Tragedi Pendaki di Carstensz
Lilie Wijayanti, Pendaki yang Meninggal di Puncak Carstensz Dikenal Sebagai Sosok Wanita Pejuang
Frigard H (68) menyebut bila istrinya Lilie Wijayanti Poegiono sebagai sosok wanita pejuang. Lilie meninggal dunia saat mendaki Puncak Carstensz.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Frigard H (68) menyebut bila istrinya Lilie Wijayanti Poegiono sebagai sosok wanita pejuang.
Diketahui Lilie Wijayanti Poegiono, warga Bandung, Jawa Barat meninggal dunia saat mendaki Puncak Carstensz Pyramid, Papua.
Frigard mengatakan, Lilie merupakan sosok wanita pejuang hampir dalam segala hal.
Katanya, dia sosok wanita yang bila ingin sesuatu dan dipikir bisa dicapai dan dikejar maka dia bisa menggapainya.
"Istilahnya, kata dia itu, berapapun nilainya akan dia perjuangkan. Saya pun belajar dari dia dalam hal seperti ini, karena saya bukan tipe yang begitu banget," kata Frigard saat ditemui di rumahnya, Jalan Mochamad Romadhan, RT 002 RW 001, Desa Cigereleng, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Minggu (2/3/2025).
Baca juga: 5 Fakta Tragedi Pendaki di Carstensz: Lilie Wijayati dan Elsa Laksono Tewas Akibat Hipotermia
Lilie, kata sang suami, meninggal di usia 59 tahun atau Oktober nanti berusia 60 tahun.
Lilie meninggalkan suami dan dua anak lelaki. Kedua anaknya itu tak tinggal di Bandung, melainkan di Jepang dan Singapura.
Dia pun mengatakan anak-anak sudah diberitahu terkait meninggalnya Lilie.
Baca juga: Kisah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati: Sahabat Sejak SMP yang Tewas Bersama di Puncak Carstensz
Mengenai meninggalnya Lilie, Frigard pun sudah menerimanya.
Sebab, katanya, apapun yang hendak dilakukan tetap tak akan mengubah keadaan.
"Saya hanya bisa mendoakan sekarang. Semoga selamat evakuasinya, karena kalau selamat dalam hal hidup sebagai manusia sudah enggak, walau tak menutup kemungkinan kuasa Tuhan," katanya sambil menahan kesedihan dan mata berkaca-kaca.
Cita-cita yang Belum Tercapai
Frigard mengatakan naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-cita Lilie Wijayanti yang belum tercapai.
Namun, pendakian Lilie Wijayanti ke Puncak Carstensz menjadi pendakiannya yang terakhir karena ia meninggal dunia saat turun dari Puncak Carstensz.
Lilie berangkat dari rumahnya sejak Sabtu (22/2/2025) dan pamit untuk pergi mendaki kepada suaminya pada Minggu (23/2/2025).
"Dia memang sebelumnya sempat meminta izin ke saya. Izinnya sudah lama sebetulnya, karena memang naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-citanya yang belum tercapai. Akhirnya, saya perbolehkan," ujar Frigard.
Sebelum mendaki puncak Carstensz, Lilie pun telah melakukan latihan-latihan pendakian di Citatah, Bandung Barat, sejak 2024 lalu.
Bahkan Frigard sebagai suami mengantar Lilie saat latihan itu.
"Saya lihat latihannya oke dan peralatannya juga sudah oke, hingga kemampuannya cukup. Akhirnya, ya saya katakan, silakan (mengizinkan)," katanya.
Frigard menegaskan mendaki itu memang sudah menjadi hobi Lilie sejak SMA.
Terlebih saat pergi ke Carstensz bareng teman-teman SMA-nya yang memiliki hobi hiking.
Namun, pada 1 Maret 2025, Frigard mengaku mendapatkan informasi terkait kabar duka dari teman seangkatan istrinya.
Lilie dikabarkan meninggal dunia.
Meskipun begitu Frigard tampak tegar menerima kenyataan tersebut.
Bahkan, ia pun akan berangkat ke Jakarta untuk menjemput jenazah istrinya.
"Tapi, informasi terkini baru turun ke basecamp. Dan rencananya penerbangan ke Jakarta itu besok," katanya.
Sebelumnya diberitakan, dua dari lima pendaki berkewarganegaraan Indonesia meninggal dunia di Puncak Carstensz Pyramid
Berdasarkan informasi yang diterima, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (1/3/2025) sekitar pukul 22.30 WIT bertempat di Kabupaten Mimika.
Mereka meninggal akibat cuaca yang sangat buruk, yakni turun hujan salju, hujan deras dan angin kencang, sehingga menyebabkan hipotermia.
Selain Lilie, korban meninggal lainnya adalah Elsa Laksono, dokter asal Jakarta.
Sedangkan tiga pendaki yang selamat terjebak dan terpaksa bermalam di area dekat puncak hingga besoknya tim rescue datang.
Tiga pendaki selamat, yakni Indira Alaika (hipotermia akibat cuaca buruk), Alvin Reggy Perdana (hipotermia akibat cuaca buruk), dan Saroni (hipotermia akibat cuaca buruk).
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pendaki Bandung Meninggal Saat Daki Puncak Carstensz Pyramid, Suami Ungkap Alasan Mengizinkan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.