Polisi Cek Gula Darah Bapak Kos Pemakan Kucing di Gunungpati Semarang, Ini Hasilnya
Aksi pria berinisial NY (33) yang mengonsumsi daging kucing di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, viral di media sosial.
TRIBUNNEWS.COM - Aksi pria berinisial NY (33) yang mengonsumsi daging kucing di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, viral di media sosial.
Alasan pemilik kos-kosan di belakang Kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu melahap daging kucing adalah sebagai obat penyakit diabetes yang diidapnya.
Atas tindakannya tersebut, NY kini diperiksa oleh pihak kepolisian.
Hal ini disampaikan Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena.
"Iya kami masih melakukan pemeriksaan kepada yang bersangkutan (NY)," kata Kompol Andika Dharma Sena, Rabu (7/8/2024), dilansir TribunJateng.com.
Andika menjelaskan, kepolisian hanya melakukan klarifikasi terhadap NY.
Sejauh ini juga belum ada pelapor atas kejadian tersebut.
"Nanti hasil pemeriksaan kami jelaskan," tutur Kompol Andika.
Saat mendatangi kediaman NY, polisi mendapati beberapa tulang belulang diduga tulang kucing dan bangkai kepala kucing, Rabu (7/8/2024) siang.
Adapun Tim Inafis Polrestabes Semarang juga ikut turun menangani kasus ini.
Polisi Cek Gula Darah NY
Sebagai informasi, tempat yang dipakai untuk memakan dan mengolah daging kucing, seperti belakang rumah dan kamar NY sudah dipasangi garis polisi.
Baca juga: Bapak Kos Semarang Terakhir Makan Kucing 5 Agustus Lalu, Total Sudah Santap 10 Ekor dalam Setahun
Ia membunuh kucing dengan cara dipukul lalu dagingnya diolah dengan cara direbus.
Terkait dalih NY mengonsumsi kucing untuk mengobati gula darahnya, polisi membawa tenaga medis untuk membuktikan alasan itu.
Berdasarkan pemeriksaan medis, gula darah NY memang di atas normal, yaitu 185 mg/dL.
Selepas dari lokasi kejadian, polisi juga membawa sejumlah barang bukti seperti pisau dapur, penanak nasi, tulang kucing, dan lainnya.
Adapun kepada polisi NY mengaku sudah memakan daging kucing kira-kira 10 ekor dalam satu tahun terakhir.
"Kucing yang dibunuh NY itu kucing liar. Dia terakhir makan tanggal 5 Agustus kemarin," ucap Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo.
Bahaya Konsumsi Daging Kucing
Kucing tak termasuk sebagai hewan ternak konsumsi. Oleh sebab itu, mengonsumsinya menjadi tindakan yang berpotensi menjadi vektor zoonosis di tengah masyarakat.
Dilansir laman Universitas Airlangga, Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner SIKIA, Prima Ayu Wibawati drh M Si, menyebut mengonsumsi daging kucing sangat tidak etis.
Apabila menilik UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diubah dengan UU 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009, ternak memang hewan peliharaan, tetapi diperuntukkan untuk pangan manusia.
“Dari UU itu, daging kucing bukan produk hewan yang masuk kriteria dikonsumsi manusia. Jadi ini merupakan tindakan penyalahgunaan."
"Apapun alasan (konsumsi, red) hanyalah dalih untuk menghalalkan dan membenarkan pendapat pengkonsumsi tersebut,” kata Prima.
Ia menyatakan konsumsi bisa memberikan dampak langsung bagi manusia.
Terdapat kebijakan pemerintah terkait pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH).
Ini mengenai perlindungan konsumen untuk memastikan konsumen memperoleh prooduk yang aman, sehat, dan utuh, serta halal (untuk hewan yang halal) sehingga bisa memastikan hewan tersebut memang layak potong.
Ia menyatakan kucing tak ada standarisasi pemotongan hingga pemakaiannya sehingga tak ada jaminan keamanan untuk dikonsumsi manusia.
“Sudah jelas jaminan keamanannya tidak ada. Mulai dari penangkapan, transportasi ternak hingga bagaimana cara penyembelihannya, kita gak tau. Mungkin saja kucing membawa bibit penyakit,” sebutnya.
Akibat tak mempunyai standarisasi jaminan keamanan pangan, potensi zoonosis terpampang nyata dari kegiatan konsumsi daging kucing.
Berbagai penyakit meat borne disease, seperti Tuberculosis, Brucellosis, Salmonellosis, Botulism, Staphylococcal Meat Intoxication, Taeniasis, Trichinosis hingga Clostridiosis berpotensi menginfeksi pengkonsumsi daging kucing. Bahkan infeksi rabies bisa menyerang.
“Dikhawatirkan, berbagai penyakit dari meat borne disease berpotensi menginfeksi orang yang makan."
"Selain itu kucing merupakan reservoir rabies, jadi apabila memang memiliki virus rabies. Maka juga potensi zoonosisnya juga sangat tinggi,” ucap Prima.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul: Hasil Cek Gula Darah Bapak Kos Pemakan Kucing di Gunungpati Semarang, Hanya Alasan?
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/Iwan Arifianto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.