Bocah 8 Tahun di Palu Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Diduga Dibunuh Anak Pensiunan Polisi
Bocah delapan tahun berinisial AR ditemukan tewas di Palu tanpa busana. Terduga pelaku disebut anak pensiunan polisi.
TRIBUNNEWS.COM - Bocah SD berusia delapan tahun berinisial AR ditemukan tewas di sebuah lorong di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu pada Rabu (1/11/2023).
Kabar ini dibenarkan oleh Kapolsek Palu Barat, AKP Rustang.
Rustang mengatakan AR sempat bersama seorang remaja sekaligus terduga pelaku berinisial MFM (16) selama dua hari.
Lantaran tidak kunjung pulang, Rustang mengatakan orang tua korban langsung melakukan upaya pencarian dibantu polisi.
"Anaknya dibawa pelaku berinisial MFM (16) sudah dua hari, tapi belum kembali. Tim bersama pelaku dan orang tua korban langsung mencari titik terakhirnya," kata Rustang dikutip dari Tribun Palu.
Selain orang tua dan polisi, Rustang mengatakan pencarian juga dilakukan bersama terduga pelaku.
Baca juga: Populer Regional: Penemuan Fitri, Pengantin Baru yang Kabur - Mertua Bunuh Menantu di Pasuruan
Pelaku, kata Rustang, langsung menunjukkan lokasi terakhir dirinya meninggalkan korban yaitu di sebuah lorong.
Lantas, Rustang mengungkapkan korban ditemukan dalam kondisi tewas tanpa busana.
"Tim langsung mencari dan melihat korban dalam posisi terbaring di tanah tanpa pakaian (telanjang bulat) dan sudah dalam keadaan meninggal dunia," tuturnya.
Rustang mengatakan MFM merupakan anak pensiunan polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) yang sempat bertugas di Polda Sulawesi Tengah berinisial UN.
Di sisi lain, Rustang menyebut pihak keluarga korban melakukan upaya pembakaran rumah pelaku buntut tewasnya AR.
"Sampai saat ini masih dilakukan penjagaan, karena dari pihak keluarga korban masih ada upaya perusakan dengan cara melempar dan berupaya pembakaran rumah pelaku," ujarnya.
Berdasarkan hasil visum sementara, ditemukan memar di bagian leher dan gigi AR patah.
Kini, pelaku sudah diamankan di Polresta Palu.
Kronologi Versi Keluarga Korban: Pelaku Iming-imingi Es Krim
Paman korban, Ahmad Rifai (30) pun membeberkan kronologi sebelum AR ditemukan tewas.
Masih dikutip dari Tribun Palu, Ahmad mengatakan awalnya, MFM mengajak AR untuk bersepeda bersama-sama.
Kemudian, sambungnya, AR diiming-imiingi es krim oleh pelaku.
"Jadi korban ini diajak naik sepeda dan diiming-imingi es krim. Tiba-tiba korban dibawa ke TKP," kata Ahmad.
Kendati demikian, Ahmad mengatakan antara korban dan pelaku tidak saling kenal.
Sementara menurut penuturan ayah korban, Herman (34), AR berpamitan jalan-jalan ke rumah neneknya saat malam hari.
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan di Subang: Oknum Banpol Diperiksa, Rumah Seorang Perwira Polisi Digeledah
Dalam perjalanan, Herman mengatakan anaknya itu bertemu dengan pelaku.
Di saat yang bersamaan, dia mengungkapkan tante korban sempat melihat anaknya itu bersama dengan pelaku.
"Kebetulan ketemu sama pelaku, diajak dia (AR) naik sepeda mau beli es krim, kebetulan tante saya lihat dan istri saya juga bertepatan sedang cari, ditanya sama tanteku juga dibilang dibawa orang besar naik sepeda," katanya dikutip dari Tribun Palu.
Senada dengan Ahmad, Herman mengungkapkan tidak mengenali sosok pelaku yang diduga membunuh anaknya itu.
"Baru kemarin sekitaran 2 jam hilang, saya juga tidak kenal serta belum pernah ketemu pelaku ini, tidak ada juga masalah," ujarnya dengan mata sembab.
Herman pun berharap terduga pelaku itu bisa diadili sesuai hukum yang berlaku.
"Walaupun dia anaknya mantan anggota polisi, jangan sampai dilindungi, saya cuman mau minta keadilan sesuai apa yang dia perbuat," tuturnya.
Di sisi lain, jenazah korban sudah dimakamkan di TPU Pugego kemarin siang.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Palu/Rian Afdhal/Moh Salam)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.