GoFood jadi Senjata Para Ibu Jaga Eksistensi Bisnis Kuliner Rumahan di Tengah Gempuran Pandemi
Inilah cerita para ibu rumah tangga yang kuat bertahan menjalankan bisnis rumahan mereka di tengah pandemi covid-19, dibantu layanan GoFood.
Cerita para ibu tangguh, pertahankan bisnis rumahan dengan memanfaatkan layanan GoFood. Berangkat dari nol hingga UMKM tetap eksis walau dihantam pandemi Covid-19.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - "Jangan putus asa, tekun dan berani ambil risiko," ujar Yenni (50), selaku owner usaha kuliner Sumpit Mie, kepada Tribunnews.com, Minggu (30/10/2022).
Sumpit Mie menjadi satu di antara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tetap bertahan saat pandemi Covid-19 menyerang.
Produk kuliner ini semakin eksis di pasaran Soloraya, terbantu lewat penjualan online GoFood.
Bersama sang suami, Subiyanto (54), Yenni membuka usaha rumahan di kawasan padat penduduk, di Perumahan Graha Mandiri, Jalan Mangesti Raya, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berbekal pengalaman serta tekadnya untuk mengubah nasib, dirinya memutuskan untuk merintis bisnis kuliner tersebut dari nol.
Sumpit Mie dibangun sejak tahun 2015, berangkat dari ide masakan rumahan yakni mie Bandung.
Dan awalnya bukan di Soloraya, namun Sumpit Mie berangkat dari Kecamatan Tayu, Jawa Tengah.
"Awal kami buka di Kecamatan Tayu, karena suka memasak olahan mie, khususnya mie Bandung, terus banyak yang suka, hingga akhirnya berani buka warung mie kecil-kecilan saat itu," ujar Yenni.
Varian mie Bandung disajikan, ada Mie Jamur, Mie Original, Mie Bakso, Mie Pangsit Goreng/Rebus, Mie Keju Mozarella, hingga Mie Lombok Ijo.
Lantas Yenni dan sang suami mencoba pasar yang lebih luas lagi dari Kecamatan Tayu, dengan menyewa sebuah ruko di Kabupaten Pati.
Pelanggannya pun semakin banyak di Pati, banyak konsumen 'jatuh cinta' dengan olahan mie mereka.

Hal ini lantaran mereka menjaga kualitas produk kuliner mereka, bukan hanya mengolah mie dengan resep keluarga saja, Yenni dan Subiyanto juga memproduksi mie -nya sendiri.
Baca juga: Asa Meraih Cita Tak Pernah Sirna, Ipul Bisa Kuliah dan Hidupi Sang Ayah dari Hasil Narik di Gojek
"Sehingga kualitas serta rasa terjaga, tanpa pengawet dan pewarna," lanjutnya.
Pada tahun 2019 mereka memutuskan untuk pindah ke Solo, dan langsung menjajal pasar di Kota Bengawan tersebut.
Sebagai pendatang di Soloraya tentu berhadapan dengan tantangan untuk memperluas pangsa pasar.
Inovasi pemasaran pun diarungi, termasuk penjualan online dengan memanfaatkan layanan GoFood.
"Waktu itu kami kontrak rumah di Setabelan, dan akhirnya mendaftar untuk menjadi merchant GoFood, saat itu prosesnya cepat sekali, 1 minggu sudah langsung bisa on," ujar Yenni.
Produk Sumpit Mie semakin kompetitif di Kota Bengawan, pun dengan harga ditawarkan yang terjangaku, mulai Rp13 ribu hingga Rp20 ribu.
Lantas pada 2020, Yenni dan keluarga kembali pindah, dari Kota Solo ke Kabupaten Sukoharjo, yang saat ini menjadi tempat tinggal sekaligus tempat usaha mereka, saat itu bersamaan dengan virus covid-19 yang mulai menyerang Indonesia.
Omzet Sumpit Mie pun sempat turun drastis, 50 persen lebih, digempur Pandemi Covid-19.
Walaupun terpuruk, Yenni dan Subiyanto tidak 'gulung tikar' menutup Sumpit Mie.
"Kami tetap jualan, dan mempertahankan kualitas, hingga akhirnya bangkit lagi di 2021, pas Pandemi Covid-19 baru kencang itu, penjualan kami full online lewat GoFood, dan ramai sekali," tutur Yenni.
"Pandemi memang membuat kami seolah berangkat dari nol lagi, cari pasar lagi, bikin strategi penjualan lagi, namun hal itu harus dihadapi, dan akhirnya usaha akan tetap terus eksis" pungkasnya.
Hasilkan Rupiah dari Rumah

Baca juga: Semangat Mitra Gojek, Berawal dari Pekerjaan Sampingan, Kini Jadi Penopang Ekonomi Keluarga
Senada dengan Yenni, ibu rumah tangga lainnya, Puspita Arum (40) juga mandiri membuat produk kulinernya bernama Pukis Hits.
Berawal dari hobi hingga menghasilkan rupiah, hal itu yang mendasari seorang Arum, sapaan karibnya, menghadirkan usaha kuliner tersebut.
"Saya itu suka jajan, dan hobi saya memasak, jadi saya mencoba untuk mengarahkan kesenangan saya tersebut agar bisa menghasilkan uang," ujarnya kepada Tribunnews, Senin (31/10/2022).
Pukis Hits, jajanan kuliner yang berdiri sejak 2018 ini menyajikan varian pukis hingga olahan pisang.
Ada Pukis Lumer dengan aneka topping, di antaranya cokelat, vanila, tiramisu, hingga korean matcha.
Ada juga varian pukis full cokelat dan oreo.
Arum juga membuat inovasi yakni puffle, pukis yang disajikan dalam bentuk waffle.
Tidak hanya itu, Pukis Hits juga menyediakan varian olahan pisang, ada pisang goreng aneka topping hingga pisang bakar.
Untuk harga pun termasuk terjangkau, varian pukis mulai Rp19 ribu, dan pisang Rp16 ribu.
Arum mengakui, lewat penjualan GoFood banyak berpengaruh terhadap eksistensi produknya.
Bahkan tanpa adanya voucher diskon, pesanan di Pukis Hits tetap ramai.
"Karena kalau pengguna GoFood itu mereka kebanyakan tidak peduli promo ataupun diskon, karena memang mereka tujuannya mau jajan," ujar Arum.
Banyak kustomer Pukis Hits yang berasal dari luar Solo bahkan, misalnya tamu hotel, ataupun wisatawan yang berkunjung ke Solo.
Mereka menganggap Pukis Hits sebagai oleh-oleh dari Solo.
Sementara penjualan lewat platform digital GoFood juga banyak mempengaruhi omzet Arum.
Normalnya, untuk omzet satu hari sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta, kalkulasi 1 bulan kurang lebih Rp25 juta yang didapat Arum, dengan bekerja dari rumah.
"Memang dulu saat parah-parahnya virus corona menyeruak sempat omzet turun drastis bahkan hingga 50 persen lebih, tidak hanya itu saya juga melakukan pengurangan karyawan," lanjutnya.
"Namun yang penting kita harus istiqomah, kita harus tetap buka, istilahnya harus standby dengan produk kita, harus sebisa mungkin apa yang orang cari kita menyediakan," tutupnya.
Bantu Keuangan Keluarga

Seorang ibu rumah tangga lainnya, bernama Lia (46) juga menggeluti bisnis kuliner rumahan, dan tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Dirinya mengembangkan kedai bernama Sae Food di kawasan Mayang, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang menjajakan varian makanan fusion hingga frozen food.
Dirinya memulai bisnis bernama Sae Food tersebut tiga tahun lalu, pada 2018.
Baca juga: Gojek Kolaborasi dengan KAI Ajak Pengguna Berwisata Pakai Transportasi Publik
“Dulu saya pekerja kantoran, tapi karena sudah bersuami dan memiliki anak, saya stop pekerjaan saya, agar bisa maksimal mengurus rumah, "ujarnya kepada Tribunnews.
Hingga akhirnya waktu bergulir, dinamika kehidupan, ibu dua anak tersebut memutuskan untuk merintis usaha kuliner.
Dengan harga yang tergolong terjangkau dirinya menyediakan aneka makanan harga mulai Rp 5.000 hingga paling mahal hanya Rp26 ribu.
Di antaranya ada Rice Bowl Chicken Katsu, Nasi Ayam Geprek, Nasi Babat Gongso, Paket Nasi Telur, aneka steak hotplate, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu aneka snack juga dijajakannya, termasuk siomay, tahu bakso, sosis, dan lainnya, pun aneka minuman.
"Hingga akhirnya saya daftarkan usaha kuliner saya ke GoFood, efektif sekali, saat itu cepet banget prosesnya hanya 1 minggu, pun saya daftar lewat online dibantu suami," ungkapnya.
Tak dipungkirinya, teknologi pemasaran secara online dapat memperluas jangkauan pasarnya.
Awalnya hanya kisaran Sukoharjo, namun kini merangkup hingga Soloraya.
"Saya kan pakai GoBiz, aplikasi ini bisa bantu para mitra UMKM seperti saya untuk menaikkan skala bisnis, terlebih di saat-saat pandemi Covid-19 ini," ujarnya.
Menurutnya GoBiz ini bisa membuat efisiensi operasional dengan beberapa fiturnya.
Layanan GoBiz juga, bagi Lia, tidak memberatkannya, istilahnya "bagi orang gaptek sekalipun mudah dipelajari" kata Lia.
Hingga kini kemandirian Lia bersama Sae Food, tentunya dengan dukungan keluarga, juga sistem penjualan online lewat GoFood membuahkan hasil.
Karena pasar semakin luas, beberapa pesanan pun diterima, baik untuk ulang tahun, pengajian, Jumat berbagi, hingga banyak acara lainnya.
Permintaan frozen food juga 300 porsi makanan dikalkukasi dapat dijualnya.
"Untuk omzet sebulan sekira Rp8 juta, bisa untuk membantu keuangan keluarga kami," imbuhnya.
Bantu UMKM Naik Kelas
Baca juga: Tingkatkan Pengalaman Kuliner, GoFood Hadirkan Teknologi Robot Otomatis
Perkembangan industri kuliner di Indonesia memang terbantu dengan adanya platform digital online GoFood.
Hal tersebut dikatakan oleh Retno Tanding Suryandari, pakar ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), kepada Tribunnews.com, Senin (31/10/2022).
Menurut Retno, revolusi digital menjadi paradigma baru di bidang ekonomi dan keuangan, sehingga, UMKM harus mampu mengikuti perkembangannya.
"Platform digital GoFood misalnya, memberikan akses pasar yang lebih luas pada UMKM kuliner," ujarnya.
Yang kedua, GoFood sendiri membantu UMKM mengembangkan produk kulinernya dengan minim modal.
UMKM pemula tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk tempat usaha, mereka dapat melakukanya dari rumah, sehingga akah lebih efektif.
Pun mereka pelaku UMKM juga dapat membuka peluang lapangan kerja.
Dan tujuan besarnya, GoFood, lanjut Retno, dapat membantu UMKM kuliner naik kelas.
"Yang terpenting platform digital ini kalau bisa jangan membuat UMKM bersaing pada harga tapi bagaimana mereka membuat produknya tetap baik dari sisi kualitas dari sisi desainnya dan lain-lain," kata Retno.
Karena apabila UMKM akan berfokus pada persaingan harga belaka justru akan melupakan dari sisi kualitas produk.
Gojek Gelar Kelas Bincang Biznis untuk UMKM

Bicara soal kualitas, Gojek Indonesia juga memiliki fokus untuk ikut serta mengembangkan produk UMKM lokal.
Termasuk dengan diselenggarakannya Bincang Biznis di Solo pada Sabtu, 29 Oktober 2022 lalu.
Bincang Biznis merupakan program edukasi terbaru yang digelar Gojek.
Program ini digelar dengan tujuan mendukung ketahanan UMKM kuliner setempat terhadap berbagai tantangan termasuk tantangan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Riset: GoFood Leading di Bisnis Layanan Pesan Antar Makanan Online
Seperti diketahui sekitar 80 persen UMKM yang telah bergabung di ekosistem digital memiliki resiliensi (kemampuan untuk bangkit dan pulih) lebih baik di tengah pandemi Covid-19, berdasarkan studi dari Bank Dunia
Data tersebut sekaligus menunjukkan peluang bagi UMKM yang telah go digital untuk terus tumbuh
secara kuat dan berkelanjutan.
Gojek sendiri secara konsisten menghadirkan berbagai program edukasi terbuka bagi UMKM yang telah go digital agar daya tahan dan resiliensi tetap terjaga bahkan meningkat.
“Kami memahami bahwa transformasi digital bagi UMKM juga perlu disertai peningkatan literasi digital dan keuangan, serta pengetahuan akan produk digital itu sendiri. Oleh karena itu, pada kelas Bincang Biznis di Solo ini, para pelaku UMKM kuliner tidak hanya mendapat pelatihan seputar topik bisnis yang menarik dan relevan, namun juga mengenal lebih jauh GoBiz sebagai satu aplikasi digital yang memudahkan operasional bisnis UMKM dengan beragam solusi bisnis online yang mampu menjangkau jutaan pengguna Gojek dan Tokopedia," ujar Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial, Bayu Ramadhan, menurut rilis yang diterima Tribunnews.com.
Bertahan di Tengah Pandemi
Head of Regional Corporate Affairs GoJek Regional Jawa Tengah dan Jawa Barat, Mulawarman, menerangkan memang hampir 96 persen mitra merchant GoFood adalah pelaku kuliner yang memulai usahanya dari bisnis kecil dan rumahan.
Lewat layanan GoBiz dari GoFood, mereka tidak butuh modal besar untuk membuka toko.
Mereka para pelaku UMKM dapat melihat performa bisnis mereka setiap saat.
"Mereka dapat melihat diskon atau promo harga yang mereka terapkan seperti apa efeknya di pasar, efektif atau tidak, hingga mereka dapat melakukan evaluasi," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (31/10/2022).
Mulawarman juga mengatakan di GoFood sendiri, sebanyak 43 persen UMKM yang bergabung menjadi mitra usaha merupakan pengusaha pemula.
Dan kini sebanyak 250 ribu kuliner baru go-online di GoFood pada masa pandemi 2020.
Lanjut Mulawarman, GoFood meningkatkan pendapatan rata-rata merchant hingga berlaku-kali lipat.
"Maka dari itu lewat GoFood mereka dapat berperan aktif mengembangkan UMKM miliknya untuk go-online dan bertahan di tengah masa pandemi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)