Fakta-fakta Wanita Penjual Kerupuk Tewas Tersambar Kereta Api di Surabaya
Fakta-fakta seorang wanita penjual kerupuk berinisial MSK (48) tewas tertabrak KA Ambarawa di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (11/6/2025) sore.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Suci BangunDS
Parto menyebut, kereta menyalakan klakson saat jarak antara lokomotif dengan tempat korban berdiri kian mendekat.
Saat mulai menyadari arah kedatangan kereta, korban berusaha mempercepat langkah kakinya, menepi serta keluar dari jalur rel, tetapi ternyata upaya itu terlambat.
Laju kereta yang kencang membuat jarak aman di antara kedua objek tersebut makin pendek, tak pelak tubuh korban tersambar kereta.
"Saya sudah teriak. 'Bu, minggir, minggir.' Kan yang jaga saya dan ibu saya, dianya itu kurang dengar, karena KA kencang. Saya sudah lihat ibu itu," tuturnya.
2. Sosok Korban
Parto juga mengungkapkan, pada pagi hingga siang hari, korban menyempatkan diri untuk mengamen di traffic light (TL) atau permukiman Kecamatan Tandes.
"Iya (informasinya warga Jateng). Dia merantau di sini, gubuk, kalau gak salah tanahnya gudang gitu, dibuat gubuk kecil. Anaknya ibu ada 4-5 anak, kurang lebih."
"Semua tinggal di sana. Ada mantunya dan anaknya. Tinggal di sana," ujar penjaga palang yang sudah bekerja swadaya sejak tahun 2018 itu.
Setahu Parto, korban bukan warga asli Kota Surabaya, melainkan asal Blora, Jawa Tengah.
Selama merantau di Surabaya, korban beserta suami dan anak-anaknya tinggal di sebuah bangunan semipermanen.
Lokasinya memanfaatkan area kosong pergudangan di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya.
Rumahnya tak jauh dari lokasi korban terlibat kecelakaan. Jaraknya sekitar 100 meter.
Namun, berada agak ke dalam sebuah gang berjarak 10-15 meter dari rel perlintasan tersebut.
"Jarak rumah dengan lokasi kecelakaan, ya 100-an meter. Ada di pinggir rel, agak ke dalam dikit, sekitar 10-15 meter ke dalam," ujarnya.
Menurut Parto, kondisi korban juga dapat disebut sebagai orang berkebutuhan khusus, pada bagian organ tubuhnya, terutama tangan kiri.
"Ibu itu, cuma, mohon maaf bukan bermaksud apa-apa, ada kondisi berbeda pada tangannya agak kurang normal gitu. (Tangan kiri) udah lama, sudah cacat (sejak) lahir."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.