. Pasalnya, hal tersebut menjadi penilaian untuk pendidik dan siswa.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala sekolah (kepsek), guru, hingga siswa SMA dan SMK di Sulawesi Selatan (Sulsel) wajib menghafal Alquran.
Adapun hal tersebut berdasarkan surat edaran (SE) dengan Nomor 100.3.4/3300/DISDIK yang diteken oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel, Iqbal Nadjamuddin pada 7 Juni 2025 lalu.
"Dalam surat edaran tersebut, ada tiga dasar yakni tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang baik," demikian tertulis dalam SE tersebut.
Berdasarkan surat edaran tersebut, ada empat poin yang disampaikan, dan salah satunya terkait kepsek, guru, tenaga pendidik, dan juga siswa SMA dan SMK untuk menghafal Alquran.
"Kepala sekolah, guru, dan tendik SMA/SMK/SLB yang beragama Islam diharapkan dapat menghafal juz 30 pada tahun pelajaran 2025/2026," tulis aturan tersebut.
Untuk mendukung hal tersebut, kepsek diwajibkan menyusun strategi untuk melaksanakan program hafalan Alquran tersebut bagi guru dan tendik.
Bahkan, menghafal Alquran, berdasarkan SE tersebut, merupakan salah satu indikator penilaian kinerja guru.
"Hafalan juz 30 bagi setiap guru dan tendik dapat menjadi salah satu indikator untuk penilaian kinerja pegawai dan guru," demikian bunyi dari SE tersebut.
Baca juga: Cara Cek Hasil SPMB Jateng 2025 Jenjang SMA/SMK, Lengkap dengan Jadwal Daftar Ulangnya
Sementara, untuk siswa SMA dan SMK yang beragama Islam, memiliki syarat berbeda terkait menghafal Alquran.
"Siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2025/2026 menghafal juz 30 dan menghafal juz 29 pada saat di kelas XII tahun berikutnya (hafalan dua juz hingga tamat). Siswa kelas X Tahun Pelajaran 2025/2026 menghafal juz 30, dilanjutkan menghafal juz 29 pada saat di kelas XI tahun berikutnya dan menghafal juz 28 pada saat di kelas XII tahun berikutnya (hafalan tiga juz hingga tamat).
"Sedangkan siswa kelas XII Tahun Pelajaran 2025/2025 menghafal juz 30 hingga tamat," demikian isi dari aturan tersebut.
Senada dengan kepsek, guru, dan tendik, hafal Alquran ini menjadi salah satu indikator penilaian bagi siswa yaitu dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pada prakteknya, nantinya, tiap satuan pendidikan melakukan pembiasaan agar berzikir pada sore dan/atau doa bersama pada jam terakhir kegiatan belajar mengajar (KMB).
Sementara, bagi siswa selain yang beragama Islam melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing yang pelaksanaannya diatur guru agama atau pembina masing-masing.
Alasan Ada Aturan Wajib Hafal Alquran
Kepala Disdik Pemprov Sulsel, Iqbal Nadjamuddin, menjelaskan bahwa hafalan Alquran bukan untuk ketentuan kelulusan atau kenaikan kelas bagi siswa.
Namun, hal itu untuk meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan belajar anak.
"Kita berharap para siswa/siswi khususnya yang beragama Islam bisa rutin untuk membaca Alquran, yang agama lain menyesuaikan dengan peraturan sekolah masing-masing."
"Pada intinya guna menuntaskan buta aksara di lingkungan sekolah dalam membaca Alquran," kata Iqbal.
Dengan adanya aturan ini, Iqbal pun berharap agar menghafal Alquran nantinya menjadi ekstrakulikuler di sekolah.
Iqbal juga menegaskan adanya aturan hafal Alquran ini demi meningkatkan moral bagi siswa-siswi di Sulsel.
“Adanya motivasi dari guru siswa dapat menghafal Al-Qur’an dengan semangat dan baik, sehingga dapat menyetorkan hafalannya ke sekolah."
"Untuk tenaga pendidik, guru, dan kepsek, masa siswa kita wajibkan sedangkan kepala sekolah atau guru tidak bisa mengaji. Ini kegiatan keagamaan apalagi ada siswa jalur prestasi penghafal Alquran bisa membantu dalam bacaan bacaan, masa persoalan agama mau dipertentangkan ini guna meningkatkan moral agama untuk anak anak kita," ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.