Kamis, 2 Oktober 2025

Study Tour

Respons Dedi Mulyadi dan Andra Soni terhadap Kebijakan Study Tour Mendikdasmen

Kebijakan study tour menuai tanggapan keras dari beberapa pihak, terutama dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Banten Andra Soni.

Editor: Glery Lazuardi
Johnny Africa /Unsplash
TEMPAT WISATA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengeluarkan pernyataan yang mengizinkan sekolah untuk melaksanakan kegiatan study tour selama masa liburan, asalkan sekolah memeriksa kelayakan kendaraan bus dan kualitas sopirnya.  Meski begitu, Mu'ti juga mengingatkan agar kegiatan ini harus direncanakan dengan matang agar memberikan manfaat pendidikan bagi siswa, bukan sekadar hiburan semata. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengeluarkan pernyataan yang mengizinkan sekolah untuk melaksanakan kegiatan study tour selama masa liburan, asalkan sekolah memeriksa kelayakan kendaraan bus dan kualitas sopirnya. 

Meski begitu, Mu'ti juga mengingatkan agar kegiatan ini harus direncanakan dengan matang agar memberikan manfaat pendidikan bagi siswa, bukan sekadar hiburan semata.

Namun, kebijakan ini menuai tanggapan keras dari beberapa pihak, terutama dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Banten Andra Soni

Kedua gubernur tersebut menegaskan sikap mereka yang berbeda dengan kebijakan Mendikdasmen terkait study tour.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tegas Larang Study Tour untuk Sekolah Jabar: Tidak Boleh Piknik di Atas Rintihan Ortu

Dedi Mulyadi: Study Tour Sebagai Beban Ekonomi dan Hiburan Semata

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menegaskan larangannya terhadap kegiatan study tour untuk sekolah-sekolah di provinsinya. 

Dedi menilai bahwa kebanyakan orang tua siswa harus berutang atau menjual barang untuk membiayai kegiatan study tour anak-anak mereka, yang dinilainya lebih bersifat hiburan daripada edukasi.

"Study tour itu bukan sekadar urusan bus atau perjalanan, tetapi lebih kepada bisnis di baliknya. Seharusnya, ini perjalanan pendidikan, tapi faktanya lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata," ujar Dedi.

Dedi juga menekankan, "Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orang tua. Saya tahu bagaimana kondisi masyarakat Jawa Barat." 

Ia berpendapat bahwa banyak orang tua yang terpaksa mengeluarkan uang dalam jumlah besar, padahal itu bukan hal yang mudah bagi mereka.

Baca juga: Sama dengan Dedi Mulyadi, Pramono Anung Imbau Siswa di Jakarta Tidak Perlu Study Tour ke Luar Kota

Selain itu, Dedi mengungkapkan bahwa aspek keselamatan juga menjadi pertimbangan serius dalam melarang study tour

Ia menyinggung kecelakaan tragis yang menimpa SMK di Depok, yang menyebabkan 11 siswa meninggal dunia. Dedi mengatakan kejadian tersebut harus menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali.

Andra Soni: Study Tour ke Luar Daerah Tidak Perlu

Sementara itu, Gubernur Banten, Andra Soni, juga menegaskan bahwa kebijakan pelarangan study tour ke luar daerah di provinsinya tetap berlaku, meskipun Mendikdasmen membolehkan kegiatan tersebut.

Menurut Andra, study tour selama ini lebih mengarah pada wisata ketimbang pendidikan.

"Saya lebih memilih agar siswa bisa melakukan study tour di dalam provinsi Banten, yang memiliki banyak potensi industri dan wisata edukatif. Jika ingin mengunjungi pabrik atau dunia industri, Banten sudah memiliki banyak pilihan," ujarnya.

Andra mencontohkan, pabrik-pabrik besar di Banten seperti Krakatau Steel dan pabrik baja lainnya bisa menjadi tempat yang sangat mendidik bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Andra juga menekankan bahwa lebih baik bagi siswa luar daerah untuk datang ke Banten untuk mengenal potensi wisata dan industri yang ada.

"Malah, orang luar yang harus datang ke sini untuk study tour," tegasnya.

Perbedaan Pandangan dalam Kebijakan Study Tour

Kebijakan Mendikdasmen yang mengizinkan study tour selama masa liburan bertujuan untuk memberikan pengalaman edukatif bagi siswa.

Namun, keputusan ini menuai kritik dari para pemimpin daerah seperti Dedi Mulyadi dan Andra Soni, yang menganggap bahwa study tour lebih banyak berpotensi menjadi beban ekonomi bagi orang tua dan sering kali berfokus pada hiburan ketimbang pendidikan.

Kedua gubernur ini menegaskan perlunya perhatian terhadap aspek ekonomi masyarakat serta jaminan keselamatan siswa dalam kegiatan study tour.

Walaupun perbedaan pandangan ini mencuat, kebijakan tersebut tetap menjadi sorotan dalam upaya mencari solusi terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved