Mayat Dimutilasi dan Dicor di Semarang
Husen Mutilasi Hidup-hidup Bos Galon Semarang, Dengar Suara Nafas Korban sebelum Eksekusi
Muhammad Husen (28) mengaku masih mendengar suara nafas bosnya Irwan Hutagalung (53) sebelum dimutilasi.
Husen memilih samping toko lantaran jarang orang mengakses ruangan tersebut.
"Semen dan pasir saya ambil dari rumah korban di perumahan Sumur Boto. Kemudian tubuh ditanam," ujarnya.
"Karung isi kepala dan tangan hanya dilumuri semen dan pasir karena tidak muat," imbuhnya.
Husen lantas membuang karpet, tas serta barang bukti lain.
Ia kemudian mengambil dompet berisi uang dagangan korban senilai Rp 7 juta.
Uang itu, kata Husen, digunakan untuk bersenang-senang termasuk menyewa PSK dengan mengajak saksi pedagang angkringan.
"Uang buat senang-senang. Makan, rokok, sama nyari cewek," ujarnya.
Alasan Membunuh
Husen mengaku baru bekerja selama satu bulan di toko milik Irwan Hutagalung.
Namun, selama satu bulan itu ia mengaku kerap dipukul hingga dicaci maki.
Irwan Hutagalung, kata Husen, sering berlaku kasar saat pelaku berbuat salah dalam menjalankan tugasnya sebagai karyawan.
Atas perlakuan itu Husen pun mengaku dendam.
Ia lantas membabi buta melakukan tindakan keji itu.
"Saya merasa sakit hati, saya sering dipukuli. Karena setiap ada kesalahan kecil pasti dia main tangan," kata Husen.
Husen mengaku puas karena dendamnya sudah terlampiaskan.
"Saya potong kepalanya karena sering memaki saya, mau motong mulut susah, potong tangan karena buat mukul saya, puas nggak nyesel."
"Dendam saya sudah terlampiaskan," kata Husen.
(Tribunnews.com/Milani Resti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.