Senin, 29 September 2025
Tujuan Terkait

Ubah Citra Suram Penjara, Kanwil Ditjenpas Sumbar Dorong Lapas Jadi Sentra UMKM dan Ketahanan Pangan

Marselina Budiningsih, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari program Akselerasi Pemasyarakatan yang digagas Kementerian Hukum dan HAM

istimewa
LAHAN PERTANIAN - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sumbar tengah giat mengubah wajah lembaga pemasyarakatan (lapas) menjadi tempat yang produktif, kreatif, dan kontributif bagi masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Citra penjara yang selama ini identik dengan tempat hukuman dan keterasingan kini mulai berubah, khususnya di Sumatera Barat.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sumbar tengah giat mengubah wajah lembaga pemasyarakatan (lapas) menjadi tempat yang produktif, kreatif, dan kontributif bagi masyarakat.

Baca juga: Perubahan Fisik Vadel Badjideh di Penjara, Lebih Bugar dan Gemuk

Kepala Kanwil Ditjenpas Sumbar, Marselina Budiningsih, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari program Akselerasi Pemasyarakatan yang digagas Kementerian Hukum dan HAM, dan wajib diterapkan oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di daerah.

“Perubahan kami lakukan melalui program pembinaan keterampilan dan kepribadian. Warga binaan diberdayakan untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi, dari UMKM hingga sektor ketahanan pangan,” ujar Marselina dalam keterangan resminya, Selasa (6/5/2025).

Upaya tersebut membuahkan hasil konkret. Dalam gelaran IPPA Fest 2025 yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat (21–25 April 2025), seluruh produk unggulan warga binaan dari Sumbar ludes terjual.

Mulai dari sandal hotel, sandal wanita, sandal kulit pria, bawang goreng, keripik sanjai, jilbab sulam, hingga lukisan dari banner bekas, semuanya mendapat sambutan hangat bahkan salendang Koto Gadang buatan warga binaan dibeli langsung oleh Menteri Hukum dan HAM sebagai bentuk apresiasi.

“Ini bukti nyata bahwa produk karya warga binaan kami sudah diterima masyarakat dan memiliki nilai jual tinggi,” kata Marselina.

Lapas Terbuka Pasaman Jadi Proyek Ketahanan Pangan

Tak hanya produk UMKM, sektor ketahanan pangan juga menjadi fokus.

Lapas Terbuka Kelas IIB Pasaman diangkat sebagai proyek unggulan dengan hasil panen 70 ton ubi kayu dari lahan seluas 7 hektar.

Ubi tersebut diolah menjadi tepung tapioka, keripik, dan produk lainnya, yang kini dipasarkan hingga ke Pekanbaru, Riau.

“Panen dilakukan bertahap sesuai pesanan, dan dalam waktu dekat kami akan menggelar Panen Raya Kacang Tanah dan Ubi Kayu pada 14 Mei 2025,” tambahnya.

Baca juga: Warga Cianjur Aniaya Nenek Berusia 76 Tahun: Emosi Dengar Anaknya Diculik, Terancam 7 Tahun Penjara

Di luar produktivitas, Kanwil Ditjenpas Sumbar juga memperhatikan sisi kemanusiaan.

Hingga saat ini, mereka telah menyalurkan 2.274 paket bantuan sosial kepada keluarga warga binaan dan masyarakat kurang mampu di sekitar lapas/rutan.

Secara keseluruhan, 26 UPT Pemasyarakatan di Sumbar kini aktif menjalankan program pembinaan masif, mulai dari pertanian, peternakan, perkebunan, hingga produksi industri ringan seperti sandal hotel dan olahan pangan.

“Kami ingin membuktikan bahwa pemasyarakatan bukan hanya soal hukuman, tapi juga soal harapan, pembinaan, dan kontribusi nyata bagi masyarakat,” kata Marselina.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan