Gempa Berpusat di Cianjur
Cerita Empat Santri Lompat Dari Bangunan Bertingkat, Panik Lihat Tembok Retak Saat Gempa
Empat orang santri itu panik melihat bangunan sudah retak bahkan ambruk sehingga langsung loncat saat terjadi gempa bumi Cianjur.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Kebingungan dan panik akibat gempa mengguncang bangunan yang ditempati, empat santri di Sukabumi nekat terjun dari lantai 2 dan 3 bangunan yang mereka tempati.
Akibatnya, keempatnya mengalami luka-luka karena ikut tertimpa reruntuhan bangunan yang terimbas gempa tersebut.
Pondok Pesantren Nurussyifa di Kampung Gedurhayu RT 43 RW 10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tak luput dari gempa yang berpusat di Cianjur terebut.
Humas Ponpes Nurussyifa, Dede Jajuli mengatakan, saat gempa itu terjadi pada Senin (21/11/2022) terdapat empat orang santri putra yang loncat dari lantai 3 dan 2 ponpes.
Baca juga: Bantu Percepat Evakuasi, KSPSI Kerahkan Tim Tanggap Bencana Terjun ke Lokasi Gempa Cianjur
Saat itu para santri sedang berada di dalam kamar masing-masing.
Empat orang santri itu panik melihat bangunan sudah retak bahkan ambruk sehingga langsung loncat saat terjadi gempa bumi Cianjur.
"Ya kepanikan santri-santri pas gempa itu habis makan siang semuanya udah pada di pondokan, terus pas kejadian itu anak-anak banyak yang paniknya, terus ada yang 4 orang itu loncat, dari lantai 3 dua orang, dari lantai 2 dua orang," ujar Dede ditemui Tribun Jabar di lokasi, Selasa (22/11/2022).
Dede menjelaskan, dari empat orang itu terdapat 2 orang yang mengalami luka cukup parah, seorang bahkan pingsan akibat loncat dari lantai 3 ponpes.
"Kondisinya yang 2 itu karena tertimpa material bangunan, yang 2 itu yang agak kecil satu, yang satu udah agak dewasa, terus yang satunya yang loncat dari lantai 3 kakinya keseleo, itu di gedung santri putra.
Karena dia panik, terus dia lihat bangunan sudah pada jatuh, tadinya dia mau lewat tangga, takutnya ketiban jadi loncat, karena yang lain udah pada di bawah, itu kan ambrol, jadi dia loncat," terangnya.
Menurutnya, seorang santri yang pingsan saat itu langsung ditolong, sedangkan yang keseleo berusaha berjalan dengan kondisi terpincang-pincang.
"Lantai 3 itu (tinggi) 8 meteran, lantai 2 itu 6 meteran, saat itu ada yang pingsan dulu, terus ditolong sama temannya, terus kalau yang kakinya keseleo berusaha lari walaupun terpincang-pincang," kata Dede.
Saat ini, lanjut Dede, santri yang loncat dan mengalami luka kondisinya sudah membaik.
Dari jumlah sekitar 150 santri di Ponpes Nurussyifa, seluruhnya masih bertahan di pondok dengan tinggal di tenda darurat.
Baca juga: Rumahnya Rata Tanah, Setengah Tubuh Wanita Paruh Baya Terkubur Reruntuhan Akibat Gempa di Cianjur
"Alhamdulillah sekarang udah agak membaik, udah diobatin, kalau semuanya santri ada 150 an.
Tinggal di tenda karena khawatir kalau tinggal di kamar, khawatir ada gempa susulan, jadi cari aman tinggal di tenda saja.
Hampir 50 ruangan rusak, parahnya itu yang paling atas satu bangunan," ucapnya.
"Saat ini mungkin (KBM) diliburkan dulu karena kondisi belum memungkinkan, kalau dipulangkan nggak, ada satu orang dijemput," imbuhnya.
Tujuh Santri Tewas
Gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 telah merenggut nyawa tujuh orang santri dan seorang Ustaz Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kampung Garogol RT 04/03, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Para santri dan seorang Ustaz tersebut ditemukan meninggal di bawah reruntuhan bangunan yang roboh akibat diguncang gempa.
Berdasarkan informasi yang didapat, saat terjadi gempa, santri dan Ustaz tersebut sedang mengaji di salah satu ruangan.
Baca juga: Rumahnya Rata Tanah, Setengah Tubuh Wanita Paruh Baya Terkubur Reruntuhan Akibat Gempa di Cianjur
Menurut seorang Pengurus Ponpes, Ejen mengatakan sebenarnya ada 15 orang santri yang tengah mengaji pada saat kejadian.
Namun tujuh santri dan seorang Ustaz tersebut terjebak puing bangunan yang roboh setelah diguncang gempa.
"Saat kejadian, di ruangan ada 15 orang yang tengah mengaji, namun delapan orang santri dan Ustad pimpinan Ponpes terjebak material bangunan," kata Ejen (56), dilansir Tribun Jabar, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Evakuasi Ibu Hamil Tertimbun Bangunan Pasca-Gempa Cianjur Masih Berlangsung, Korban Sudah Terlihat
Setelah hampir 24 jam para santri dan Ustaz tersebut terjebak dibawah puing bangunan, mereka akhirnya berhasil dievakuasi, tapi dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Baca juga: Gempa Cianjur Melanda saat 7 Santri dan Seorang Ustaz Mengaji, Kini Mereka Ditemukan Tak Bernyawa
Ejen menambahkan mereka dievakuasi oleh para relawan dan petugas gabungan dengan menggunakan peralatan evakuasi.
"Evakausi baru tadi siang bisa dilakukan, setelah relawan dan petugas gabungan berdatangan, membawa peralatan untuk mengevakuasi jenazah," imbuh Ejen.
Saat ini, sejumlah warga yang menjadi korban gempa di Kampung Garogol masih mengungsi di tenda darurat yang dibuat seadanya.
Sejumlah jenazah yang telah ditemukan pun masih berjajar di dekat posko pengungsian.
(Tribunnews.com/Tribun Jabar/M Rizal Jalaluddin)
*