Solo Eksotis dalam Bingkai Seni Jalanan, Hangat Puisi Sapardi Djoko Damono dan Segelas Kopi
Kopi, puisi dan karya seni jalanan menjadi pesona tersendiri bagi wisata urban art di Kota Surakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Aroma tanah selepas hujan berbaur dengan harumnya seduhan kopi dari kedai pinggiran di kawasan Koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/1/2023).
Kedai kopi yang mengusung konsep unik, menjajakan kopi di atas motor custom, berhias mural Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang tersenyum lebar.
Adalah Konco Kopi, kedai sederhana yang dikembangkan oleh pemuda bernama Imam (35).
Di kedai Konco Kopi, ibarat membeli kopi tanpa kasta, semua kalangan dapat menikmati kopi, duduk bercengkerama, menikmati suasana malam hari di Kota Bengawan.
Tak melulu soal mesin espresso mahal, sofa-sofa mewah ataupun suasana fancy, Konco Kopi menawarkan kopi murah dengan rasa yang tidak murahan.

"Awalnya memang ingin mencari uang tambahan dengan modal yang seminim mungkin, selain juga mencari teman dari segelas kopi," ujar pria lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut kepada Tribunnews, Sabtu (14/1/2023).
Imam menjajakan kopi setiap hari, biasanya mulai pukul 20.00 WIB hingga tengah malam, bahkan saat ramai Konco Kopi dapat beroperasi sampai pukul 03.00 dini hari.
"Rata-rata minimal saya dapat membuat 20 cup kopi dalam sehari, kalau ramai bisa 40 cup," ujarnya lagi.
Baca juga: Istana Pura Mangkunegaran Jadi Cagar Budaya Pertama yang Menggunakan Listrik EBT PLN
Tak banyak menu, pria asli Boyolali itu hanya menyediakan tiga pilihan minuman di Kedai Konco Kopi.
Ada Kopi Ireng yang dibanderol Rp 5.000, Kopi Susu dibanderol Rp 6.000 dan Coklat Panas Rp 7.500.
Murah meriah, bonusnya nuansa urban art di sekitaran Koridor Gatsu.
Ada banyak mural cantik, artistik, klasik dan futuristik menghiasi wajah bangunan yang berderet, berhias sinar temaram lampu kota jalanan.
Tentu saja instagramable, mengundang banyak warga berdatangan untuk sekedar berswafoto ria.
Hangat Puisi Sapardi Djoko Darmono Menemani
Sembari menikmati kopi di Kedai Konco Kopi, sayup-sayup terdengar bait puisi melantun dari seberang jalan.
Hujan Bulan Juni, puisi itu menjadi satu di antara puisi-puisi karya pujangga Sapardi Djoko Damono yang dibacakan malam itu dalam gelaran pembacaan puisi.
Sebuah gelaran pembacaan puisi bertajuk 'Panggung Pujangga Membaca Sapardi' terkemas dengan sederhana, panggung sama rata dengan para khalayak yang menyaksikan.
Panggung Pujangga Membaca Sapardi digelar di emperan salah satu toko bermural wajah Sapardi, bersanding dengan mural para penyair lainnya.

Uniknya gelaran Panggung Pujangga Membaca Sapardi membuka ruang bebas bagi warga umum untuk berekspresi membaca karya-karya Sapardi Djoko Damono di ruang publik.
Terlihat beberapa warga dari berbagai profesi dan pegiat kota Solo turut berpartisipasi membaca puisi pada malam itu, dari mulai mahasiswa, jurnalis, guru, pedagang, hingga manajer hotel berbintang, semua antusias membaca karya-karya pujangga asal Surakarta tersebut.
Panggung Pujangga Membaca Sapardi merupakan salah satu acara street art mingguan bertajuk 'Solo di Waktu Malam' yang digelar Solo is Solo berkolaborasi dengan Solo Art Market pada setiap akhir pekan di trotoar Koridor Gatsu.
Solo is Solo merupakan pengelola kegiatan seni juga yang berkaitan dengan seni mural di kawasan tersebut.
Irul Hidayat, Direktur Solo is Solo, menyebut kegiatan Panggung Pujangga yang digagas bersama Heru Mataya dari Mataya Herittage, akan menjadi acara berkelanjutan.
Penyair dan pujangga besar asal Solo lainnya yang beberapa di antaranya juga dilukis di Galeri Mural Koridor Gatsu, seperti WS Rendra, Wiji Thukul, Ronggowarsito, Kho Ping Ho, dan lain-lain, karyanya juga akan diekspresikan di ruang publik.
"Tidak hanya Panggung Pujangga, juga akan digelar artist talk, yang akan menampilkan sharing dan talk show dengan para muralis serta berbagai kegiatan performing arts lainnya di ruang publik," ujarnya kepada Tribunnews.
Irul mengatakan, Solo is Solo terus berupaya mengemas art event semacam Solo di Waktu Malam dengan memanfaatkan pesona Kota Solo itu sendiri.
"Selain sebagai wisata dan acara seni, event ini juga diupayakan sebagai wadah seniman lokal mengembangkan karya seninya, yakni lewat Solo Art Market, menambah nilai jual produk seni yang mereka hasilkan," ujarnya lagi.
Karya Seniman Lokal Eksis Lewat Solo Art Market

Pantauan Tribunnews di lapangan, Solo Art Market memamerkan sekitar puluhan karya para seniman lokal dari Kota Bengawan.
Ada produk seni rupa, batik hingga kerajinan tangan homemade, pengunjung pun dapat berkontribusi bersama kreator menciptakan sebuah produk kreatif.
Seperti Art Lab Indonesia, yang digagas perupa asal Solo bernama Jevi Alba (38).
Dengan genre seni rupa ekspresionis, Jevi dan Komunitas Art Lab Indonesia menjadikan banyak benda menjadi 'kanvas' lukisan mereka.
Art Lab Indonesia, menyajikan lukisan-lukisan dengan tema khas Kota Solo, diekspresikan pada tote bag, mug, kaos, tumbler dan masih banyak lagi.
Salah satunya tote bag berhias ilustrasi Pasar Klewer dalam goresan warna-warni.
"Sama seperti tujuan yang sudah tertulis, Art Lab menjadi laboratorium panorama kekaryaan terapan yang membuka Asa tersinergi dengan e-niaga, supaya karya dapat dijangkau dengan entitasnya menjadi seni yang hidup lagi menghidupi," kata pria lulusan Institute Seni Indonesia (ISI) Denpasar tersebut kepada Tribunnews.
Baginya Solo Art Market menjadi ruang tersendiri bagi karyanya untuk terus eksis dan juga memperluas pangsa pasar.
Kembangkan Wisata Urban Art di 2023

Kopi, puisi, karya seni hingga pesona mural saling menyatu menjadi wisata baru yang murah meriah di Surakarta.
Irul Hidayat, Direktur Solo is Solo menyebut ratusan spot mural juga siap dinikmati, baik di Koridor Gatsu, Koridor Ngarsopuro dan Gang Kampung Kemlayan serta Timuran.
"Selama 4 bulan atau sejak tanggal 1 September 2022, berhasil menciptakan ratusan mural baru dan merenovasi mural lama dalam sebuah program yang bertajuk SOLOISSOLO REVITALIZE #3," katanya.
Program revitalisasi ini di-support secara penuh oleh Kementerian PUPR, yang merupakan satu bagian dengan proyek pengerjaan pedestrian serta revitalisasi penataan kawasan Koridor Gatsu dan Ngarsopuro.
"Mural-mural ini diciptakan dari kolaborasi 100an perupa di Surakarta, dengan bermacam genre ada pop art, naturalis, dan masih banyak lagi," katanya.
Irul bersama timnya juga telah merancang program yang terdiri dari Paket Wisata Mural berupa Street Art Tour, Workshop Mural untuk Publik, serta berbagai bentuk festival mural dan street art serta street art market yang dapat diakses oleh pengunjung setiap harinya.
Berbagai program tersebut dapat diakses mulai awal tahun 2023 ini, dan dapat diakses lewat instagram @soloissolo.
Inovasi Wisata Kota Bengawan
Pesona lukisan dalam lanskap dinding serta bangunan di Kota Bengawan tersebut juga turut serta dinikmati orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bersama Wali Kota Solo yang juga putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dan sang cucu Presiden, Jan Ethes Srinarendra, bersama-sama menyusuri wisata mural Zona Kampung Kemlayan, Senin (23/1/2023).
Baca juga: Etnomusikologi ISI Surakarta Raih Akreditasi Unggul, Siap Rancang Prodi Baru Pendidikan Seni Musik
Tingkah polah lucu Jan Ethes saat melihat mural simpanse berbaju oranye di sebuah dinding.
Tidak hanya itu di satu sisi, tampak Presiden Jokowi 'sumringah' saat melihat mural bergambar Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Rupanya mural tersebut merupakan hadiah dari para perupa Solo untuk pernikahan putra sulung Presiden RI tersebut.
Memang potensi street art yang sudah lama dikembangkan Solo is Solo ini, kini juga mendapat atensi lanjutan dari Pemerintah Kota (Pemkot Solo).
Termasuk dengan adanya penataan kawasan Ngarsopuro dan Gatot Subroto, guna kenyamanan wisatawan.
Wali Kota Solo, Gibran tempo hari juga sempat mengatakan akan memfokuskan kawasan Ngarsopuro dan Gatsu sebagai wisata seni jalanan (street art), dengan tambahan event, aksi seniman, partisipasi warga hingga spontanitas.
"Pokoknya lebih ke street art," ujar Gibran.
Ke depannya, kawasan jalan Gatsu dan Ngarsopuro akan dihadirkan shuttle bus.
Dengan shuttle bus tersebut guna mengangkut wisatawan, dan bagi warga yang akan berwisata di kawasan tersebut, kendaraannya diparkir di Halaman Pura Mangkunegaran.
Wisata urban art Kota Solo ini juga dinilai sebagai bentuk destinasi wisata inovatif.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Aryo Widyandoko mengatakan destinasi wisata baru ini dapat terus dikembangkan menjadi paket-paket wisata berkonsep city tour.
"Sehingga wisatawan yang datang ke Solo bisa betul-betul bisa menikmati wajah Kota Solo, " terangnya.
Baca juga: RAN, Marion Jola, dan Vina Panduwinata Ramaikan Laras Hati Mangkunegaran Musik Festival 2023
Seperti diketahui menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, jumlah wisatawan Solo meningkan hampir dua kali lipat.
Di mana sepanjang 2020, jumlah wisatawan di Kota Solo mencapai 2,5 juta, hampir dua kali lipat dari target wisatawan yakni 1,3 juta orang.
Aryo Widyandoko berharap di tahun 2023 ini, jumlah wisatawan yang datang ke Solo akan terus meningkat, terlebih Pemerintah Pusat telah banyak memberikan pelonggaran-pelonggaran di masa Pandemi covid-19, yang tentunya menjadi angin segar bagi kemajuan pariwisata di Kota Solo.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.