Selasa, 30 September 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Kisah Relawan Gempa Cianjur, Seorang Chef yang Masih Bertahan hingga Cerita Pengantar Bantuan

Berikut ini kisah para relawan Gempa Cianjur. Mulai dari chef yang masih menetap dari hari pertama hingga pengantar bantuan yang menginap di hutan

TribunJabar.id/Fauzi Noviandi
Deni Surnarya (kiri) saat bersiap menembus lokasi terimbas gempa bumi yang masih terisolasi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (2/12/2022) malam. - Berikut ini kisah para relawan Gempa Cianjur. Mulai dari Chev yang masih menetap dari hari pertama hingga pengantar bantuan yang menginap di hutan 

TRIBUNNEWS.COM - Gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membuat banyak orang tersentuh hatinya untuk menjadi rewalan.

Satu diantaranya yakni Gheva (32), seorang chef yang berasal dari Bogor.

Sejak hari pertama gempa terjadi Gheva sudah terjun ke lapangan.

Mengutip TribunJabar.id, di hari pertama, banyaknya warga yang kebingungan mencari makanan membuatnya sedih.

Dari situlah alasan dia langsung mendirikan dapur umum untuk membatu warga memenuhi pasokan makanan.

"Saat saya datang ke sini di hari pertama, saya langsung sedih melihat warga di sekitar kebingungan mencari makan. Tempat tinggal saja sudah tidak ada. Itu sih alasan saya langsung mendirikan dapur umum," ujar Gheva.

Baca juga: Relawan Ungkap Sulitnya Mencapai Pedalaman Cianjur yang Terdampak Gempa: Harus Pakai Motor

Pria yang tergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA) ini mendirikan tenda dapur umum di wilayah Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Cianjur.

Ia menuturkan, warga banyak terpusat ke arah Cugenang.

Sedangkan di daerah Gheva mendirikan tenda dapur umum belum tersentuh.

"Di hari pertama itu, banyak orang yang terpusat ke arah Cugenang. Sedangkan daerah-daerah lainnya seperti di sini, belum tersentuh bantuan sama sekali," lanjut Gheva bercerita.

Menurut Gheva, bantuan harus diberikan secara merata.

"Makanya saya di daerah sini dengan tim saya yang lain karena satu sisi kemanusiaan lah di sini juga perlu bantuan," ucapnya.

Gheva juga bercerita jika ia sempat mengalami masalah mental.

Namun, Gheva tetap bertahan dan membantu warga di pengungsian.

"Sangat trauma karena di sini gempa susulan terbanyak di Indonesia saat ini. Terus ambulans tidak henti-hentinya hilir mudik. Itu psychic kena kuping, dan itu sangat mengganggu selama saya di sini," kata Gheva.

Meski begitu, Gheva tak kapok untuk ikut dalam misi kemanusiaan ini.

Baca juga: Kisah Wanita Berumur 106 Tahun Selamat dari Gempa Cianjur

Chef Gheva dari Bogor
Chef Gheva saat ditemui di tenda dapur umum di pengungsian di Cianjur, Jumat (2/12/2022). 

"Saya punya saudara-saudara yang membutuhkan di sini, makanya saya tidak pulang. Masa sih saya tidak berkontribusi di sini," pungkasnya.

Jika Gheva membantu dalam bidang makanan, ada Deni Sunarya yang ikut membantu korban Gempa Cianjur dengan mengantarkan bantuan.

Deni yang merupakan tokoh masyarakat Kabupaten Cianjur mengantarkan bantuan menggunakan motor trail.

Mang Gawel, sapaannya mengaku mengantarkan bantuan ke daerah yang sulit diakses bersama sejumlah rekan-rekannya.

Mereka menembus sulitnya medan di wilayah Kecamatan Cugenang.

"Bawa bantuan bagi warga yang terdampak gempa bumi," ucap Mang Gawel seperti yang diberitakan TribunJabar.id.

Bersama motornya, pria yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Cianjur ini membawa bantuan seperti beras, pakaian, terpal, bahan pokok, hingga obat-obatan.

Di atas motornya, ia membawa bantuan 30-50 kilogram tiap memberikan bantuan ke warga.

Jatuh dari motor akibat beban dan kondisi jalan yang berat juga sudah jadi teman selama perjalanan Mang Gawel bersama rekan-rekannya.

Tak hanya itu, hutan juga terkadang menjadi rumah kedua.

Relawan Gempa Cianjur yang Beri Bantuan Naik Motor
Deni Surnarya (kiri) saat bersiap menembus lokasi terimbas gempa bumi yang masih terisolasi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (2/12/2022) malam. 

Baca juga: Relawan Pertamina Peduli Gelar Trauma Healing Bagi Pengungsi di Posko Utama Desa Mekarsari

Jika jarak yang ditempuh cukup jauh, Mang Gawel bersama rekan-rekannya menginap di hutan.

"Ke lokasi yang terisolasi ini memang harus pakai motor. Meski pakai motor trail tetapi masih cukup sulit, ditambah dengan kondisi cuaca sekarang yang sering hujan," kata dia. 

Meski sudah banyak menjangkau daerah-daerah terpencil, ia bersama tim masih harus menyisir lokasi lainnya yang masih terisolasi.

"Saya sama tim masih terus menyisir lokasi-lokasi yang terisolasi, di beberapa titik yang memang belum menerima bantuan," pungkasnya.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Fauzi Noviandi/Adi Ramadhan Pratama)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved