Sabtu, 4 Oktober 2025

Siswa SMP Terseret Ombak di Pantai Drini

Wali Murid SMPN 7 Mojokerto Tolak Upaya Damai Pihak Sekolah, Unsur Kelalaian Diselidiki Polisi

Wali murid SMPN 7 Mojokerto viral setelah menolak surat damai terkait insiden tenggelamnya siswa. Polres Gunungkidul periksa kepala sekolah.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: timtribunsolo
Kolase Tribunnews/Berbagai sumber
SISWA SMP TENGGELAM - Rombongan ratusan siswa SMPN 7 pulang ke Mojokerto usai mengikuti kegiatan outing class yang diselenggarakan sekolah dan tiba di Mojokerto, Selasa (28/1/2025) malam. Polisi dalami unsur kelalaian yang dilakukan pihak sekolah. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang viral menunjukkan wali murid SMPN 7 Mojokerto, Yosep dan Istiqomah, merobek surat permintaan damai yang disodorkan oleh para guru di rumah duka.

Surat tersebut diduga meminta agar insiden tenggelamnya anak mereka, Malvein Yusuf Adh Dhuqa, tidak dilanjutkan ke ranah hukum.

Malvein tewas tenggelam di Pantai Drini, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa, 28 Januari 2025.

Dalam video tersebut, Yosep meluapkan kemarahannya karena merasa para guru tidak menunjukkan empati dengan mendatangi rumah duka. 

Keduanya masih berduka atas kehilangan anak mereka, yang merupakan salah satu dari empat siswa yang tewas dalam insiden tersebut.

Polres Gunungkidul kini sedang mendalami unsur kelalaian yang mengakibatkan tragedi tersebut.

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, menyatakan bahwa Kepala Sekolah SMPN 7 Mojokerto, Evi Poespito Hany, telah memenuhi panggilan untuk diperiksa.

"Kami masih dalam proses penyelidikan dan belum ada penetapan tersangka," jelasnya.

Evi Poespito Hany keluar dari ruang pemeriksaan sekitar pukul 17.05 WIB dan langsung masuk ke mobil.

Kronologi Kejadian

Insiden tenggelam tersebut terjadi saat kegiatan outing class di Pantai Drini yang diikuti oleh 257 siswa dan 16 pendamping.

Baca juga: Kondisi Siswa SMPN 7 Mojokerto yang Selamat dari Maut, 1 Orang Dirawat Intensif di RSUP Sardjito

Pada pagi hari, para siswa seharusnya sarapan di sebuah warung, namun sejumlah siswa malah bermain di bibir pantai dan terseret ombak.

Dari 13 siswa yang terlibat, hanya 9 yang dapat diselamatkan, sementara 4 siswa lainnya meninggal dunia.

Identitas keempat korban tewas adalah Alfian Aditya Pratama (13), Malvein Yusuf Adh Dhuqa (13), Bayhaki F (13), dan Rifky Yudha Pratama (13).

Mereka berangkat dari Mojokerto, Jawa Timur, pada malam sebelumnya menggunakan lima bus pariwisata.

Pesan Terakhir Korban

Ayah dari Alfian Aditya Pratama, Mad Arif (41), tak menyangka anak sulungnya meninggal saat mengikuti kegiatan sekolah.

Sebelum berangkat ke Gunungkidul, korban sempat meminta dibelikan sandal putih serta dompet.

"Anaknya minta dibelikan sandal  putih bersih sama dompet baru. Saya antarkan ke pasar dekat rumah, waktu itu dia yang memilih sendiri."

"Sebelum berangkat sudah saya belikan di toko, memilih sandal dan minta dompet baru," paparnya, Selasa (28/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Siswa SMPN 7 Mojokerto, Bantah Sudah Tahan Kepala Sekolah

Siswa kelas 7 tersebut juga meminta potong rambut sehari sebelum outing class.

"Potong rambut berangkat sendiri naik motor di dekat rumah," lanjutnya.

Mad Arif sempat berkomunikasi dengan anaknya melalui video call saat berada di dalam bus.

"Saya video anaknya di dalam bus tempat duduknya di tengah, sudah pas berangkat itu," sambungnya.

Ia dan istri juga menyempatkan datang ke sekolah untuk mengantarkan rombongan berangkat ke Gunungkidul.

"Saya sama ibunya Alfian, cari-cari keliling bus pas mau berangkat. Sedangkan istri saya berada di atas motor karena khawatir anaknya malu," tuturnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Buntut Tewasnya 4 Pelajar SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini, Polisi Bakal Periksa Pihak Sekolah 

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Mohammad Romadoni/Nanda Sagita) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved