Kasus Polisi Menganiaya Perawat di Medan Berakhir Damai, 8 Polisi Diberi Sanksi Disiplin
Kasus penganiayaan terhadap seorang perawat di RS Bandung, Medan berakhir damai. Para polisi yang melakukan penganiayaan mendapatkan sanksi disiplin.
TRIBUNNEWS.COM - Kasus penganiayaan terhadap seorang perawat di Rumah Sakit Bandung di Kota Medan berakhir damai.
Diketahui penganiayaan dilakukan oleh 8 polisi berpangkat Bripda dan mengakibatkan seorang perawat rumah sakit terluka pada Minggu (6/11/2022).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Kombes Hadi Wahyudi, menjelaskan kasus ini berakhir damai setelah perawat yang menjadi korban mencabut laporannya.
"Kedua keluarga sudah saling berdamai, kemudian korban juga mencabut laporannya," ujarnya pada Senin (21/11/2022) dikutip dari Kompas.com.
Kini para polisi yang melakukan penganiayaan telah diberikan sanksi disiplin berupa penundaan pangkat dan ditugaskan ditempat khusus.
"Berupa penundaan pangkat, kemudian penempatan di tempat khusus merupakan sanksi disiplin yang ada. Kemudian hal-hal yang lainnya," terangnya.
Baca juga: Bripda Tito Ajak Rekan-rekannya Menyerang RS Bandung Karena Perkataan Samanya Kita Sekuriti
Jenis pelanggaran yang dilakukan oleh polisi yang baru lulus pendidikan ini tidak hanya melakukan penganiayaan, tapi juga kabur dari barak untuk mabuk.
Saat ini para Polisi yang melanggar masih berada di sel khusus Propam Polda Sumut.
Motif penganiayaan
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengungkapkan motif Bripda Tito melakukan pengeroyokan.
Ia menjelaskan jika Bripda Tito tak terima disebut satpam oleh petugas keamanan RS Bandung.
Hal inilah yang membuat Bripda Tito mengajak teman seangkatannya untuk memberi pelajaran ke petugas keamanan RS Bandung.
Ajakan Bripda Tito ini dilakukan melalui pesan grup WhatsApp.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari seseorang sekuriti atau perawat rumah sakit itu bahwa 'Samanya kita sekuriti, samalah kita sekuriti'," ujarnya dikutip dari TribunMedan.com.
Baca juga: Kronologi 8 Polisi Keroyok Nakes di RS Bandung, Berawal dari Dugaan Penyekapan Perempuan di Hotel
Kombes Hadi Wahyudi menjelaskan jika penyerangan yang terjadi di RS Bandung terjadi dalam dua gelombang.
Gelombang pertama terjadi pukul 05.00 WIB saat Bripda Tito dan enam rekannya mendatangi RS Bandung.

Pada saat itu mereka hanya melihat Wanda, salah satu pegawai RS Bandung yang sebelumnya sembat ribut dengan Bripda Tito.
Pengeroyokan terhadap Wanda tak bisa dihindarkan dan membuat Wanda babak belur.
Baca juga: 8 Polisi Berpangkat Bripda Diamankan, Mereka Diduga Melakukan Pengeroyokan di RS Bandung Medan
Gerombolan Bripda Tito yang datang ke RS Bandung semakin bertambah, namun penyerangan mereka berhasil dibubarkan warga.
"Setelah dilerai oleh petugas warga mereka pulang," imbuhnya.
Kronologi awal kejadian
Dilansir dari TribunMedan.com, kejadian berawal pada hari Minggu (6/11/2022) dini hari sekira pukul 01.00 WIB.
Saat itu Bripda Tito Tampubolon dan pacarnya yang bernama Debby Hutapea pergi ke tempat hiburan malam H Five Jalan Abdullah Lubis, Medan.
Mereka pergi untuk menenggak minuman keras.
Bripda Tito Tampubolon pergi ke H Five tanpa seizin komandannya di Dit Samapta Polda Sumut.
Selain Bripda Tito dan pacarnya ada juga dua wanita yang ikut, mereka bernama Ayu J Tambunan dan Iten.
Mereka merupakan mahasiswi di UNIMED dan masih berusia 20 tahun.
Setelah mabuk berat mereka berempat pergi ke Hotel OYO di Jalan Gajah Mada Medan.
Mereka memesan 2 kamar, satu kamar untuk Bripda Tito dan pacarnya.
Baca juga: Identitas 7 Polisi yang Serang RS Bandung di Medan, Kapolda Sumut Akan Tetap Lakukan Proses Hukum
Sementara satu kamar lagi untuk Ayu dan Iten.
Melihat kondisi Ayu dan Iten yang mabuk berat, Bripda Tito mengunci kamar mereka.
Ayu yang merasa jika ia dan iten disekap segera memanggil temannya bernama Brema, yang merupakan petugas keamanan di RS Bandung.
Brema segera bergegas ke Hotel Oyo, namun ia tidak sendiri.
Brema ditemani rekannya bernama Wanda Winata.
Setelah tiba di Hotel Oyo, Brema dan Wanda berusaha membuka pintu kamar Ayu.
Dari sinilah awal keributan antara petugas keamanan RS Bandung dan Bripda Tiro dimulai.
Keributan kemudian berlanjut hingga ke RS Bandung.
Bripda Tito yang baru saja lulus sebagai polisi menghubungi teman-temannya satu leting.
Mereka kemudian melakukan penyerangan ke RS Bandung, hingga sekuriti bernama Wanda Winata terluka parah akibat dipukuli.
Saat penyerangan terjadi, seorang polisi bernama Bripda Ikhsan Siregar sempat memamerkan baju dinasnya.
Dari sinilah terungkap identitas masing-masing pelaku.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso)