Sabtu, 4 Oktober 2025

Dugaan Pungli di SMKN 1 Sale, Kepsek Siap Terima Konsekuensi, Polda Jateng Telusuri Aliran Dana

Kepala SMKN 1 Sale siap terima konsekuensi buntut adanya dugaan pungli di sekolah tersebut. Sementara itu, Polda Jateng akan menelusuri aliran dana.

Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima curhatan pungli saat memberi motivasi dalam seminar di Pendopo Rembang, Senin (10/7/2023). - Kepala SMKN 1 Sale siap terima konsekuensi buntut adanya dugaan pungli di sekolah tersebut. Sementara itu, Polda Jateng akan menelusuri aliran dana. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan praktik pungutan liar (pungli) berkedok infak di SMKN 1 Sale di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah berbuntut panjang.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah membebastugaskan Kepala SMKN 1 Sale dari jabatannya.

Selain itu, Polda Jawa Tengah (Jateng) juga turun tangan untuk menelusuri aliran dana pungli berkedok infak di SMKN 1 Sale, Rembang.

Diketahui, praktik dugaan pungli itu terjadi setiap kenaikan kelas.

Siswa diminta membayar uang gedung Rp 300 ribu, untuk pembangunan musala di sekolah.

Kepala SMKN 1 Sale, Widodo mengaku sudah mendapatkan informasi terkait dirinya yang dibebastugaskan dari jabatannya.

Baca juga: Siswi yang Ungkap Pungli di SMKN 1 Sale Dapat Pendampingan Khusus, Disebut agar Tak Ada Perundungan

"Sore tadi saya mendengar bahwa posisi saya di Sale sudah digantikan oleh Plh (pelaksana harian)," kata Widodo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/7/2023).

Ia mengatakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sudah mendatangi SMKN 1 Sale.

Kedatangan itu setelah dugaan pungli berkedok infak diketahui oleh Ganjar saat melakukan kunjungan kerja ke Rembang.

"Kemarin dari cabang dinas juga mengecek ke lapangan, didampingi oleh ketua komite."

"Sudah dijelaskan peruntukannya juga secara gamblang dan meninjau lokasi musala."

"Selain itu, juga diperlihatkan kekurangan-kekurangan sarpras yang ada di Sale," ungkapnya.

Sementara itu, saat ini Widodo masih menunggu surat resmi pencopotannya.

"Surat bebas tugas belum datang secara langsung ke saya, cuman saya dikasih tahu bahwa di Sale sudah digantikan sama Plh," urainya.

Selain sebagai Kepala SMKN 1 Sale, Widodo diketahui juga menjabat sebagai Kepala SMKN 2 Rembang.

Dengan adanya kasus tersebut, Widodo juga dibebastugaskan dari jabatannya di SMKN 2 Rembang.

Baca juga: Siswi SMK di Rembang Bongkar Pungli Berkedok Infak di Sekolahnya, Kini Mendapat Pendampingan

Terkait dengan pencopotannya, Widodo mengaku ikhlas dan siap menerima konsekuensinya.

"Ya tetap saya tunggu seperti apa dan tetap saya siap seperti apa yang diputuskan ke saya," terangnya.

Polda Jateng Turun Tangan

Terkait dengan kasus dugaan pungli di SMKN 1 Sale itu, Polda Jateng ikut turun tangan.

Ditreskrimsus Polda Jateng bakal melakukan klarifikasi terhadap Kepala SMKN 1 Sale, Widodo.

Demikian disampaikan oleh Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio, Rabu.

Pihaknya akan melakukan penelusuran untuk mengungkap unsur pidana dalam kasus tersebut.

"Nanti kita kroscek dulu, lewat Polres Rembang, kita ingin tahu apakah ada pelanggaran pidana," ujarnya, dilansir Tribun-Pantura.com.

Dwi memastikan, apabila ditemukan pelanggaran hukum dalam kasus tersebut maka akan ditindaklanjuti.

Sejauh ini, pihaknya hanya melakukan klarifikasi untuk mengetahui aliran penggunaan uang tersebut.

Seminar di Pendopo Kabupaten Rembang
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).

"Pasti ada alasan dan sebab musababnya. Apakah digunakan untuk fasilitas umum atau pribadi," jelasnya.

"Langsung meminta (dana) kepada siswa menjadi pertanyaan, bisa jadi disalahgunakan," imbuhnya.

Siswa Curhat ke Ganjar

Temuan dugaan praktik pungli di SMKN 1 Sale itu terungkap secara tidak sengaja saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).

Seminar tersebut dihadiri pelajar dan mahasiswa calon penerima beasiswa pendidikan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang.

Mulanya, Ganjar memanggil sejumlah peserta seminar untuk naik ke panggung.

Kemudian, ada lima orang yang maju ke depan untuk berdialog dengan Ganjar, dilansir Kompas.com.

Setelah ditanya, kelima anak itu berasal dari keluarga nelayan, buruh, dan guru honorer.

Selanjutnya, Ganjar melontarkan sejumlah pertanyaan kepada masing-masing siswa tersebut.

Dari situlah Ganjar menemukan adanya dugaan praktik pungli berkedok infak yang dipungut pihak sekolah.

Baca juga: Nasib Kepala SMKN 1 Sale setelah Siswanya Bongkar Dugaan Pungli Berkedok Infak pada Ganjar

Ganjar pun mengaku senang ada siswa yang berani mengatakan di sekolahnya masih ada pungutan liar.

"Nah, ini masih ketahuan, saya senang sekali karena ada siswa yang mau mengaku."

"Bayar enggak sekolahnya, dua sekolah mengatakan tidak, hanya beli seragam. It's ok, beli seragam."

"Yang satu, enggak bayar tapi membayar gedung. Masak membayar sih? Infak pak," kata Ganjar, berdasarkan keterangan tertulisnya.

Mendengar pengakuan itu, Ganjar menyebut akan langsung mengambil tindakan tegas dan menyelesaikan persoalan tersebut.

Ganjar juga langsung menghubungi pihak sekolah, khususnya kepala sekolah.

"Jadi, kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan enggak, bayar enggak, dan diganti infak menurut saya sama saja," tegasnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Pantura.com/Iwan Arifianto, Kompas.com/Aria Rusta Yuli Pradana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved