Selasa, 30 September 2025

Makam Pandu Dibongkar, Keluarga Berharap Hasilnya Tidak Dimanupulasi

Inilah kabar terbaru dari kasus siswa SMA yang meninggal diduga dianiaya anggota polisi di Asahan, Sumut. Polisi ekshumasi makam korban Minggu (16/3)

Tribun Medan/Alif
POLISI TENDANG SISWA - Persiapan ekshumasi jasad Pandu Brata Siregar (18) siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Asahan meninggal dunia diduga akibat dianiaya oleh Oknum Polisi. Ekshumasi dilakukan di pemakaman korban di Dusun I, Desa Parlaki Tangan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Minggu (16/3/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian membongkar makam dari Pandu Brata Siregar (18), pelajar SMA yang tewas diduga setelah dianiaya anggota polisi.

Proses ekshumasi atau pembongkaran makam tersebut dilakukan di Desa Pariaki Tangan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), Minggu (16/3/2025).

Ragil Siregar selaku keluarga korban, berharap tak ada manipulasi dalam hasil ekshumasi ini.

"Harapan keluarga, hasil ini terbongkar jangan ada di neko-neko," kata Ragil Siregar, Minggu, dikutip dari Tribun-Medan.com.

Ia menuturkan, adiknya merupakan sosok yang tak banyak bicara dan suka berolahraga.

"Dia (Pandu) pendiam, tidak banyak bicara. Dia baik dan hobi berolahraga." 

"Dia ga neko-neko, dia anak rumahan," ujarnya.

Korban, lanjutnya, mempunyai cita-cita menjadi TNI.

"Berkas memang belum. Tapi dia sudah mempersiapkan diri," pungkas Ragil.

Sebelumnya diwartakan, Polres Asahan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus dugaan penganiayaan terhadap Pandu Brata Siregar.

Iptu Ahmadi, Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Asahan, menuturkan timnya tengah bekerja untuk melakukan penyelidikan.

Baca juga: Investigasi Kematian Siswa SMA di Asahan, Polisi: Tim Khusus Dibentuk

Ada dua tim khusus yang dibentuk, yakni tim Reskrim dan tim Propam.

"Kapolres sudah mengeluarkan surat perintah (sprint) terhadap adanya dugaan yang seperti baru-baru ini viral."

"Kapolres bentuk dua unit, kami dari tim Reskrim menyelidiki pengungkapan dari kematiannya," ujar Iptu Ahmadi.

Saat ini, tim reskrim telah bekerja dengan melakukan pendalaman terhadap keterangan dari para saksi.

"Kami ini dibentuk untuk mencari kebenaran. Kami tidak ada libatkan dari Polsek Simpang Empat karena kasus ini ada di sana."

"Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar menantikan hasil dari penyelidikan ini.

"Karena kami saat ini belum bisa mengambil kesimpulan, kami masih menunggu," kata Ahmadi.

Selain itu, pihak kepolisian juga akan melakukan pembongkaran makam atau ekshumasi untuk mengetahui penyebab kematian korban secara forensik.

Ekshumasi ini, ujar Ahmadi, merupakan hal penting untuk mengungkap kasus ini.

"Dari jasad korban ini akan dilakukan otopsi, sehingga nanti dapat terang benderang penyebab kematiannya. Percayakan kepada kami, Polsek Simpang Empat tidak kami libatkan karena mereka yang terlibat dalam perkara ini," ungkapnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Keluarga Harap Tak Ada Manipulasi dari Hasil Ekshumasi Jasad Siswa yang Diduga Dianiaya Oknum Polisi

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Alif Al Qadri Harahap)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan