Senin, 29 September 2025

Fakta-fakta Wanita Penjual Kerupuk Tewas Tersambar Kereta Api di Surabaya

Fakta-fakta seorang wanita penjual kerupuk berinisial MSK (48) tewas tertabrak KA Ambarawa di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (11/6/2025) sore.

TribunJatim.com/Luhur Pambudi
TERTABRAK KERETA - Wanita berinisial MSK asal Jateng yang dikenal sebagai penjual kerupuk meninggal dunia usai tertabrak kereta api (KA) yang melintasi rel perlintasan sebidang dua jalur (double track) di kawasan Jalan Buntaran Surabaya, Rabu (11/6/2025) sore. Selain berprofesi sebagai penjual kerupuk, korban ternyata juga dikenal sebagai pengamen. 

Parto menyebut, kereta menyalakan klakson saat jarak antara lokomotif dengan tempat korban berdiri kian mendekat. 

Saat mulai menyadari arah kedatangan kereta, korban berusaha mempercepat langkah kakinya, menepi serta keluar dari jalur rel, tetapi ternyata upaya itu terlambat. 

Laju kereta yang kencang membuat jarak aman di antara kedua objek tersebut makin pendek, tak pelak tubuh korban tersambar kereta. 

"Saya sudah teriak. 'Bu, minggir, minggir.' Kan yang jaga saya dan ibu saya, dianya itu kurang dengar, karena KA kencang. Saya sudah lihat ibu itu," tuturnya.

2. Sosok Korban

Parto juga mengungkapkan, pada pagi hingga siang hari, korban menyempatkan diri untuk mengamen di traffic light (TL) atau permukiman Kecamatan Tandes. 

"Iya (informasinya warga Jateng). Dia merantau di sini, gubuk, kalau gak salah tanahnya gudang gitu, dibuat gubuk kecil. Anaknya ibu ada 4-5 anak, kurang lebih." 

"Semua tinggal di sana. Ada mantunya dan anaknya. Tinggal di sana," ujar penjaga palang yang sudah bekerja swadaya sejak tahun 2018 itu.

Setahu Parto, korban bukan warga asli Kota Surabaya, melainkan asal Blora, Jawa Tengah.

Selama merantau di Surabaya, korban beserta suami dan anak-anaknya tinggal di sebuah bangunan semipermanen. 

Lokasinya memanfaatkan area kosong pergudangan di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya

Rumahnya tak jauh dari lokasi korban terlibat kecelakaan. Jaraknya sekitar 100 meter. 

Namun, berada agak ke dalam sebuah gang berjarak 10-15 meter dari rel perlintasan tersebut. 

"Jarak rumah dengan lokasi kecelakaan, ya 100-an meter.  Ada di pinggir rel, agak ke dalam dikit, sekitar 10-15 meter ke dalam," ujarnya. 

Menurut Parto, kondisi korban juga dapat disebut sebagai orang berkebutuhan khusus, pada bagian organ tubuhnya, terutama tangan kiri. 

"Ibu itu, cuma, mohon maaf bukan bermaksud apa-apa, ada kondisi berbeda pada tangannya agak kurang normal gitu. (Tangan kiri) udah lama, sudah cacat (sejak) lahir." 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan