Minggu, 5 Oktober 2025

Cerita tentang Rumah Anak Surga, Penyelamat Bagi Bayi-bayi Terlantar

Berdasarkan data dari Kementerian Sosial pada 15 Desember 2020, tercatat sebanyak 67.368 bayi terlantar angka tersebut sangatlah besar.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Erik S
istimewa
Rumah Anak Surga (RAnS)  rumah aman yang menaungi bayi-bayi terlantar. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bayi-bayi terlantar kini mendapatkan perhatian besar.

Rumah Anak Surga (RAnS) merupakan rumah aman yang menaungi bayi-bayi terlantar. saat ini.

RAnS berdiri dengan latar belakang besarnya perhatian atas tingginya kasus pembunuhan dan penelantaran anak di kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Nasib 16 Jenazah Terlantar di Bali, Ada yang Dua Tahun Berada di RSUP Prof Ngoerah Bali

Berdasarkan data dari Kementerian Sosial pada 15 Desember 2020, tercatat sebanyak 67.368 bayi terlantar angka tersebut sangatlah besar.

Ditambah lagi besarnya kasus aborsi yang mencapai 2,5 Juta kasus pada tahun 2008 berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Manager Rumah Anak Surga, Melisa, mengatakan saat ini jumlah bayi yang bernaung di Rumah Anak Surga sejumlah 16 bayi dengan berbagai latar belakang.

Diantaranya permasalahan ekonomi, kehamilan tidak diinginkan, korban perceraian orang tua, bahkan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

RAnS berupaya untuk memberikan pengasuhan yang terbaik bagi bayi-bayi terlantar, bukan hanya dari perlengkapan bayi namun juga memberikan pelayanan untuk bayi-bayi terlantar mulai dari pemenuhan gizi, imunisasi, pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan pendidikan.

Adapun aktivitas pendukung perkembangan bayi yang kami berikan seperti berjemur, jalan pagi, melatih perkembangan motorik bayi, dan mengenalkan bayi dengan bacaan Al-Qur’an sejak dini.

"Kami selalu berusaha untuk memberikan perawatan dengan aman dan nyaman, serta fasilitas penunjang yang terbaik bagi tumbuh kembang bayi-bayi RaNS," ujar Melisa, Kamis (18/1/2024).

Pendirian RAnS bermula ketika seorang ibu dengan membawa bayi berusia 28 hari datang ke Rumah Anak Surga dimana kami masih dalam proses perizinan pendirian yayasan.

Ibu tersebut mendatangi kami untuk meminta pertolongan agar diberikan tempat perlindungan sementara untuk bayinya sampai mentalnya membaik dan permasalahan ekonomi mulai pulih.

Menceritakan betapa sulitnya kehidupan yang ia jalani. Berawal dari pernikahan dengan sang suami yang tak mendapatkan restu dari orang tuanya yang akhirnya mereka di usir dan tinggal berdua di sebuah kos kecil.

Waktu yang ditunggu-tunggu lahirlah seorang bayi cantik yang kini melengkapi rumah tangga mereka.

Diuji dengan banyaknya problematika rumah tangga mulai dari masalah ekonomi dan masalah keluarga. 

Hingga mengetahui kabar perselingkuhan sang suami yang ternyata sudah menikah lagi.

“Penelantaran bayi sungguh perbuatan yang tidak manusiawi karena bayi merupakan titipan tuhan dan termasuk manusia yang mana patut untuk dimanusiakan," ujarnya.

Jadi apabila tidak dapat dirawat dan diterima sebagai keluarga, lebih baik untuk menitipkan bayi pada tempat-tempat yang mampu memanusiakan bayi-bayi tersebut”. Ucap pengelola RAnS kepada seorang pengunjung yang sedang berkunjung.

Melisa juga pernah berucap “Melihat latar belakang saya yang kini tidak memiliki seorang ayah, maka saya pun bisa merasakan bagaimana sedihnya  bayi-bayi yang tidak pernah bertemu dengan orang tuanya. Terlebih mereka merupakan bayi-bayi yang terlahir tanpa dosa dan masih memiliki masa depan yang panjang. Hal tersebut membuat saya  ingin merawat dan menjadi  penolong bagi mereka… ”.

Rumah Anak Surga juga mengizinkan program kunjungan edukasi bagi para pengunjung yang ingin mengunjungi dan berinteraksi secara langsung dengan bayi-bayi.

Kebanyakan dari para pengunjung Rumah Anak Surga bertujuan untuk memberikan bantuan atau sekadar berbagi suka duka dan bertukar kisah dengan para bayi.

Harapannya,dengan hadirnya Rumah Anak Surga dapat menjadi tempat bertumpu yang lebih layak bagi para bayi dan menjadi tempat bagi bayi untuk mendapatkan peluk hangat kasih sayang berupa perhatian, pendidikan dan pembinaan agar kehidupan mereka menjadi manusia yang mandiri dan dapat hidup dalam kondisi yang lebih baik.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved