Selasa, 7 Oktober 2025

Banjir Rendam Kota Solo, Warga: Ini Kayak Tahun 2007 Dulu

Sebanyak 2.614 warga Solo mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Salah satu pengungsi mengaku banjir kali ini cukup besar.

TribunSolo.com/Adi Surya
Kawasan Pucangsawit RT 1 RW 7, Kecamatan Jebres, Kota Solo banjir dengan ketinggian air paling tinggi di kisaran 1 meter, Kamis (16/2/2023). Sebanyak 2.614 warga Solo mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Salah satu pengungsi mengaku banjir kali ini cukup besar. 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Solo, Jawa Tengah mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Banjir terjadi lantaran hujan deras yang terus mengguyur Kota Solo pada Kamis (16/2/2023).

Berdasarkan data dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo pada Kamis pukul 18.30 WIB ada kurang lebih 650 kepala keluarga (KK) atau sekitar 2.614 jiwa yang mengungsi.

Salah satu pos pengungsian terletak di kantor Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Dalam kantor Kelurahan Gandekan terdapat sekitar 40 lansia yang mengungsi karena rumahnya terdampak banjir.

Baca juga: Tanggap Bencana Banjir Ijen Bondowoso, BRI salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak

Salah satu pengungsi, Supraptini (66) mengaku rumahnya yang berada di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo terendam banjir.

Banjir yang masuk rumahnya sudah setinggi lutut orang dewasa.

Menurutnya, banjir kali ini cukup besar karena banyak rumah yang terdampak.

Supraptini mengatakan banjir seperti ini terakhir terjadi pada tahun 2007 lalu.

"Biasanya tidak kebanjiran, ini kebanjiran ya deg-degan. Kayak tahun 2007 dulu," paparnya, Kamis (16/2/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

PMI Kota Solo Bantu Para Korban Banjir

PMI Kota Solo berusaha membantu para warga yang terdampak banjir dengan mendirikan dapur umum di 4 kelurahan yakni Joyosuran, Kedung Lumbu, Sudiroprajan, dan Gandekan.

Berbagai fasilitas kesehatan juga disiapkan untuk para korban banjir.

Baca juga: Banjir Melanda Sumbawa Barat, 2.961 Rumah Terendam di Sembilan Desa

Sekretaris PMI Kota Solo, Sumartono Hadinoto mengatakan PMI turun langsung ke lapangan mulai dari evakuasi hingga pelayanan di pos pengungsian.

"Kita akan tambah relawan dan staf medis, ini sudah diminta belanja minyak kayu putih, obatan-obatan." 

"Itu nanti akan dibagikan ke lokasi-lokasi terdampak," ujarnya, Kamis.

Wilayah Kota Solo yang Terdampak Banjir

Wilayah yang terdampak banjir mayoritas berada di dekat sungai Bengawan Solo yang debit airnya meningkat karena hujan deras.

Dilansir dari TribunSolo.com, wilayah yang terendam banjir yakni beberapa Kelurahan yang ada di Kecamatan Jebres seperti Jagalan, Gandekan dan Pucang Sawit.

Kemudian beberapa Kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon seperti Kedung Lumbu, Semanggi, Sewu, Joyosuran dan Sangkrah.

Baca juga: Soal Banjir di Makassar, Solusi Danny Pomanto hingga Ketua PMI Turun Lapangan

Banjir di Pucangsawit bahkan ketinggiannya mencapai daun pintu karena lokasinya hanya beberapa meter dari sungai Bengawan Solo.

Kelurahan Gandekan menjadi salah satu wilayah yang terdampak banjir.

Lurah Gandekan, Sugeng Sarwono menjelaskan banjir mulai masuk rumah warga pukul 16.30 WIB saat hujan deras mengguyur.

Saat itu, banjir mulai semata kaki dan terus meningkat hingga setinggi dada orang dewasa.

Menurut Sugeng, banjir kali ini merupakan banjir paling parah yang pernah ia rasakan.

"Selama saya di sini paling parah. Biasanya Gandekan yang langganan itu RW 2 di Taman Cerdas itu. Sekarang meluas sampai 5 RW," paparnya, Kamis.

Salah satu penyebab banjir di Kelurahan Gandekan yakni Sungai Buntung yang tak kunjung direvitalisasi.

"Kita sudah mengusulkan revitalisasi Kali Buntung. Sudah lama tidak dilakukan pembangunan oleh Pemkot. Mungkin 30 tahun lebih tidak tersentuh pembangunan," bebernya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Adi Surya/Ahmad Syarifudin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved