Minggu, 5 Oktober 2025

Kisah Nenek Komoh di Ciamis yang Rumahnya Bisa Ambruk Kapan Saja, Tak Berani Tidur saat Hujan

Berikut kisah memprihatinkan dari Komoh (73), seorang janda tua yang terpaksa tinggal di rumah reyot bersama 3 anaknya. Rumah tersebut nyaris ambruk.

TribunPriangan/Ai Sani
RUMAH REYOT KOMOH - Kondisi rumah Komoh (73) di Dusun Buniasih, RT 2/11, Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang sudah hampir ambruk di beberapa bagiannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Kisah memprihatinkan datang dari Komoh (73), seorang janda tua di Dusun Buniasih, RT 2/11, Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar).

Nenek Komoh bersama bersama tiga putranya terpaksa bertahan hidup di rumah reyot yang sewaktu-waktu bisa rata dengan tanah tanpa kepastian bantuan dari siapapun.

Selama bertahun-tahun, Komoh dan anak-anaknya itu hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaan buruh serabutan. 

Seiring berjalannya waktu, kondisi tempat tinggal mereka kian mengkhawatirkan.

Kini, bagian depan rumah tampak sudah ambruk, dinding bilik bolong dimakan rayap, dan atap bocor di hampir semua sisi. 

Ketika hujan turun, banjir dan rasa takut akan runtuhnya rumah menjadi teror yang terus menghantui Komoh.

"Sudah tiga tahun rusak. Awalnya dapur yang ambruk, sekarang bagian depan ikut runtuh. Kalau hujan deras, air masuk, atap bocor, dan kami tidak bisa tidur karena takut rumah roboh," kata Komoh, Rabu (14/5/2025), dilansir TribunJabar.id.

"Hanya ada satu kamar yang bisa dipakai. Kami tidak tahu harus tinggal di mana lagi," sambungnya lirih.

Baca juga: Kisah Warga Sinjai 2 Jam Jalan Kaki Sambil Tandu Jenazah karena Jalan Rusak: Miris Sekali

Prihatin dengan kondisi Komoh, Deni Edwar, tetangga Komoh, pun berinisiatif bersama masyarakat berswadaya untuk mengungsikan keluarga ini ke rumah milik Ibu Elah yang biasa disewakan.

Biaya sewa juga ditanggung bersama oleh warga.

"Kami tidak bisa diam melihat kondisi mereka. Pemerintah desa katanya sudah mengajukan bantuan, tapi sampai rumah benar-benar ambruk, tidak ada kabar apa pun. Kami terpaksa patungan untuk menyewa rumah agar mereka aman," ungkap Deni.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Muktisari, Ade Suci Permana mengaku bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu) ke DPRKPLH Ciamis

Tetapi, sampai sekarang belum ada realisasi dari dinas terkait.

"Kami sudah ajukan, tapi mungkin belum ada anggaran. Dana desa juga terbatas dan perbaikan rumah ini membutuhkan biaya besar," beber Ade.

Kisah keluarga Nenek Komoh menambah daftar panjang potret kemiskinan yang tersembunyi di pedesaan.

Di tengah gencarnya pembangunan, masih terdapat warga yang terpaksa hidup dalam kondisi tidak layak dan menunggu uluran tangan yang tak kunjung datang.

Kisah Lain

Di Cicendo, Kota Bandung, ada juga seorang wanita korban kebakaran yang menceritakan kisah pilunya  kepada Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat datang berkunjung ke lokasi.

Dilansir TribunJabar.id, kebakaran yang menghanguskan rumah korban di Gang Rumah Sakit (RS) Cicendo Kota Bandung yang dijadikan kontrakan itu terjadi pada Jumat (3/1/2025) lalu.

Akibat kebakaran tersebut, korban mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta.

Korban mengais rezeki dengan menyewakan kamar rumahnya kepada pasien RS Cicendo untuk bermalam dengan tarif sewa kamar di per malam sebesar Rp 100 ribu.

Mendengar hal itu, lantas Dedi Mulyadi menanyakan apakah penghasilan dari menyewakan kamar tersebut cukup untuk biaya kehidupan sehari-hari.

Korban mengaku bahwa penghasilan dari menyewakan kamar itu memang tak tentu didapatkannya setiap hari.

Baca juga: Kisah Mulyoto yang Jenazahnya Lewat Sungai di Ponorogo Gegara Tetangga, Tinggalkan Anak Baru Lahir

Tetapi, ia mengaku dirinya tetap bersyukur karena yang terpenting baginya yakni masih bisa makan sehari-hari dan menabung.

Mendengar jawaban korban, Dedi Mulyadi kagum dengan pemikirannya tersebut.

Hingga akhirnya, Dedi Mulyadi menanyakan kisah wanita itu hingga bisa bercerai dan menjadi seorang janda.

Secara blak-blakan korban mengaku dirinya telah cerai karena ditinggalkan suami yang kini telah suksesi jadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sulawesi.

Kemudian, korban menceritakan mulanya mengenal mantan suaminya itu yang pernah kuliah di Unisba di Kota Bandung.

Korban mengungkapkan bahwa ia dinikahi mantan suaminya saat masih mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tersebut.

Setelah lulus dan dikaruniai dua anak, korban mengaku terus mendukung kesuksesan suaminya.

Bahkan, korban mengantarkan suaminya berangkat ke Sulawesi untuk menjadi ASN.

Tetapi, nahas korban malah ditinggalkan suaminya yang sukses jadi ASN begitu saja.

Korban mengaku sejak suaminya jadi ASN, ia tak pernah dikunjungi apalagi mendapatkan kabar.

Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk bercerai dengan sang suami dan tinggal dengan anak perempuannya.

Sementara itu, anak laki-laki mereka tinggal bersama suaminya di Sulawesi.

Meski mengalami nasib pilu tersebut, korban mengaku tak menyesali nasib tersebut.

Kini, korban menikmati hidupnya dengan tinggal di rumah sederhana yang juga dijadikan tempat usaha sewa kamar.

Tetapi karena musibah kebakaran, korban kini harus kembali memperbaiki rumahnya itu.

Setelah mendengar cerita dan kisah pilu tersebut, Dedi Mulyadi terenyuh hingga memberikan segepok uang kepada korban.

Korban pun menangis terharu dan berterima kasih kepada Dedi Mulyadi yang mau membantunya.

"Terima kasih Aa," ujarnya sembari menangis, dikutip dari unggahan kanal YouTube Dedi Mulyadi.

Uang segepok dari Gubernur Jabar tersebut dimaksudkan untuk membantu biaya renovasi rumah korban yang dilalap api.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pilu Janda Tua di Ciamis Bertahan di Rumah Setengah Ambruk, Tiap Hujan Diteror Ancaman Atap Runtuh

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Ai Sani Nuraini/Hilda Rubiah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved