Selasa, 30 September 2025

Kematian Wartawan di Banjarbaru, AJI Banjarmasin dan Komisi I DPRD Desak Usut Tuntas Kasus

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin menduga ada unsur kekerasan terhadap kematian Juwita, seorang wartawan Banjarbaru, Kalsel.

BanjarmasinPost.co.id/Istimewa
KEMATIAN JURNALIS BANJARBARU - Juwita seorang jurnalis media online meninggal di jalan arah ke Kiram di kawasan Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru arah Kiram, Sabtu (22/3/2025). Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin mendesak pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus kematian Juwita secara menyeluruh. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus kematian Juwita, seorang wartawan media online di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) masih menjadi misteri.

Perempuan berusia 23 tahun itu, awalnya disebut meninggal dunia karena kecelakaan.

Namun, belakangan ini muncul kejanggalan dalam kasus kematian Juwita.

Sejumlah pihak pun menyampaikan dukungan dan desakan agar kasus kematian Juwita diusut tuntas oleh kepolisian. 

Termasuk dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin yang menduga ada unsur kekerasan terhadap Juwita.

Diketahui, jenazah Juwita ditemukan tak bernyawa di Jalan Gunung Kupang pada Sabtu, 22 Maret 2025.

AJI Dukung Pihak Kepolisian Selidiki Kasus, Duga Ada Unsur Kekerasan

Dikutip dari BanjarmasinPost.co.id, pihak AJI mendesak pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus kematian Juwita secara menyeluruh.

Pihak AJI, Rendy Tisna, mengatakan pihaknya menduga ada unsur kekerasan dalam kasus tersebut.

"Kami tidak bisa menerima begitu saja jika kematian Juwita hanya disebut kecelakaan. Kami menilai ada sejumlah kejanggalan yang patut diperiksa lebih dalam, termasuk kemungkinan kekerasan," katanya.

Baca juga: Kejanggalan Kematian Wartawan Perempuan di Banjarbaru, Kenakan Helm dan Baju Tak Kotor

Juwita yang bekerja di salah satu media online itu, dikenal sebagai jurnalis gigih dan berdedikasi.

Rekan-rekan sesama jurnalis dan organisasi pers di Kalsel pun merasa khawatir dengan situasi ini.

Mereka berharap, agar kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan bagi jurnalis yang bekerja di lapangan.

Hal tersebut, dimaksudkan agar tidak ada lagi insiden serupa yang menimpa rekan-rekan mereka.

Komisi 1 DPRD Banjarbaru Dukung Penyelidikan Kasus 

Dukungan terhadap penyelidikan kasus wartawati media online di Banjarbaru agar diusut tuntas juga diberikan oleh DPRD Kota Banjarbaru.

Terbaru, atensi pada kasus Juwita ini, disampaikan Ketua Komisi I DPRD Banjarbaru, Ririk Sumari Restunityas, Rabu (26/3/2025). 

Ririk mengaku, mendukung penyelidikan dilanjutkan jika memang diduga ada keganjalan terhadap kematian wartawan online ini. 

Tak hanya pihak AJI dan Komisi I DPRD, para kolega dan organisasi pers terus mendesak agar keadilan segera ditegakkan.

Selain itu, diharapkan kasus ini diusut tuntas agar tidak ada lagi jurnalis yang harus kehilangan nyawa tanpa kejelasan.

Sikap Kepolisian 

Sementara itu, Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kematian Juwita.

Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, menyebut proses autopsi telah dilakukan terhadap jenazah korban.

Namun hingga kini, penyebab kematian belum dapat dipastikan.

"Kami masih melakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut. Semua bukti yang ada sedang kami kumpulkan," kata Rosyanto.

Sampai saat ini, pihak kepolisian masih mendalami berbagai kemungkinan terkait penyebab kematian Juwita.

Baca juga: Detik-detik Wartawan Perempuan di Kalsel Ditemukan Tewas, Handphone Korban Hilang

Sebagai informasi, wartawati Juwita ditemukan warga dalam keadaan meninggal di tepi jalan menuju Gunung Kupang, Kota Banjarbaru, pada Sabtu lalu.

Meninggalnya jurnalis berusia 23 tahun itu, awalnya disebut karena kecelakaan.

Awalnya kematian Juwita dianggap sebagai kecelakaan tunggal, kondisi jenazahnya yang ditemukan di Jalan Gunung Kupang.

Rekan-rekan kerja dan pihak berwenang pun mendesak penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kematiannya.

Kejanggalan 1: Barang Berharga yang Hilang

Kejanggalan pertama yang terungkap adalah hilangnya barang-barang berharga Juwita

Rekan korban, Teny, yang sempat berkomunikasi dengan Juwita beberapa jam sebelum ditemukan tewas, mengungkapkan dompet dan ponsel temannya itu, tidak ada di tempat kejadian.

Teny membenarkan, Juwita masih aktif membalas pesan pada pukul 10.49 WIB.

Namun, setelah itu pesan yang dikirim pada pukul 12.01 WIB tidak dibaca dan hanya menunjukkan tanda centang dua.

"Begitu saya mendengar kabar Juwita ditemukan tewas, saya segera menuju lokasi dan melihat sendiri bahwa barang-barang pentingnya hilang," ungkap Teny.

Ketiadaan barang, seperti dompet dan ponsel pada TKP menambah kecurigaan bahwa kematian Juwita mungkin bukan kecelakaan biasa, melainkan tindak kejahatan seperti pembegalan.

Kejanggalan 2: Luka-Luka yang Tidak Wajar

Kejanggalan lainnya adalah luka-luka yang ditemukan pada tubuh Juwita.

Teny menjelaskan, selain luka memar di bawah mata dan leher sebelah kiri, ada bekas lebam di punggung dan dagu korban.

Meski korban ditemukan mengenakan helm, luka-luka tersebut tidak sesuai gambaran kecelakaan biasa.

Selain itu, pakaian korban tidak menunjukkan bekas kotoran atau kerusakan yang biasanya terjadi pada korban kecelakaan.

Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Wartawan Media Online di Banjarbaru Ditemukan Meninggal, Ini Pesan Terakhir ke Rekan Kerja 

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved