Bubur India dan Kopi Arab, Hidangan Khas Ramadan di Kota Semarang
Di Kota Semarang, ada dua sajian khas yang biasa disajikan untuk menyambut bulan Ramadan, yakni Bubur India dan Kopi Arab.
TRIBUNNEWS.COM - Warga Muslim di setiap negara punya tradisi tersendiri dalam menyambut dan menyemarakkan Ramadan, salah satunya dengan menyajikan hidangan khas.
Masing-masing daerah memiliki makanan khas, termasuk Kota Semarang. Di kota ini, ada dua sajian unik Ramadan yang bisa dicicipi, yakni Bubur India dan Kopi Arab.
Bubur India
Masyarakat di sekitar Masjid Jami Pekojan di Purwodinatan, Kota Semarang memiliki tradisi unik setiap Ramadan, yakni membuat dan membagikan bubur India di masjid sebagai menu buka puasa.
Sajian Bubur India di Masjid Jami Pekojan telah ada sejak kurang lebih satu abad lalu dan menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Dahulu, tradisi ini dibawa para pedagang pendiri Masjid Jami Pekojan yang berasal dari Gujarat.
Tak hanya dinikmati warga sekitar, para pengunjung juga dipersilakan menyantap kelezatan bubur India tersebut.
Sebagai pendamping, takmir masjid juga menyediakan teh maupun susu dan takjil lainnya, seperti buah-buahan dan wingko babat.
Takmir Masjid Jami Pekojan, Sirin mengatakan, bubur India memiliki rasa khas dari bahan rempah-rempah. Sirin juga menambahkan beberapa campuran lauk yang berbeda setiap harinya agar lebih menggugah selera lidah.
"Khusus untuk hari ini Kamis, kita lauknya gulai. Kalau hari lain biasanya ya ikan, ayam dan ada banyak lagi. Yang pasti, cita rasanya tetap berbeda dengan bubur lainnya," kata Sirin ditemui seusai memasak bubur India di teras belakang Masjid Jami Pekojan, Kamis (14/3/2024).
Sirin menyebut, proses pembuatan bubur India membutuhkan waktu lebih dari 2 jam. Setiap harinya, Sirin menyiapkan 200 porsi bubur india untuk disantap bersama warga yang datang ke masjid.
Menggunakan dandang berukuran jumbo, skil memasak Sirin cukup cekatan. Bubur India dimasak menggunakan tungku tradisional dengan kayu sebagai bahan bakar utamanya.
Agar lebih lezat, Sirin juga memberikan irisan wortel, daun pandan, daun salam, serai, kapulaga, cengkeh dan aneka bumbu dapur lain.
"Proses masak tadi habis zuhur. Ini pas tadi baru selesai," ujarnya.
Pada awal Ramadan tahun ini, ia mengaku terkejut dengan antusias pengunjung yang datang. Sirin tak menyangka, meskipun dalam kondisi hujan deras, pengunjung tetap berdatangan mencicipi kuliner khas tersebut.
"Alhamdulillah mungkin ini jadi berkahnya ya, padahal sejak beberapa hari terakhir itu Semarang hujan deras. Alhamdulillah selalu habis," ungkap Sirin.
Kopi Arab
Kopi Arab merupakan sajian kuliner tradisi Ramadan yang menarik di Kota Semarang. Hidangan ini biasa dijumpai sebagai takjil andalan Ramadan di Masjid Layur Semarang.
Kopi ini memiliki jejak legendaris di Kota Semarang. Sejarah mencatat, racikan kopi Arab dibawa pedagang Yaman yang singgah dan menetap di kampung sekitar masjid.
Orang Yaman yang bermukim di Kampung Melayu memiliki kebiasaan membuat kopi sembari menunggu azan maghrib berkumandang. Selain itu, kopi Arab menjadi sajian acara keluarga maupun acara penting lain pada zaman dahulu.
Kopi Arab disajikan dengan perpaduan rempah-rempah sebagai hidangan utama buka puasa. Baik warga setempat, para pendatang, maupun wisatawan yang mampir ke masjid, bisa merasakan kehangatan kopi rempah yang populer dijuluki kopi Arab tersebut.
Penyajiannya terbilang minimalis, hanya dua teko kopi kemudian dituang ke gelas-gelas kecil.
Di samping menyediakan kopi, Masjid Layur juga memberikan hidangan berbuka puasa seperti kurma, jajanan pasar, hingga makanan berat.
Tokoh masyarakat setempat, Hamid menjelaskan tradisi ini hanya ada di bulan Ramadan dan tetap dilestarikan hingga kini, meskipun antusias pengunjung berkurang.
"Bagi masyarakat yang ingin menikmati kopi ini, bisa datang sebelum magrib pada bulan ramadan ke Masjid Menara atau Masjid Layur yang ada di Kampung Melayu Kota Semarang," katanya, Sabtu (16/3/2024).
Hamid menyebut, tradisi minum Kopi Arab ini sudah berlangsung sejak 1802. Bahkan, sebelum Masjid Menara atau Masjid Layur berdiri. Kopi Arab kini juga dibuat dengan jumlah yang lebih sedikit, yaitu kurang lebih 50 gelas dalam sehari.
“Biasanya bikin sekitar 40 hingga 50 gelas. Kalau dulu bisa sampai 100, sekarang berkurang,” ujarnya.
Hamid menambahkan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat kopi arab berupa rempah-rempah sebagai penghangat tubuh.
“Ada kayu manis, jinten terus serai, kapulaga. Bisa juga ditambahi gula pasir. Kalau kopinya kopi pada umumnya,” tuturnya.(*)
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Besok Sabtu 20 September 2025: Mayoritas Berawan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang Besok Jumat 19 September 2025: Tembalang Hujan Ringan, Ngaliyan Berawan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang, Kamis 18 September 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang Besok Kamis 18 September 2025: Mayoritas Hujan Ringan, Wilayah Tugu Berawan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang, Rabu 17 September 2025: Mayoritas Hujan Ringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.