Jumat, 3 Oktober 2025

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Pemerintah Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air Lewat Pendekatan Kekeluargaan, Marga Kogoya Ikut Bantu

Lenis mengatakan pihaknya akan berupaya untuk membujuk Egianus untuk membebaskan Philip tanpa ada kekerasan. 

Penulis: Reza Deni
Tribun-Papua.com/Istimewa
Pasukan KKB bersama Pilot Pesawat Susi Air Philips Mark Methrtens di hutan Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, saat ini. Lenis Kogoya, mengatakan telah melaporkan perkembangan upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mahrtens, yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).  

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Politik dan Keamanan, Lenis Kogoya, mengatakan telah melaporkan perkembangan upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mahrtens, yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Adapun penyanderaan pilot Susi Air itu dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya. 

Lenis mengatakan pendekatan kekeluargaan akan diterapkan melalui marga Kogoya.

Baca juga: Kondisi Kesehatan Pilot Susi Air Dikabarkan Menurun, Aparat Siapkan Tim Medis

Dia menyebut sejumlah orang yang dituakan dalam marga Kogoya akan menemui Egianus.

"Kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan gak baik," ujar Lenis ditemui di Kompleks Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2023).

Lenis mengatakan pihaknya akan berupaya untuk membujuk Egianus untuk membebaskan Philip tanpa ada kekerasan. 

Dia menyebut akan mengedukasi Egianus bahwa pada dasarnya saat ini masyarakat Papua telah mendapatkan kemerdekaanya dengan adanya provinsi baru.

Baca juga: Kapolres Nduga Sebut Kondisi Pilot Susi Air yang Disandera KKB Mulai Alami Penurunan Kesehatan

"Karena ini otonomi khusus (otsus) itu sama saja merdeka, kalau mau meredeka orang disana dilibatkan jadi kepala dinas, staf, berapa persen lah itu," jelasnya. 

Selain itu, Lenis akan mengevaluasi setiap upaya yang dilakukan untuk memebebaskan Philip. 

Jika Egianus melakukan tindakan kekerasan, pihaknya akan mempertimbangkan secara matang untuk melalukan tindakan yang serupa. 

"Kalau negatif ya kita baku perang, (tapi) kita langkah positif dulu, kalau mereka menyerang ini seperti apa positif dan negatifnya. Sekarang pendekatan positif dulu dengan hati," kata dia. 

Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Kisdiyanto mengungkapkan sampai saat ini satuan TNI di wilayah Papua masih melaksanakan operasi bersama Polri terkait pembebasan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua.

Namun demikian, kata dia, operasi penegakan hukum tersebut mengutamakan keselamatan sandera.

Hal tersebut disampaikannya di sela-sela kegiatan Media Gathering Puspen TNI di Markas PMPP TNI di Sentul Bogor Jawa Barat pada Rabu (15/3/2023).

Baca juga: Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Jokowi: yang Penting Penuh Kehati-hatian

"Seperti Bapak Panglima sampaikan, bahwa kalau kita mau, satuan khusus yang dimiliki oleh TNI mampu untuk segera mengeksekusi para separatis itu," kata Kisdiyanto.

"Namun kita, karena mengikuti kebijakan pemerintah bahwa kita (pemerintah daerah) bernegosiasi dulu agar sandera ini selamat tanpa ada cedera apapun," sambung dia.

Negosiasi tersebut, kata dia, merupakan permintaan dari pemerintah Selandia Baru. Duta Besar Selandia Baru, kata dia, juga telah menghadap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan menawarkan bantuan.

Namun demikian, lanjut dia, Yudo menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan tersebut.

Proses negosiasi tersebut, kata dia, diperkirakan membutuhkan waktu yang panjang.

Untuk itu, kata dia, diperlukan kesabaran semua pihak karena hal tersebut menyangkut nyawa manusia yang harus diselamatkan meskipun hanya satu orang.

Dengan demikian, kata dia, TNI tidak akan asal-asalan dalam menindak KST.

"Memang KST ini memang sudah sangat meresahkan dan mereka tidak peduli pada rakyat Papua sendiri. Terbukti apa, masyarakat dan anak-anak menjadi korban, jadi tameng hidup buat mereka," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved