Kamis, 2 Oktober 2025

POPULER REGIONAL: Kasus Ibu Bunuh Anak di Sragen | Anggota DPRD Bantul Jadi Tersangka Penipuan CPNS

Berita populer regional mulai kasus ibu bunuh anak kandung di Kabupaten Sragen hingga anggota DPRD Bantul jadi tersangka kasus penipuan tes CPNS.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
TKP kasus pembunuhan - Berikut berita populer regional mulai ibu bunuh anak di Sragen hingga anggota DPRD jadi tersangka kasus penipuan CPNS. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai kasus ibu bunuh anak kandung di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Diketahui pelakunya seorang wanita 64 tahun berinisial W sementara korbannya, S (46).

Pelaku membunuh anaknya karena malu dan kecewa pelaku sering mencuri.

Kemudian ada oknum polisi berkomentar negatif terkait tragedi Stadion Kanjuruhan.

Oknum tersebut merupakan anggota Polsek Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ia berkomentar miring menggunakan akun Twitter resmi Polsek Srandakan.

Baca juga: POPULER Internasional: Jasad Tentara Rusia Tergeletak di Jalan | Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal

Berita populer terakhir ada anggota DPRD Bantul jadi tersangka kasus penipuan.

Oknum berinisial ESJ (37) menipu 3 orang warga dengan modus meloloskan saat tes CPNS.

Akibat ulah ESJ, korban menderita kerugian mencapai Rp265 juta

Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir selengkapnya:

1. Kasus Ibu Bunuh Anak di Sragen: Korban Sering Mencuri, Pelaku Ajak Ketua RT Buang Jenazah ke Sungai

Olah TKP Aksi pembunuhan anak oleh ibu kandungnya terjadi di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Olah TKP Aksi pembunuhan anak oleh ibu kandungnya terjadi di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. (Dok.Polres Sragen)

W (64), warga Sragen, Jawa Tengah, mengajak ketua RT setempat agar ikut membuang jenazah anaknya ke sungai.

W membunuh sendiri anaknya, S (46) karena sering mencuri. Jenazah S telah dibungkus S pakai tikar.

Diktutip dari Tribun Solo, korban dan pelaku tinggal di rumah yang sama.

Ketua RT setempat, Suwarno menceritakan dirinya mengetahui kejadian ibu bunuh anak itu setelah dipanggil keluarga mengecek apakah korban sudah meninggal atau belum.

"Saya di rumah, dipanggil sama saudaranya itu, intinya S dikepruk sama ibunya, saya disuruh memeriksa, sudah meninggal atau masih hidup," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (4/10/2022).

Menurut Suwarno, jenazah korban sudah dibungkus tikar oleh ibunya.

Bahkan, menurut Suwarno, W meminta kepadanya agar membuang jasad anak ke aliran Sungai Mungkung yang tak jauh dari rumahnya.

"Saya kesana sudah dibungkus tikar oleh ibunya, (jasad) mau dibuang ke sungai, saya datang, dipeluk sama ibunya, diajak buang ke sungai, saya tidak mau," jelasnya.

Ia menuturkan jika kondisi jenazah luka parah di bagian kepala, karena benturan dengan bongkahan batu cor.

"Pertama itu dipukul pakai cangkul, sampai patah jadi dua atau tiga, setelah itu ditimpali cor-coran, beratnya sampai 5 kilogram ada," tambahnya.

Baca selengkapnya.

2. VIRAL Polisi Berkomentar Negatif Terkait Tragedi Kanjuruhan Pakai Akun Polsek, Mengaku Tak Sadar

(Kiri) Ilustrasi polisi dan (Kanan) Tangkap layar akun Twitter @polseksrandakan. Oknum polisi anggota Polsek Srandakan ketahuan berkomentar negatif terkait tragedi Kanjuruhan memakai akun Polsek.
(Kiri) Ilustrasi polisi dan (Kanan) Tangkap layar akun Twitter @polseksrandakan. Oknum polisi anggota Polsek Srandakan ketahuan berkomentar negatif terkait tragedi Kanjuruhan memakai akun Polsek. (Kolase Tribunnews.com: Ilustrasi Grafis/Tribun-Video.com dan Twitter.com/polseksrandakan)

Oknum polisi ketahuan memberikan komentar negatif terkait tragedi Kanjuruhan datang dari wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Polisi tersebut tercatat sebagai anggota Polsek Srandakan.

Dia menggunakan akun @polseksrandakan memberikan komentar negatif di media sosial Twitter.

Kejadian ini kemudian menjadi bahan perbincangan warganet dan viral.

Sempat ada dugaan akun Twitter @polseksrandakan diretas. Fakta baru terungkap setelah Polda DIY melakukan pendalaman.

Berikut kelengkapan informasi oknum polisi ketahuan berkomentar negatif terkait Tragedi Kanjuruhan dihimpun dari TribunJogja.com dan Kompas.com, Selasa (4/10/2022):

Viral di Twitter

Kejadian bermula saat akun @txtdrberseragam membagikan tangkap layar pada Minggu (2/10/2022) lalu.

Screenshot tersebut berisi cuitan dari akun @polseksrandakan yang membalas cuitan dua pengguna akun lain, yakni @akmalmarhali dan @f12xos.

Kedua akun ini masing-masing membagikan video kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabut (1/10/2022) malam.

Baca selengkapnya.

3. Anggota DPRD Bantul Tipu 3 Warga hingga Rugi Rp265 Juta, Modus Diloloskan CPNS, Uang untuk Foya-foya

Tersangka ESJ saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda DIY. ESJ telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan dengan menjanjika para korban bisa diterima PNS/P3K Kabupaten Bantul. ESJ merupakan anggota DPRD Kabupaten Bantul.
Tersangka ESJ saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda DIY. ESJ telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan dengan menjanjika para korban bisa diterima PNS/P3K Kabupaten Bantul. ESJ merupakan anggota DPRD Kabupaten Bantul. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Oknum anggota DPRD Bantul dilaporkan telah melakukan penipuan kepada warga hingga rugi jutaan rupiah.

Diketahui pelakunya berinisial ESJ (37). Sementara korbannya berjumlah 3 orang, termasuk kerabat dan mantan guru dari pelaku sendiri.

Adapun modus pelaku dengan menjanjikan dapat diloloskan CPNS dengan syarat memberikan sejumlah uang.

Akibat kejadian ini, total kerugian yang diderita korban mencapai Rp 265 juta.

Berikut fakta-fakta anggota DPRD Bantul tipu warga hingga rugi ratusan juta rupiah dihimpun dari Kompas.com dan TribunJogja.com, Selasa (4/10/2022):

Awal kasus

Kasus ini bermula pada tahun 2018, saat itu para korban menghubungi pelaku agar bisa membantu agar anaknya bisa diloloskan dalam seleksi CPNS.

Pelaku menyanggupi permintaan itu, namun dengan syarat masing-masing korban menyerahkan uang sebanyak Rp 250 juta.

Para korban lalu memberikan uang kepada pelaku secara bertahap.

Ada juga korban yang memberikan uang muka terlebih dahulu kepada pelaku.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved