Senin, 6 Oktober 2025

Tersangka Pembuang Bayi Tewas di Rutan, Keluarga Sempat Kirim Uang Rp3,5 Juta untuk Pindah Ruangan

Baru seminggu ditahan, tersangka pembuangan bayi di Gresik meninggal. Keluarga menduga korban alami dehidrasi. Sempat kirim uang ke penjaga rutan.

net
ilustrasi tahanan. Keluarga merasa janggal dengan kematian seorang tahanan di Gresik. Pihak rutan menyatakan korban meninggal karena serangan jantung. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang tersangka kasus pembuangan bayi di Gresik, Jawa Timur berinisial BP (24) meninggal usai mendekam di rumah tahanan selama seminggu.

BP sempat membuang bayinya di Panti Asuhan Al Hikmah, Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.

Pihak Rumah Tahanan Kelas IIB Gresik menyatakan BP meninggal karena serangan jantung.

Namun, keluarga merasa ada yang janggal lantaran BP tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelum dipenjara.

Salah satu anggota keluarga BP, BY menduga selama berada di rumah tahanan BP mengalami dehidrasi.

Baca juga: ASN Rumah Tahanan di Kabupaten Toba Tertangkap Nyabu di Rumahnya

"Keponakan saya tidak punya riwayat jantung. Kenapa kepala rutan bilang itu, keluarga mendapat informasi kalau almarhum BP dilarikan ke rumah sakit."

"Saat tiba di RSUD Ibnu Sina Gresik, keponakan saya sudah meninggal dunia. Kata dokter itu karena dehidrasi kekurangan air," paparnya, Sabtu (28/10/2023), dikutip dari TribunJatim.com.

BY menjelaskan keponakannya selama berada di Rutan Kelas IIB Gresik sering menelepon ibunya dan mengeluhkan kesulitan mendapatkan air minum.

Menurut BY, kondisi BP selama di Rutan Polres Gresik baik-baik saja, namun sejak dipindahkan ke Rutan Kelas IIB Gresik BP sering tidak kebagian air.

"Masuk Rutan Gresik belum seminggu nyawanya sudah melayang (meninggal dunia)," lanjutnya.

BP juga sempat meminta pindah ruangan dan petugas rutan meminta keluarga mentransferkan sejumlah uang.

Ibu BP, MM menyatakan, uang sebesar Rp3,5 juta telah ditransfer ke petugas rutan berinisial AF.

Baca juga: Jualan Narkoba Buat Modal Nikah, Sejoli Dijebloskan ke Tahanan dan Pernikahan Terancam Gagal

"Selama ini saya berusaha agar anak saya bisa pindah ruangan. Hingga ada tawaran dari Tamping itu pindah blok lebih enak dengan bayar Rp 3,5 juta," tuturnya.

MM mengaku masih menyimpan bukti transfer tersebut.

Sehari setelahnya, MM mendapat kabar BP meninggal dunia di rumah sakit.

Pernyataan dari keluarga BP dibantah Kepala Rumah Tahanan Kelas IIB Gresik, Disri Wulan Agus Tomo.

Menurutnya, sebelum masuk ke blok hunian, BP ditempatkan di ruang karantina karena statusnya sebagai tahanan baru.

"BP dalam masa karantina pengenalan lingkungan. Baru seminggu di rutan, mengeluhkan sesak dada kemudian dibawa ke rumah sakit hasilnya serangan jantung."

"Berdasarkan keterangan tahanan lainnya yang baru masuk, dia minumnya banyak tidak ada dehidrasi," jelasnya.

Baca juga: Kapolsek Bungaraya Akui Bawa Tahanan Korupsi Keluar Berobat, Alasannya Karena Tidak Mau Makan

Ia juga membantah pihak rumah tahanan meminta keluarga BP untuk mentransfer uang jika ingin ruangan yang lebih memadai.

"Tidak ada bayar itu. BP masih masuk tempat karantina bersama 25 orang, itu pun untuk tempat tidur masih luas," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur RS Ibnu Sina, dr Soni menerangkan BP dibawa ke rumah sakit dalam kondisi henti jantung.

"Cardiac arrest, masuk dengan dehidrasi berat dan penurunan kesadaran," bebernya.

dr Soni belum dapat memastikan penyebab kematian korban murni karena serangan jantung atau ada penyebab lain.

Istri BP saat ini juga mendekam di penjara karena terlibat kasus pembuangan bayi.

Sementara anak BP yang sempat dibuang dirawat oleh neneknya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Willy Abraham)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved