Kamis, 2 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Keracunan Massal Siswa SD di Sukoharjo: BGN Sebut Kemungkinan Ada Salah Olah Makan Bergizi Gratis

Keracunan massal siswa SD di Sukoharjo diakui BGN akibat salah olah menu MBG. Istana pun akan melakukan evaluasi. Insiden ini juga disoroti wali murid

Tribun Solo/Anang Maruf Bagus Yuniar
Paket makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo. Keracunan massal siswa SD di Sukoharjo diakui BGN akibat salah olah menu MBG. Istana pun akan melakukan evaluasi. Insiden ini juga disoroti wali murid. 

TRIBUNNEWS.COM - Siswa di SD Negeri 3 Dukuh, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami keracunan massal pada Kamis (16/1/2025).

Dikutip dari Tribun Solo, ada 50 siswa yang mengalami mual, pusing, dan muntah setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala SD Negeri 3 Dukuh, Lilik Kurniasih mengatakan insiden tersebut terjadi pada Kamis pagi sekira pukul 10.30 WIB.

Lilik mengungkapkan ada siswa di tiap kelas 1-6 mengalami mual hingga muntah setelah menyantap MBG.

"Ada beberapa siswa, saya kurang tahu jumlahnya. Yang pasti setiap kelas dari kelas satu sampai kelas 6, setiap kelas 2 orang mengalami mual, pusing dan beberapa siswa muntah," jelasnya.

Di sisi lain, salah satu siswa yang mengalami keracunan membeberkan kondisi MBG yang disajikan.

Dia mengatakan ayam goreng yang menjadi salah satu menu yang disajikan dalam kondisi bau dan berlendir.

"Jadwal makan bergizi gratis itu jam 10 pagi, setelah dibuka ayam yang digoreng di menu makan bergizi gratis berbau amis, berlendir dan masih ada darahnya," ujarnya.

Baca juga: Prabowo Respons Usulan Makan Bergizi Gratis Dibiayai Dana Zakat

Sementara, Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani, menuturkan kondisi siswa yang mengalami keracunan sudah mulai membaik.

“Gejala utamanya adalah mual, pusing, dan muntah. Kami terus memantau kondisi mereka, dan sebagian besar sudah mulai membaik,” jelas Kunari.

BGN Akui Ada Salah Olah Makan Bergizi Gratis, Istana Evaluasi

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebut kemungkinan ada salah pengolahan menu terkait insiden keracunan massal di SDN 3 Dukuh, Sukoharjo.

Dia mengatakan setelah adanya insiden tersebut, pihak dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) langsung menarik menu ayam marinasi yang disajikan dengan telur.

"Teknis pengolahan. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus. Dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang," ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

Terpisah, Kepala Komunikasi Presiden (KKP), Hasan Nasbi menegaskan insiden keracunan massal di SD di Sukoharjo bakal menjadi evaluasi BGN.

Hasan mengatakan evaluasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kehigienisan makanan yang akan disajikan.

"Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin," kata Hasan dalam keterangan tertulis, Jumat (17/1/2025).

Hasan menuturkan, anak-anak yang sempat menjadi korban kini sudah ditangani dan diobati di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat. 

 Saat ini, keadaannya pun sudah kembali membaik. Adapun sampel makanan yang diduga menjadi penyebab mual dan muntah-muntah tengah diteliti. 

 "Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG (Sukoharjo) tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan," ucap Hasan.

Lebih lanjut, Hasan mengungkapkan, sudah ada standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan dan menjadi acuan dalam program MBG. Pertama, sekolah melaporkan kepada SPPG dan Puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. 

Kemudian, makanan langsung ditarik oleh SPPG dan diganti dengan menu lain. Dalam kasus Sukoharjo, makanan sudah ditarik dan diganti dengan menu lain, yakni telur.

Adapun SOP lainnya yang diterapkan oleh BGN adalah, setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2x24 jam.

"Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat," jelas Hasan.

Wali Murid Beri Sorotan

Insiden keracunan massal ini turut menjadi sorotan salah satu wali murid di SDN 3 Dukuh, Sukoharjo yaitu Winarni (39).

Dia mengaku kecewa atas pengawasan yang dilakukan terkait kualitas makanan yang disajikan kepada siswa.

Menurutnya, perlu ada tim pengecekan makanan untuk mengetahui kualitas makanan yang bakal disajikan.

Winarni mengatakan hal itu perlu dilakukan karena rata-rata anak SD belum bisa membedakan mana makanan layak konsumsi dengan yang tidak.

"Yang pasti kecewa hal ini bisa terjadi dan tidak berhati-hati. Seharusnya, sebelum diedarkan harus ada tim khusus untuk melakukan pengecekan rasa, apakah sudah matang atau belum," katanya.

"Namanya anak-anak, kan terkadang tidak bisa merasakan. Harusnya di cek dulu dicicipi apakah sudah layak atau belum," sambungnya.

Lebih lanjut, Winarni mengatakan insiden ini baru kali pertama selama uji coba makan bergizi gratis berjalan selama kurang lebih dua pekan.

"Cuman hari ini saja. Kemarin-kemarin tidak ada maslah," lanjutnya.

Meski demikian, Winarni selaku wali murid merasa senang adanya program makan bergizi gratis tersebut.

Itu tidak luput dari susahnya anak yang sering kali jarang sarapan, jarang makan sayur dan minum susu. 

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Solo dengan judul "3 Fakta Keracunan Massal Siswa SDN 3 Dukuh Sukoharjo Usai Santap MBG, Setiap Kelas 2 Siswa Mual"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Solo/Anang Maruf Bagus Yuniar)(Kompas.com/Kiki Safitri)

Artikel lain terkait Program Makan Bergizi Gratis 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved