Warga Sirampog Brebes Jadi Korban Tanah Bergerak, Ratusan Rumah Hancur Tak Bisa Ditempati
Ratusan rumah warga di tiga dusun di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hancur, jadi korban tanah bergerak, Rabu, 27 Mei 2025.
TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Ratusan rumah warga di tiga dusun di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hancur, jadi korban tanah bergerak (landslide), Rabu, 27 Mei 2025.
Total ada 135 rumah warga yang retak hingga hancur jadi korban tanah bergerak di wilayah ini. Bencana tanah bergerak ini terjadi di tiga dusun di Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.
Landslide di Kecamatan Sirampog terjadi pada Kamis 17 April 2025 sekira pukul 02.00 WIB dinihari. Pergerakan tanah pertama kali terjadi di Desa Mendala setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Kemiringan lereng di Sirampog yang mencapai 60 derajat memperparah kondisi dan menyebabkan tanah bergeser ke arah Kali Pedes atau ke arah barat laut.
Pada 21 April 2025, jumlah rumah yang rusak akibat pergerakan tanah terdata mencapai 112 unit. Warga yang terdampak mulai mengungsi ke posko bencana alam yang didirikan oleh BPBD Kabupaten Brebes.
Sehari berselang pada 22 April 2025, pergerakan tanah meluas ke pedukuhan lainnya.
Sepekan kemudian 28 April 2025, BPBD mencatat total rumah rusak berat atau roboh mencapai 120 rumah dan 15 rumah mengalami kerusakan sedang.

Jumlah warga terdampak sekira 570 jiwa beberapa mengungsi ke berbagai titik pengungsian.
Selain rumah warga, pergerakan tanah merusak fasilitas umum seperti jalan desa, tempat ibadah, dan sekolah.
Tiga dukuh di Desa Mandala juga luluh lantah yaitu di Dukuh Krajan, Karanganyar, Babakan, dan Cupang Bungur.
Pemkab Brebes juga menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 30 hari sejak 17 April hingga 16 Mei 2025.
Hingga kini, ratusan warga terdampak masih mendiami hunian sementara dan tak tahu harus berbuat apa.
Meski ada wacana pemindahan warga terdampak ke hunian tetap di dua lokasi yaitu di Desa Buniwah dan Manggis, namun belum ada kejelasan kapan mereka akan dipindahkan.
Pasalnya, lahan tersebut masih akan dikaji oleh Badan Geologi untuk memastikan kelayakannya sebelum pembangunan hunian tetap dimulai.
Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Cianjur Bikin 35 Rumah Warga Rusak Parah
Salah satu warga yang rumahnya nyaris rata dengan tanah adalah rumah Nasrullah (57) dan Yanto (55).
Mereka sedang beristirahat siang seusai bergotong royong membersihkan sekaligus mengais barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan dari reruntuhan rumah Nasrullah, saat ditemui Tribun Jateng, Rabu, 27 Mei 2025.
Rumah Nasrullah di Dusun Krajan tergolong rusak berat akibat bencana tanah bergerak yang menimpa dusun mereka.
Batang kayu hingga potongan besi dari tulangan beton dikumpulkan dari reruntuhan rumah yang masih menyisakan warna oranye di dindingnya itu.
Baca juga: 13 Rumah di Ponorogo Rusak Terdampak Fenomena Tanah Bergerak, Dinding & Lantai Rumah Retak
Sesekali, tatapan mereka tertuju ke arah perkampungan yang sudah tak berbentuk lagi. Nyaris semua rumah di kampung mereka roboh.
Beberapa di antaranya bahkan ambles tertelan bumi seusai bencana tanah bergerak yang terjadi pada Kamis (17/4/2025) malam.
“Saya ingat anak dan utamanya cucu yang biasanya riang gembira main di rumah dan kampung ini,” kata Nasrullah yang seketika membuat suasana menjadi sedikit kaku.

Nasrullah menyeka matanya yang sudah basah dengan bulir bening yang mengucur deras dari kedua matanya.
Sambil terisak dan menarik nafas dalam-dalam, Nasrullah mencoba menguatkan diri untuk melanjutkan ceritanya.
Dia menyebut, upayanya mengais barang-barang dari rumahnya yang sudah roboh sebenarnya adalah caranya untuk mengobati kegundahan hati.
“Rasanya getir melihat rumah yang sudah miring dan rusak."
"Sakit rasanya melihat kenangan anak-anak dan utamanya cucu main di rumah. Lebih baik dirobohkan saja daripada ingat yang tidak-tidak,” imbuh Nasrullah.
Mereka secara bergantian bergotong royong mengais barang-barang yang bisa diambil dari rumah mereka sambal meratakan rumah mereka yang sudah rusak parah.
“Kalaupun kami mengumpulkan besi atau kayu, belum tentu bisa kami manfaatkan lagi. Ini semua adalah upaya menghibur diri."
"Apalagi saat ini kami semua nyaris tak bisa bekerja karena sawah kami juga sudah rusak,” kata Nasrullah.
Rumah Nasrullah adalah satu dari 135 rumah lain yang bernasib serupa.
Penantian Sembilan Bulan
Di tengah kepedihan nasib warga terdampak landslide, warga terdampak masih harus menunggu berbulan-bulan agar bisa mendapatkan hunian tetap.
Kabar tersebut didengar langsung oleh masyarakat Desa Mandala beberapa waktu lalu seusia menempati hunian sementara.
Hal tersebut membuat warga terdampak yang menempati hunian sementara semakin lemas dan risau.
Satu di antaranya Basuri (54) warga Dukuh Krajan, kursi plastik berwarna hijau yang dia duduki selama di lokasi hunian sementara seolah menjadi saksi kegelisahannya.
"Kabarnya kami harus menunggu sembilan bulan untuk bisa menempati hunian tetap."
"Karena harus ada kajian dari desa ke pemerintah kabupaten lalu ke provinsi dan seterusnya," terang Basuri yang selalu nampak bingung seolah memikirkan nasib keluarganya ke depan.
Di tengah kegelisahannya, Basuri mengatakan, warga terdampak landslide tidak bisa berbuat apa-apa.
Menunggu dan pasrah, hanya itu yang bisa dilakukan oleh warga terdampak tanah gerak di Desa Mandala. Dalam penantiannya Basuri berharap bisa mendapatkan hunian tetap secepat mungkin.
"Bingung saya, tapi saya dan warga lainnya berharap hunian tetap bisa segera dibangun. Supaya tidak tinggal di hunian sementara terus," imbuhnya.
Laporan Reporter: Budi Susanto | Sumber: Tribun Jateng
Sumber: Tribun Jateng
Sempat Salat Isya Usai Membunuh Ular yang Masuk Rumahnya, Nyawa Sumyati Tak Tertolong |
![]() |
---|
Bencana Tanah Longsor Melanda Kashmir India, 60 Orang Tewas, Lebih dari 100 Orang Hilang |
![]() |
---|
Baru 3 Tahun Dibangun, Plafon Kantor Bupati Brebes Senilai Rp110 M Jebol Diterjang Hujan Angin |
![]() |
---|
Lansia Hidup Sebatang Kara di Brebes Ditemukan Meninggal di Rumahnya |
![]() |
---|
Gandeng KPK, Bupati Brebes Prioritaskan Pembangunan Jalan Industri Kubangsari Agar Tak Salah Langkah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.