Rabu, 1 Oktober 2025

Daftar 10 Item Seragam Rp2,3 Juta yang Dijual SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung: Tas hingga Jilbab

Norhadian diberhentikan penjualan kasus seragam sekolah Rp 2,3 juta yang dikeluhkan orangtua/wali siswa.

Penulis: Erik S
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Ilustrasi berita asal kain mahal Rp2,3 juta seragam SMA di Tulungagung, Jawa Timur 

Sementara dari kuitansi yang didapat dari seorang wali SMKN 2 Boyolangu, biaya paket kain seragam ini mencapai Rp 2.295.000.

Harga itu untuk atasan putih, rok abu-abu, atasan pramuka, rok pramuka, atasan olahraga, celana olahraga, dan tas sekolah.

Kemudian ada sejumlah aksesori seperti topi, ikat pinggang, dasi, badge, kaus kaki, hasduk, kolong, dan hijab 3 macam.

Pembayaran uang seragam di sekolah ini dilewatkan Koperasi Bhakti Usaha.

Mendapat sorotan dari DPRD Jatim

DPRD Jawa Timur menyoroti ramainya keluhan mengenai harga seragam SMA negeri yang memberatkan para orang tua siswa.

Secara tegas, legislatif meminta agar Pemprov Jatim menelusuri secara tuntas dugaan keterlibatan sejumlah pihak dalam 'bisnis' seragam siswa baru. 

Sorotan itu disampaikan anggota DPRD Jatim, Mathur Husyairi dalam rapat paripurna yang digelar, Senin (24/7/2023).

Sebelum rapat paripurna dengan agenda perubahan susunan alat kelengkapan DPRD ditutup, Mathur Husyairi menyampaikan interupsi. 

"Terkait dengan seragam, selama beberapa tahun ini menjadi persoalan serius," kata Mathur Husyairi dalam rapat paripurna yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Jatim, Anik Maslachah dan dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Adhy Karyono. 

Keluhan perihal seragam belakangan ini memang tengah jadi buah bibir.

Hal itu setelah sebelumnya muncul keluhan para orang tua siswa soal ketentuan membeli seragam SMA dan SMK negeri di Kabupaten Tulungagung. 

Mathur Husyairi mempertanyakan mengapa ada bisnis kain seragam di sekolah dengan dalih koperasi siswa.

Dia mengaku sangat khawatir pada orang tua siswa dengan kemampuan ekonomi terbatas. Hal tersebut bisa menjadi beban mereka. Apalagi dengan harga melangit. 

Mathur Husyairi bercerita belum lama ini dirinya kedatangan salah seorang kepala sekolah dari Surabaya.

"Dia mengakui ini adalah permainan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang sengaja nge-drop dan produsennya hanya satu," ucap Mathur Husyairi yang merupakan anggota Komisi E DPRD Jatim. 

Baca juga: ASN di Pemkab Aceh Tamiang Kini Gunakan Pakaian Adat Melayu Sebagai Seragam Resmi

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved