Mas Sopili Sulap Eceng Gondok Jadi Pupuk hingga Biogas, Harapan Cerah Masyarakat Sobokerto
Eceng gondok ganggu ekosistem Waduk Cengklik, Pertamina melalui program CSR-nya membina dan mendukung warga untuk mengolahnya jadi 3 produk berguna
Tak berselang lama, Pokmas merapat dan membentuk basecamp untuk digunakan sebagai pengolahan eceng gondok.
Melalui sejumlah percobaan, awal Oktober produk pupuk organik olahan dari Pokmas akhirnya digunakan untuk kebun bayam milik Pitoyo.
Ia pun membeberkan cara dan bahan yang digunakan untuk mengolah eceng gondok.
Untuk membuat pupuk 50kg, ia menyiapkan sekitar 100kg eceng gondok yang sudah dicacah. Kemudian dicampur dengan cairan MP4, kotoran hewan 30kg, tetesan tebu menjadi satu olahan untuk kemudian difermentasi selama 21 hari dengan catatan diaduk selama sepekan.
“Terbukti, hasilnya memuaskan. Kebun bayam dan kangkung saya tanpa rabuk dari pabrikan pakai pupuk olahan eceng gondok bisa lebih lebat, lebih berat, lebih subur,” kata dia.
Pria berusia 47 tahun ini bahkan menyebut waktu panennya lebih cepat dibanding pupuk pabrikan. “Panennya lebih cepat, saya tanam 1 Oktober panen 23 Oktober. Lebih cepat seminggu,” imbuh dia.
Sementara warga lainnya, Erna, mengaku telah memanfaatkan olahan eceng gondok berupa biogas untuk keperluan memasak.
Tak berbeda jauh dari mengolah eceng gondok menjadi pupuk, pembuatan biogas dilakukan juga dengan menyertakan eceng gondok tanpa akarnya.
“Olahannya didiamkan di dalam drum selama 21 hari, nanti gas akan mengalir otomatis ke ban melalui selang dan telah terhubung ke kompor gas. Warga bisa menggunakan ban berisi biogas ini untuk selanjutnya jadi bahan bakar memasak di rumah,” ucapnya.
Berharap Banyak dan Meluas ke Seluruh Desa
Produk olahan eceng gondok yang sudah dirasakan warga Dukuh Turibang ini diharapkan dapat dirasakan warga seluruh desa.
Lurah Sobokerto, Surahmin, pun memiliki harapan lebih agar karya warganya meluas menjadi bisnis usaha.
Kelurahan pun mendukung segala upaya untuk pengolahan eceng gondok yang mengganggu kegiatan warga.
“Kami terus memantau, mendukung dan hadir di tengah-tengah mereka, memperjuangkan agar kegiatan ini terus berjalan bahkan lebih luas dan menjadi keuntungan bagi mereka sendiri sebagai pelakunya,” ucap dia.
“Ini baru dimanfaatkan warga sekampung sudah sangat bagus, besok-besok kami harap bisa dimanfaatkan warga satu desa, bahkan meluas ke kecamatan dan seterusnya,” bebernya.