Mayat dalam Koper di Ngawi
Usai Mutilasi Pacar, Pembunuh Wanita dalam Koper di Ngawi Masih Sempat Jual Mobil Korban
Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) masih saja sempat menjual mobil Uswatun Khasanah (29), wanita yang baru saja ia bunuh dan mutilasi.
Pisau dapur yang dibeli itu digunakan tersangka untuk memutilasi tubuh Uswatun Khasanah agar memudahkannya membuang jasad korban.
Tersangka memiliki tiga potongan bagian tubuh yang dikemas dalam wadah plastik dan selotip berlapis-lapis.
"Tapi karena tidak cukup. Akhirnya dimutilasi. Diawali mulai kepala korban. Saat dimasukkan, ternyata enggak cukup lagi. Kemudian dimutilasi lagi kaki kiri sampai batas paha. Diupayakan masukkan lagi, ternyata enggak cukup lagi. Kemudian, betis yang dimutilasi (kaki kanan)," jelas Farman.
Baca juga: 7 Pengakuan Pembunuh Wanita dalam Koper di Ngawi, Sakit Hati Diselingkuhi hingga Diminta Bercerai
Setelah waktu memasuki pukul 05.00 WIB, tibalah saksi MAM menjemput tersangka di hotel tempat kejadian perkara (TKP) dan membantu mengangkut koper tersebut ke dalam mobil milik korban.
Rohmad bersama saksi MAM pun membawa koper berisi mayat itu ke dalam rumah kosong milik nenek tersangka di Dusun Banaran, Gombang, Pakel, Tulungagung. Koper dibiarkan tersimpan di sana selama 36 jam.
Selanjutnya, tersangka membawa mobil korban untuk dijual seharga Rp 57 juta kepada seseorang di Kabupaten Sidoarjo, Jatim.
Tersangka kemudian kembali pulang ke rumah neneknya di Tulungagung dengan menumpang bus angkutan di Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, pukul 18.00 WIB.
Sesampainya di Tulungagung, sekitar pukul 08.00 WIB, Selasa (21/1/2025) tersangka mulai mengemas ulang paket potongan tubuh tersebut dengan plastik wrap.
Lalu, sekitar pukul 18.30 WIB, tersangka berinisiatif menyewa mobil Toyota Avanza Veloz yang akan dikendarainya untuk membuang tiga bagian tubuh korban ke beberapa daerah di Jatim seperti Trenggalek, Ponorogo, dan Ngawi.
Motif Tersangka
Berdasarkan pengakuan Rohmad, ia sakit hati karena korban diduga berselingkuh dengan pria lain.
Bahkan, tersangka mengaku pernah memergoki korban bersama pria lain di dalam kosannya kawasan Tulungagung.
Padahal, hubungan keduanya sudah berlangsung selama 3 tahun dan selama ini, tersangka sering memberikan uang kepada korban.
Sebagai informasi, sehari-hari korban bekerja sebagai sales kosmetik dan menetap di sebuah kamar kos di Tulungagung.
"Karena korban ketahuan memasukkan laki-laki ke kosannya," sebut Farman.
"Kemudian, korban sering meminta uang ke pelaku. Tanggal 19 Januari, pertemuan di hotel kediri. Itu memang tersangka uang sudah menyiapkan Rp 1 juta untuk diberikan ke korban," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.