Senin, 6 Oktober 2025

Oknum Guru di Sragen Perundung Siswi Soal Jilbab Minta Kasusnya Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Orangtua siswi bilang anaknya ketakutan dan gemetar karena dimarahi guru matematika karena tak kenakan jilbab dan telah melapor ke Polres Sragen

Editor: Eko Sutriyanto
freepik.com
ilustrasi perundungan - Tidak ingin berurusan dengan hukum, oknum guru yang merundung siswinya karena tidak mengenakan jilbab meminta kasusnya tidak dibawa ke ranah hukum. Oknum guru bernama Suwarno (54), oknum guru SMAN 1 Sumberlawang diduga merundung siswinya Z (15). 

Kejadian ini, Suwarno hanya mengingatkan kepada seluruh siswa dan siswinya untuk menjalankan syariat agama Islam.

"Saya sampaikan secara umum di kelas, supaya anak yang lain tahu, perintah memakai jilbab itu bukan karena berpakaian karena mode atau gaya-gayaan saja," ujarnya.

"Tapi, jilbab adalah perintah Allah yang tertuang dalam Al-quran surat Al Azhab ayat 59, itu perintah Allah bukan perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan keseganan sendiri dengan ikhlas, tidak dipaksa," pungkasnya.

Korban Sampai Gemetaran 

Dilansir dari Kompas.com, orangtua siswi, AG (47), tindakan guru itu mengarah ke perundungan, bahkan anaknya sampai ketakutan dan gemetar karena dimarahi guru matematika tersebut.

"Guru matematika itu, memarahi dia sudah cenderung ke arah bullying.

Pada dasarnya, pendidik edukasinya kan harusnya tatarannya objektif. Tapi ini sudah masukkan subjektivitas guru itu sendiri," kata AG, pada Kamis (10/11/2022).

Aksi bullying atau perundungan itu, kata AG, dilakukan selama jam pelajaran atau lebih kurang dua jam di dalam kelas. 

Ketakutan Tak hanya itu, guru tersebut melakukan hal itu di depan teman-teman kelas korban.

Suwarno, seorang guru matematika di SMAN 1 Sumberlawang, Sragen yang dianggap merundung siswinya yang tidak memakai jilbab, saat ditemui TribunSolo.com di sekolah, Kamis (10/11/2022).
Suwarno, seorang guru matematika di SMAN 1 Sumberlawang, Sragen yang dianggap merundung siswinya yang tidak memakai jilbab, saat ditemui TribunSolo.com di sekolah, Kamis (10/11/2022). (TribunSolo.com/Septiana Ayu L estari)

"Waktu pelajaran matematika selama dua jam penuh dimarahi. Sampai ketakutan, nangis, sampai ndredeg (gemetar ketakutan), kata-katanya itu berlebihan," ujarnya.

AG mengatakan, usai mengetahui hal itu, dirinya segera melapor ke Polres Sragen.

AG menyayangkan tindakan guru tersebut yang terkesan memaksakan pemahaman individu kepada anaknya.

"Karena masalah individu dengan Tuhannya tidak ada yang boleh mencapai. Itu wujud, toleransi ditanam seperti. Juga sekolah negeri, satu aturan berpakaian juga sudah diatur juga. Saya minta, saling support memastikan anak-anak kita mendapatkan perlakuan tidak perlu karena efeknya, multiplayer," katanya.

Polisi sedang mendalami kasus itu.

Namun demikian, Kasi Humas Polres Sragen IPTU Ari Pujiantoro mengatakan, pihaknya akan mengecek ada tidaknya pelaporan kasus tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved